Kesehatan gigi dan mulut adalah aspek penting yang perlu selalu diperhatikan. Ini karena turut memengaruhi laju tumbuh kembang seorang anak. Sayangnya, hal tersebut sering luput dari perhatian orang tua, apalagi pada anak berkebutuhan khusus.
Padahal, anak berkebutuhan khusus lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Itu karena mereka memiliki kondisi fisik, intelektual, sosial dan emosional yang berbeda. Itulah yang membuat mereka perlu diperlakukan khusus agar bisa tetap bertumbuh dan berkembang layaknya anak yang normal.
Lakukan kunjungan ke dokter gigi
Faktanya, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan rekomendasi bagi setiap anak untuk melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi semenjak gigi pertama tumbuh. Hal ini perlu sangat diperhatikan, apalagi pada anak berkebutuhan khusus.
Pasalnya, kunjungan ke dokter gigi untuk yang pertama kali akan membantu proses evaluasi terhadap perkembangan gigi anak. Dokter pun bisa memberikan rekomendasi rutinitas perawatan gigi harian yang paling tepat untuk kondisi masing-masing anak, termasuk pada mereka yang berkebutuhan khusus.
Selain itu, melalui kunjungan pertama, dokter gigi juga bisa menentukan perlu/tidaknya fluoride varnish pada anak berkebutuhan khusus. Tindakan dini perlu dipertimbangkan matang-matang, agar nantinya anak tersebut bisa terhindar dari masalah gigi dan mulut lantaran mengalami akses terbatas terhadap perawatannya.
Jika orang tua abai akan pentingnya hal-hal tersebut, kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus bisa sangat terancam. Hal ini karena anak berkebutuhan khusus cenderung mengalami berbagai masalah, termasuk gangguan fungsi saliva, kesulitan mengunyah, tidak mampu membersihkan gigi secara mandiri, dan lainnya.
Anak berkebutuhan khusus menyukai makanan manis
Ancaman bisa makin besar karena anak berkebutuhan khusus juga cenderung mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan obat-obatan. Di mana, kedua hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya mulut menjadi kering (xerostomia).
Perlu Anda tahu, mulut kering dapat membuat keseimbangan bakteri di mulut mengalami gangguan. Bakteri akan terus bertambah banyak dan menghasilkan zat asam dengan kadar berlebih. Apabila gigi terpapar oleh zat asam tersebut secara berulang, terjadinya karies atau gigi berlubang tidak bisa dihindari lagi.
Tidak hanya itu, keseimbangan bakteri yang terganggu akibat mulut kering juga bisa menyebabkan pembentukan plak yang mengakibatkan peradangan pada jaringan gusi. Kondisi ini bisa menyebabkan gingivitis dengan keluhan utama gusi bengkak.
Jika sudah mencapai tahap tersebut tetapi plak tidak juga dibersihkan dengan cara yang tepat, pembentukan karang gigi tidak bisa dihindari lagi. Karang gigi bisa menyebabkan iritasi pada jaringan gusi (periodontitis) yang membuat hilangnya perlekatan antara gigi dan gusi serta tulang pendukung.
Hal ini bisa memicu penurunan gusi. Ini yang menyebabkan gigi sensitif dengan keluhan utama gigi ngilu. Pada tahap yang sangat parah, gusi turun yang mengalami luka bisa menjadi pintu masuk bakteri ke dalam aliran darah. Bila kasusnya seperti ini, komplikasi gawat yang bahkan bisa mengancam nyawa mungkin saja terjadi.
Perhatikan kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus. Bagi Anda yang punya anak dengan kondisi demikian, jangan enggan untuk selalu memberikan dukungan penuh agar ia tetap bisa memiliki tumbuh kembang yang optimal. Jika terkendala, jangan sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut pada dokter.
(NB/AYU)