Gigi putih sempurna merupakan dambaan siapa saja karena kondisi gigi kinclong seperti ini bisa menunjang penampilan. Oleh karena itulah, tren memutihkan gigi atau bleaching saat ini menjadi salah satu perawatan yang cukup banyak diminati masyarakat. Sayangnya perawatan bleaching ternyata berisiko menyebabkan gigi sensitif.
Perubahan ekstrinsik dan interinsik
Yang perlu Anda ketahui, tidak semua perubahan warna yang terjadi pada gigi bisa dilakukan dengan pemutihan. Hanya perubahan warna yang bersifat ekstrinsik (faktor luar) saja yang dapat diputihkan secara maksimal.
Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi akibat kebiasaan buruk, seperti merokok, mengisap tembakau, serta menempelnya zat pewarna yang ada di dalam makanan atau minuman. Noda-noda tersebut hanya akan memengaruhi bagian luar gigi Anda.
Sementara itu, perubahan instrinsik berasal dari dalam gigi. Perubahan ini terjadi karena penggunaan obat antibiotik, trauma gigi, infeksi, atau penuaan (menipisnya lapisan enamel gigi). Untuk perubahan warna jenis ini, diperlukan perawatan lainnya agar gigi tampak putih dan efektif.
Prosedur pemutihan gigi sebenarnya dapat dilakukan sendiri di rumah maupun oleh dokter gigi di klinik. Ada banyak jenis produk pemutih gigi, seperti pasta gigi khusus pemutih, gel dan strip pemutih, hingga obat kumur.
Saat ini, produk-produk pemutih gigi sudah beredar di pasaran dan dijual dengan harga yang terjangkau. Akan tetapi, Anda harus hati-hati dalam memilih dan menggunakannya. Sebab, produk-produk tersebut belum tentu aman untuk digunakan dan bisa saja justru merusak kesehatan gigi.
Gigi sensitif karena memutihkan gigi
Biasanya, keluhan gigi terasa lebih sensitif muncul usai melakukan prosedur pemutihan gigi. Hal tersebut terjadi akibat penetrasi bahan pemutih hidrogen peroksida. Bahan ini merembes melalui lapisan enamel dan memperlihatkan saraf di dentin yang ada di bawahnya.
Tingkat sensitivitas gigi pada setiap orang umumnya berbeda, dapat terasa ringan maupun sedang. Kondisi ini akan meningkat saat terkena rangsangan panas, dingin, atau asam. Ini disebabkan oleh banyaknya kadar pemutih peroksida yang digunakan serta lamanya perawatan dan teknik yang digunakan.
Gigi sensitif umumnya terjadi pada saat perawatan dan dapat berlangsung beberapa hari setelahnya. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena efek samping ini dapat menghilang dalam beberapa hari.
Selain itu, iritasi pada gusi juga kerap terjadi setelah pemutihan gigi. Kondisi ini terjadi karena kontak pada gusi Anda dengan produk pemutih gigi. Keadaan ini umumnya juga akan hilang setelah beberapa hari.
Atasi gigi sensitif
Untuk mengatasi hadirnya gigi sensitif, hindari langsung mengonsumsi makanan atau minuman yang panas dan dingin setelah prosedur pemutihan. Pilihlah pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Pasta gigi ini mampu menekan ujung saraf gigi sehingga tidak terasa ngilu.
Pastikan juga Anda menggunakan bulu sikat yang lembut dan gosoklah gigi secara perlahan. Hal ini dapat mengurangi rasa ngilu yang muncul. Konsultasikan dengan dokter jika gigi sensitif tetap ada dan tak kunjung hilang.
Memutihkan gigi umumnya aman dilakukan, tapi perawatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi profesional. Meskipun pemutihan gigi dapat dilakukan di rumah, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar risiko terjadinya gigi sensitif dapat diminimalkan.
[HNS/ RVS]