Maloklusi merupakan istilah untuk gigi yang tumpang tindih atau tidak sejajar dengan semestinya. Bagi beberapa orang, maloklusi gigi dapat membuat rasa percaya diri berkurang dan mengganggu aktivitas.
Bagaimana kondisi ini terjadi? Simak penjelasan dokter soal maloklusi gigi.
Apa itu Maloklusi Gigi?
Maloklusi gigi dapat berupa gigi atas maupun bawah tidak sejajar, gigi tonggos, posisi gigi tidak wajar, maupun kelainan visual gigi lainnya.
Maloklusi menyebabkan tampilan gigi tidak rapi. Kondisi ini juga dapat menimbulkan masalah dalam mengunyah maupun menggigit makanan.
Selain itu, maloklusi dapat membuat mulut dan rahang terasa nyeri. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya sering menggigit pipi saat makan, bentuk wajah berubah, hingga mengalami kesulitan berbicara seperti cadel.
Artikel Lainnya: 10 Fakta Unik Gigi yang Perlu Anda Ketahui
Berdasarkan Very Well Health, maloklusi gigi sering terjadi karena faktor keturunan. Misalnya, ketika orangtua memiliki gigi terlalu besar maupun rahang terlalu sempit, anak juga berpeluang memiliki kondisi tersebut.
Meski begitu, kondisi kelainan gigi ini dapat pula dipengaruhi beragam faktor. Dokter gigi Wiena Manggala Putri mengatakan maloklusi gigi dapat terjadi karena jumlah gigi berlebih maupun adanya gigi yang berjejal.
“Penyebab maloklusi juga bisa karena kebiasaan-kebiasaan buruk, misalnya menggunakan dot terus-menerus hingga usia di atas 3 tahun dan mengisap jempol,” jelasnya.
Anak dengan gigi susu yang jarak antara satu gigi dan lainnya terlalu sempit, juga dapat berisiko tinggi mengalami maloklusi. Hal ini karena tidak ada cukup ruang bagi gigi permanen untuk tumbuh.
Selain itu, maloklusi gigi dapat terjadi karena:
- Pola gigitan yang tidak normal
- Kehilangan gigi (karena kecelakaan atau cedera)
- Gigi impaksi (gigi gagal tumbuh dan terjebak di dalam gusi)
- Gigi berbentuk tidak normal
- Penggunaan mahkota gigi, peralatan gigi, maupun kawat gigi tidak pas
- Peralatan gigi, retainer, atau kawat gigi
- Rahang tidak sejajar (karena kecelakaan atau cedera)
- Tumor mulut atau rahang
Jenis Maloklusi
Maloklusi sendiri ada beragam jenisnya. Beberapa yang berhasil diidentifikasi antara lain:
Artikel Lainnya: Wujudkan Gigi Cantik dan Indah dengan Perawatan Estetik Gigi
-
Maloklusi Kelas 1
Maloklusi kelas 1 merupakan kondisi ketika gigi tumpang tindih. Kondisi ini juga terjadi ketika jumlah gigi bawah lebih banyak dari seharusnya.
Meski begitu, penderita maloklusi kelas 1 masih dapat menggigit secara normal.
-
Maloklusi Kelas 2
Maloklusi kelas 2 juga sering disebut overbite. Kondisi ini terjadi ketika gigi dan rahang atas lebih maju ketimbang gigi depan bawah.
-
Maloklusi Kelas 3
Maloklusi kelas 3 disebut pula prognathism. Kondisi ini menurut drg. Wiena terjadi karena rahang bawah lebih maju dari rahang atas.
Cara Mengatasi Maloklusi Gigi
Dokter gigi Wiena mengatakan gigi pasien maloklusi bisa diperbaiki dan dirapikan.
“Asal rutin kontrol ke dokter gigi. Caranya bisa menggunakan kawat gigi, terus bisa juga ada beberapa gigi yang dicabut untuk mendapatkan ruang. Dalam kasus tertentu, bisa juga dengan operasi untuk memperbaiki rahang,” jelas drg. Wiena.
Untuk dapat melakukan perawatan maloklusi gigi, Anda dapat mengunjungi ortodontis. Seorang ortodontis adalah ahli gigi spesialis yang memperbaiki posisi gigi dan memastikan rahang sejajar dengan benar.
Ortodontis akan mempertimbangkan sejumlah faktor sebelum menentukan jenis perawatan yang tepat.
Faktor tersebut antara lain usia pasien, kesehatan secara keseluruhan, riwayat medis, dan tingkat keparahan maloklusi.
Selain itu, ortodontis juga akan mempertimbangkan toleransi pasien terhadap berbagai modalitas pengobatan (peralatan gigi), termasuk prosedur dan terapi.
Bila mengalami masalah gigi yang mengganggu aktivitas, jangan tunda pemeriksaan ke dokter gigi. Konsultasi awal bisa dilakukan lebih mudah lewat LiveChat. Anda bisa konsultasi dengan dokter gigi dan spesialis terkait lainnya.
(FR/AYU)