HIV dan AIDS sering kali dianggap sebagai kondisi yang sama. Padahal, keduanya adalah diagnosis yang berbeda. HIV (human immunodeficiency virus) adalah penyakit yang menyerang imunitas tubuh.
Seseorang yang terkena infeksi dan mengalami gejala HIV akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kerentanan terhadap infeksi. Jika tidak ditangani dengan benar maka virus HIV ini adalah penyebab AIDS.
Infeksi HIV terjadi karena beberapa hal, antara lain tertular dari hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Infeksi ini menyerang sel limfosit T, yang berperan dalam menjaga tubuh manusia dari infeksi.
Artikel Lainnya: Kenali 4 Perbedaan HIV dan HIV Tipe 2
Limfosit T yang terserang akan mengalami penurunan jumlah dan mengakibatkan penurunan sistem imun. Pada akhirnya, pasien menjadi rentan terhadap berbagai penyakit.
Pada tahap akhir infeksi HIV, pasien akan masuk ke fase acquired immunodeficiency syndrome, atau dikenal dengan AIDS. Pada fase ini, pasien akan mengalami berbagai gejala AIDS dan infeksi yang dapat mengancam nyawa pasien.
Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengontrol gejala HIV agar tidak menjadi AIDS?
Deteksi Dini
Penyakit HIV pada tahap awal belum menunjukkan gejala. Pada tahap awal infeksi HIV, sistem imun penderitanya masih baik. Karena itu, deteksi dini diperlukan untuk mempertahankan sistem imun yang masih ada.
Jika Anda memiliki faktor risiko terkena infeksi HIV, periksakan diri Anda untuk mendeteksi apakah Anda terinfeksi HIV. Deteksi dini infeksi HIV memberikan peluang lebih baik untuk masa depan pasien.
Artikel Lainnya: Jenis-jenis Tes HIV yang Wajib Anda Tahu
Kontrol Rutin
Jika Anda sudah terdiagnosis HIV, jangan lupa untuk kontrol secara teratur ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan langsung. Dokter akan menilai apakah seorang penderita HIV memiliki gejala infeksi, seperti infeksi paru atau infeksi kulit. Ini diperlukan agar infeksi dapat terdeteksi dan segera ditangani dengan cepat.
Minum Obat Teratur
Minum obat pada penderita HIV sangatlah diperlukan. Salah satu kunci keselamatan pasien HIV adalah dengan minum obat secara teratur. Obat yang diminum secara teratur dapat menurunkan jumlah virus di dalam tubuh.
Obat yang tidak diminum secara teratur dapat menyebabkan jumlah virus meningkat di dalam tubuh. Selain itu, dapat pula mengakibatkan angka resistansi virus. Akibatnya, virus menjadi resistan terhadap obat dan sulit diobati.
Artikel Lainnya: Mengapa Perlu Pemeriksaan HIV untuk Dapatkan Sertifikat Pranikah?
Berpola Hidup Sehat
Jika Anda sudah terinfeksi virus HIV, Anda patut memelihara kebersihan diri. Jagalah kebersihan diri Anda untuk mencegah terinfeksi berbagai penyakit. Pastikan Anda hanya makan makanan yang bersih, bernutrisi, dan telah dimasak dengan matang.
Berolahraga secara teratur juga penting untuk menjaga stamina tubuh Anda. Selain itu, jangan lupa gunakan masker jika sedang bersama orang yang sedang sakit.
Hindari Perilaku Berisiko
Penderita HIV disarankan untuk menghindari berbagai pola hidup yang tidak sehat seperti, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan hubungan seks bebas tanpa pengaman. Berbagai perilaku tidak sehat ini dapat menambah daftar masalah baru pada penderita HIV.
Jadi, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah memburuknya gejala HIV menjadi AIDS. Kini, diagnosis HIV bukanlah vonis mutlak bahwa penderitanya akan hidup dalam kesakitan. Dengan tersedianya berbagai pengobatan HIV, angka harapan hidup menjadi lebih baik untuk penderita HIV.
[RS/ RVS]