Bisa dibilang, kanker merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia ini. Pasalnya, kemungkinan untuk sembuh 100 persen amat sedikit, terutama jika kanker itu terlambat dideteksi dan telanjur masuk ke stadium lanjut. Bahkan, tak jarang gejala, pengobatan yang melelahkan, hingga vonis usia yang tidak lama lagi, mematahkan semangat si penderita untuk berjuang dari ganasnya sel kanker.
Kalau sudah begitu, tentu pengobatan terbaik untuk kanker adalah dengan cara mencegahnya. Dilansir Reader’s Digest, ada 6 cara untuk mengurangi risiko terkena kanker di kemudian hari, yakni sebagai berikut.
1. Jangan terlalu sering mengonsumsi daging panggang/bakar
Berhati-hatilah dalam mengonsumsi daging panggang! Sebuah penelitian terbaru dari University of North Carolina menunjukkan, terlalu sering mengonsumsi daging yang dipanggang di atas bara api dapat meningkatkan risiko kematian pada para pasien kanker, khususnya kanker payudara.
Bahan kimia berbahaya yang disebut heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) dapat terproduksi saat daging dipanggang pada suhu tinggi. Senyawa tersebut akhirnya berubah menjadi agen yang berpotensi mencetuskan kanker pada kemudian hari.
Jadi, coba kurangi frekuensi makan makanan yang dipanggang/dibakar dari sekarang. Dan, apabila Anda tetap ingin menyalurkan hobi BBQ party Anda itu, setidaknya lakukanlah beberapa hal di bawah ini agar risiko terkena kanker bisa lebih kecil.
- Jangan memanggang terlalu lama. Pangkas waktu memanggang dengan cara merebus bahan makanan lebih dulu.
- Hindari memanggang daging yang sudah diolah, terutama sosis atau daging asap karena bisa meningkatkan reaksi kimia yang lebih berbahaya. Sebaiknya pilih ikan (daging yang lebih cepat masak ketimbang sapi atau ayam) untuk daging panggang.
- Bersihkan alat panggangan setelah dipakai untuk membuang karsinogenik yang tertinggal. Lagi pula, membiarkan alat panggangan kotor dan terus dipakai hanya akan memindahkan zat berbahaya itu ke makanan Anda.
2. Perbanyak brokoli dan hindari makanan kalengan
Senyawa sulforafan dalam brokoli dapat mencegah beberapa jenis kanker. Bahkan, ekstrak brokoli dapat mengaktifkan gen detoksifikasi dan mencegah kambuhnya kanker setelah penyembuhan (cancer recurrence). Jika Anda tidak menemukan ekstrak brokoli di sekitar Anda untuk dijadikan suplemen tambahan, olah saja brokoli menjadi berbagai resep masakan, seperti tumis brokoli, sup brokoli, dan lain sebagainya.
Sementara itu, hindari pula makanan yang dikemas dalam kaleng, seperti sarden, kornet, dan lain-lain. Penelitian terbaru dari Stanford menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi satu makanan kaleng setiap harinya memiliki konsentrasi BPA 24 persen lebih tinggi dalam urine mereka ketimbang orang-orang yang tidak makan makanan kaleng sama sekali.
Jika makanan yang dikalengkan itu bersifat asam, misalnya tomat (kerap kali digunakan sebagai bahan dasar pasta tomat), hal tersebut bisa meninggikan risiko terkena kanker pada kemudian hari. Maka, sebisa mungkin manfaatkan bahan makanan yang segar/mentah, ya!
3. Lakukan vaksinasi HPV
Vaksin merupakan bentuk pencegahan terbaik dari suatu penyakit. Jika Anda melakukan vaksinasi HPV misalnya, hal itu bisa menurunkan risiko terkena kanker serviks hingga 90 persen. Meski terbilang cukup mahal, vaksinasi HPV telah mampu menyelamatkan 200.000 nyawa secara global. Jadi, daripada uang Anda dipakai terus untuk hal-hal yang tak perlu, lebih baik sisihkan untuk mengambil vaksinasi HPV ini.
Vaksin HPV dapat diulang 3-5 tahun berikutnya. Karena angka kasus kanker leher rahim pada wanita di seluruh dunia cukup “menakutkan”, mencegahnya dengan vaksinasi HPV adalah hal yang lebih dari penting.
Itu dia tiga cara mudah untuk mengurangi risiko penyakit kanker pada kemudian hari. Cara pengobatan yang paling baik untuk setiap penyakit, termasuk kanker, adalah dengan mencegah. Ingatlah bahwa Anda memiliki kontrol terhadap hidup Anda lebih dari yang Anda bayangkan.
[RS/ RVS]