Sakit gigi bisa membuat penderitanya tidak nyaman. Untuk menghilangkan rasa sakit, segala jenis obat biasa dikonsumsi. Tak jarang, cara-cara yang tidak terbukti secara ilmiah pun dilakukan demi meredakan rasa nyeri yang kadang tak tertahankan.
Normalnya, orang akan pergi ke dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan, pemberian obat, atau tindakan. Namun, bagi yang tidak ada waktu atau takut ke dokter gigi, mereka akan membeli obat sendiri di apotek, biasanya sebatas pereda nyeri.
Padahal sebagian besar sakit gigi disebabkan oleh bakteri, sehingga dibutuhkan antibiotik. Jika tidak segera menemui dokter dan mengonsumsi obat sesuai anjuran, rasa sakit hanya hilang sementara dan kembali muncul beberapa saat kemudian.
Lantas, apa penyebab sakit gigi berkepanjangan? Simak ulasannya berikut ini
1. Karies
Karies merupakan lubang pada gigi yang disebabkan bakteri. Proses terjadinya karies dimulai dari sisa makanan yang menempel pada gigi dan dihinggapi bakteri. Semakin lama, bakteri berkembang dan membuat lubang pada gigi.
Lubang gigi yang dangkal terkadang tidak dirasakan. Pun jika diketahui, banyak orang sengaja membiarkannya karena tidak merasakan sakit.
Ketika karies semakin meluas, bakteri juga menyebar semakin banyak. Pada saat itulah rasa sakit mulai dirasakan.
Banyak orang mencari obat sendiri ketika merasa sakit, lalu tidak melakukan perawatan apa pun ketika sudah sembuh. Tanpa perawatan, rasa sakit bisa kembali muncul karena bakteri masih melekat pada gigi.
Artikel Lainnya: Karies Gigi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
2. Abses
Penyebab sakit gigi tak kunjung sembuh bisa juga karena abses. Abses merupakan kondisi gusi meradang karena pertumbuhan bakteri tidak terkontrol.
Ketika mengalami abses, bisa dipastikan kondisi gigi tidak hanya terdapat karies, tetapi lubang gigi sudah meluas hingga saluran akar.
Abses memang bisa diobati dengan antinyeri dan antibiotik. Bahkan, ketika terjadi abses, dokter gigi tidak dapat melakukan perawatan selain pemberian obat. Baru ketika sudah sembuh, perawatan berikutnya dapat dilakukan.
Namun, tidak sedikit orang yang tidak kembali ke dokter gigi untuk melanjutkan perawatan. Hal ini bisa membuat kondisi semakin parah di kemudian hari.
3. Gingivitis
Selain berada di lubang gigi, bakteri juga menempel pada karang dan plak gigi. Peradangan ringan pada gusi disebut dengan gingivitis.
Gingivitis disebabkan karang gigi yang sudah melekat pada permukaan gigi. Gusi akan kemerahan, membulat, dan terlihat teksturnya licin. Pada beberapa orang, gusi akan berdarah saat menggosok gigi.
Solusi untuk mengatasi peradangan gusi sebenarnya cukup mudah. Kamu bisa rutin scaling, karang gigi dan plak akan hilang. Ketika sumber peradangan hilang, peradangan pun mereda.
Artikel Lainnya: Sakit Gigi Terasa Nyut-nyutan? Lakukan Ini!
4. Periodontitis
Penyebab sakit gigi berkepanjangan lainnya yaitu periodontitis. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang dengan usia lanjut.
Proses terjadinya periodontitis membutuhkan waktu yang lama dan diawali dengan gejala seperti gingivitis terlebih dahulu.
Periodontitis merupakan peradangan pada area sekitar akar gigi. Penyebabnya dari lingkungan di sekitar gigi, bukan dari dalam gigi.
Periodontitis membuat seseorang merasakan ngilu, utamanya ketika terkena rangsangan. Semakin parah kondisi periodontitis, membuat gigi semakin goyang karena sudah tidak didukung dengan baik oleh tulang rahang.
Lakukan pembersihan secara menyeluruh di area sekitar akar gigi sebagai perawatan yang terbaik.
5. Bruxism
Selain disebabkan oleh bakteri atau virus, penyebab sakit gigi lama sembuh juga bisa karena kebiasaan menggemeretakkan gigi ke atas dan ke bawah atau bruxism.
Gerakan ini terkadang terjadi tanpa kita sadari pada saat tidur. Gesekan antara gigi atas dan gigi bawah membuat permukaan yang bergesekan tersebut mengalami abrasi atau terkikis.
Ketika lapisan gigi kita terkikis, kamu akan semakin mudah merasakan ngilu.
6. Fraktur
Benturan yang melibatkan area tulang rahang atau bibir sangat berisiko terhadap fraktur atau retakan.
Retakan yang terjadi bisa besar hingga membuat tulang atau gigi patah, bisa juga sangat kecil. Namun, retakan sedikit sangat berpengaruh bagi kesehatan gigi.
Gigi yang retak dan melibatkan saluran akar harus dirawat. Jika tidak, suatu saat gigi tersebut bisa bermasalah, bahkan mengakibatkan kematian gigi dan peradangan.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Sakit Gigi yang Mudah dan Ampuh
7. Impaksi
Gigi yang tertanam bisa menimbulkan beberapa masalah. Ketika gigi tersebut mulai tumbuh, masalah pertama dimulai. Gerakan gigi menembus gusi membuatmu merasakan sakit.
Masalah berikutnya saat proses pertumbuhan terjadi, akan sangat mudah sisa makanan masuk dan berkumpul di celah gigi dan gusi. Kondisi itu menjadi penyebab peradangan yang memicu rasa sakit.
Selain menunggu proses pertumbuhan selesai, harus dilihat bagaimana posisi tumbuhnya gigi tersebut. Jika posisi gigi tidak normal, sebaiknya dilakukan perawatan pengambilan gigi. Apabila gigi tidak diambil, dikhawatirkan akan muncul komplikasi yang semakin banyak.
8. Penyakit Sistemik
Hipertensi dan diabetes menjadi penyakit sistemik yang sangat memengaruhi kondisi rongga mulut.
Diabetes terutama, karena pengaruh obat dan juga perubahan fisiolosi pada tubuh, membuat rongga mulut menjadi lebih kering. Produksi saliva berkurang membuat rongga mulut kering dan mudah kotor. Ketika rongga mulut kotor, otomatis penyakit semakin mudah datang.
Hipertensi memberikan pengaruh lebih banyak pada tindakan yang membutuhkan bedah atau berisiko mengeluarkan darah. Orang dengan penyakit sistemik sebaiknya berkonsultasi dan lakukan saran dokter.
Kebersihan rongga mulut juga harus semakin dijaga untuk mencegah keparahan.
Artikel Lainnya: Waspadai Ketika Sakit Gigi Spontan dan Berdenyut
Jika kamu merasakan sakit gigi berkepanjangan dan telah lama menahan rasa nyeri, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter gigi.
Jangan lupa #JagaSehatmu dengan rutin menggosok gigi dua kali sehari, membersihkan sisa makanan yang mungkin masih tersisa di sela-sela gigi, dan melakukan perawatan scaling.
Untuk berkonsultasi dengan dokter lebih praktis, gunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter ya!
(DA/NM)
- J Pharm Bioallied Sci. Diakses 2022. Impacted canines: Etiology, diagnosis, and orthodontic management.
- Journal of the American Dental Association. Diakes 2022. How treating the patient with diabetes can enhance your practice: recommendations for practice management.
- J Periodontol. Diakes 2022. Type 1 diabetes mellitus and oral health: assessment of periodontal disease.