Gigi Mulut

Waktu yang Tepat untuk Mengganti Gigi Palsu

drg. Callista Argentina, 08 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seiring berjalannya waktu, akibat pemakaian sehari-hari gigi palsu bisa mengalami kerusakan. Kapankah waktu yang tepat untuk mengganti gigi palsu? Yuk, simak penjelasannya di sini.

Waktu yang Tepat untuk Mengganti Gigi Palsu

Saat kamu kehilangan satu atau beberapa gigi, penggunaan gigi palsu bisa menjadi solusinya. Namun, meski dibuat semirip mungkin dengan gigi asli, gigi palsu tetap dapat rusak. 

Oleh karena itu, jika saat pemakaian sudah tidak nyaman, mengganti gigi palsu harus segera dilakukan.

Hilangnya gigi dapat disebabkan oleh gigi yang rusak, masalah pada gusi, atau cedera. Akibatnya, otot-otot wajah bisa melorot atau turun sehingga membuatmu terlihat lebih tua.

Dengan menggunakan gigi palsu, selain bisa menggantikan gigi yang hilang, tentu akan mengembalikan senyum indahmu. Tampilan profil dan wajah kamu dapat diperbaiki sehingga akan meningkatkan kepercayaan diri. 

Selain itu, gigi palsu dapat membuat fungsi bicara dan pengunyahan berjalan lebih baik.

Kapan Gigi Palsu Harus Diganti?

Seiring berjalannya waktu, gigi palsu perlu diganti jika sudah longgar ataupun berubah warna. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi keausan pada gigi palsu dan perubahan pada wajah, gusi, serta tulang rahang yang berkaitan dengan usia. 

Lalu, berapa lama sebenarnya gigi palsu bisa bertahan? Pada sebagian besar kasus, gigi palsu dapat bertahan hingga 5 tahun atau lebih tergantung dari perawatannya.

Karena itu, tidak ada patokan waktu khusus kapan harus mengganti gigi palsu. Selama kondisinya masih baik, bersih dari plak gigi, tak menimbulkan keluhan, serta rutin dilakukan perawatan dan pembersihan, maka gigi palsu tidak perlu diganti.

Artikel Lainnya: Amankah Pasang Gigi Palsu Tanpa Cabut Akar Gigi?

Meski demikian, mengganti gigi palsu atau sekadar perbaikan sebaiknya dilakukan setiap 2-5 tahun sekali, tergantung kondisi dan pemakaian gigi palsu tersebut. 

Bila gigi palsu sudah terasa tidak nyaman atau longgar, maka bisa dilakukan rebasing atau relining setiap 2 tahun sekali. Jadi kamu tidak perlu mengganti gigi palsu secara keseluruhan. 

Jika gigi palsu retak hingga patah, juga bisa dilakukan rebasing atau penggantian plat. 

Menurut riset yang dipublikasikan oleh Sage Journal, JDR Clinical & Translational Research, penggantian gigi palsu secara langsung dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dari sisi perbaikan fungsi pengunyahan.

Gigi Palsu Tak Pernah Diganti, Apakah Berbahaya?

Gigi palsu terdapat dua jenis, yaitu lepasan dan permanen. Untuk yang lepasan biasanya terbuat dari akrilik, harga lebih murah, mudah dimodifikasi jika memerlukan penambahan gigi, namun mudah berubah warna dan bisa berbau bila pembersihannya tidak baik. 

Jika pembersihannya tidak baik, maka akan banyak plak, kuman, dan sisa makanan yang menempel pada gigi palsu tersebut. Hal ini bisa menimbulkan keradangan pada gusi dan langit-langit, sariawan, serta bau mulut

Sedangkan untuk gigi palsu permanen, warnanya bisa tahan lebih lama dan lebih kuat karena biasanya terbuat dari bahan metal (logam) porselen. Namun, harganya lebih mahal dan memerlukan pengasahan lebih banyak di gigi. 

Selain itu, jika dirawat dan dijaga kebersihannya, gigi penyangga bisa mengalami keropos dan pada akhirnya gigi palsu permanen perlu dibongkar dan dibuat ulang. 

Artikel Lainnya: Plus dan Minus Memakai Implan Gigi

Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mengganti Gigi Palsu

Tidak jarang pemakaian gigi palsu sering menemui kendala, baik saat awal pemasangan maupun setelah pemakaian bertahun-tahun. Kendala tersebut umumnya berasal dari desain, pembersihan, serta teknik pembuatan yang kurang baik.

Akibatnya, kesehatan rongga mulut dapat terganggu. Tak hanya mengakibatkan rasa tak puas, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup pasien.

Pada saat pemasangan pertama kali, umumnya pasien akan merasa rishi atau aneh karena terdapat benda asing dalam mulut. Namun, itu hal yang normal. Setelah pemakaian beberapa minggu, biasanya pasien akan mulai terbiasa. 

Salah satu hal yang harus diperhatikan saat mengganti gigi palsu adalah lakukan pada dokter gigi yang berkompeten atau dokter gigi spesialis prostodonsia. Sebab jika tidak dilakukan dengan orang yang tepat, masalah akan muncul di kemudian hari.

Ada beberapa masalah yang dapat timbul akibat pemasangan gigi palsu yang kurang baik, seperti:

  1. Timbulnya Sariawan

Gigi tiruan yang dipasang tidak oleh ahlinya akan menimbulkan sariawan di sekitar gigi palsu. Hal ini bisa disebabkan karena bagian gigi palsu yang terlalu menekan pada satu bagian gusi secara terus-menerus.

  1. Gigi Palsu Terasa Longgar dan Tidak Pas

Jika kondisi ini terjadi, maka gerakan mengunyah akan terganggu. Selain itu, saat sedang makan atau berbicara, gigi palsu dapat menimbulkan suara tambahan yang bisa mengganggu, bahkan terlepas.

  1. Sulit Mengucapkan Huruf Tertentu

Kondisi ini bisa timbul akibat bagian tepi gigi palsu akrilik yang terlalu lebar dan menutupi sebagian besar daerah langit-langit. Akibatnya, pasien sulit menyebutkan beberapa huruf, seperti “S”, “P”, “B”, “F” dan “V”.

  1. Pipi, Bibir, atau Lidah Jadi Sering Tergigit

Sering tergigit pada bagian pipi, bibir, atau lidah terjadi akibat penyusunan gigi palsu yang kurang baik pada saat pembuatan gigi di lab.

  1. Muncul Rasa Sakit atau Peradangan di Gusi Bagian Bawah

Rasa sakit bisa timbul akibat jarak vertikal gigi depan dari gigi palsu lebih besar dan tidak sesuai dengan jarak sebenarnya.

Itulah beberapa masalah yang dapat terjadi jika pemasangan gigi palsu tidak dilakukan oleh dokter gigi yang berkompeten. Selain itu, perhatikan juga kapan waktunya untuk mengganti gigi palsu kamu. 

Meski tidak ada waktu khusus dalam mengganti gigi palsu, tetapi pemeriksaan setiap 6 bulan sekali perlu dilakukan. 

Punya pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut? Chat dokter gigi via Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk #JagaSehatmu selalu!

[RS] 

gigi palsu
gigi tiruan
Gigi dan Mulut