Operasi Amandel, Kapan Diperlukan?

Radang amandel dapat kambuh berulang kali pada sebagian orang. Amandel yang membesar ini tentu menyulitkan penderitanya. Karena gejala yang ditimbulkan tidak hanya nyeri menelan. Bisa juga terjadi demam, sakit kepala, dan gangguan saat bernapas.

Umumnya, penanganan dilakukan dengan pemberian obat kumur tenggorok, antibiotik, antinyeri, antidemam, dan antiradang. Namun, untuk sebagian kasus yang sering kambuh, para dokter akan merekomendasikan penderita untuk melakukan operasi.

Ada empat kondisi yang akan membuat dokter menyarankan tindakan operasi, seperti:

• Pembengkakan amandel yang menyebabkan hambatan jalan napas, kesulitan menelan yang parah, gangguan tidur, atau komplikasi pada jantung dan paru-paru.
• Infeksi amandel yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.
• Radang amandel yang mengakibatkan kejang disertai demam.
• Radang amandel yang memerlukan tindakan biopsi, yakni tindakan untuk mengambil jaringan amandel dan menganalisanya dengan mikroskop.

Selain indikasi mutlak tersebut, ada beberapa indikasi relatif yang dapat juga digunakan sebagai pertimbangan:

• Mengalami radang amandel setidaknya tiga kali dalam 1 tahun dan tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan memadai.
• Bau mulut yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.
• Radang amandel kronik berulang akibat infeksi kuman Streptococcus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik.

Sebelum melakukan tindakan operasi, untung dan ruginya juga perlu diperhatikan. Faktor-faktor yang biasanya dipertimbangan dokter adalah usia, kelainan alergi atau imunologi, dan kelainan faktor pembekuan darah.

Bila Anda atau anggota keluarga mengalami radang amandel yang berulang, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis THT. Bila memang diperlukan, dokter tentu akan merekomendasikan untuk operasi. Dengan demikian, Anda bisa mengucakan selamat tinggal radang amandel.

[RS/ RH]