Melasma adalah kondisi kulit dengan pigmentasi berwarna cokelat muda hingga cokelat tua, yang biasanya muncul di wajah. Bagi beberapa orang, kondisi ini dapat sangat menganggu penampilan. Bahkan, tak sedikit pula yang menganggap bahwa melasma bisa memicu kanker kulit. Benarkah ini?
Mengenal melasma
Melasma lebih sering dialami orang yang memiliki warna kulit gelap. Ini karena penyebab utama melasma adalah produksi sel melanosit―sel yang memberi warna pada kulti―secara berlebihan. Pada orang yang memiliki kulit gelap, aktivitas sel melanosit lebih aktif sehingga kemungkinan terbentuknya melasma juga tinggi.
Sesuai dengan tipe persebaran di tubuh penderita, melasma dibagi menjadi tiga kategori:
- Centrofacial. Bintik-bintik melasma kategori ini timbul di dahi, pipi, hidung, bibir atas, dan dagu.
- Malar. Bintik-bintik berwarna cokelat muda hingga cokelat tua pada melasma kategori ini timbul pipi dan hidung.
- Mandibular. Keluhan bintik-bintik muncul di area rahang bawah.
Hingga saat ini penyebab utama melasma belum diketahui secara pasti. Peneliti menduga bahwa faktor genetik memiliki peranan yang cukup penting. Selain itu, peneliti juga menduga bahwa terbentuknya melasma berkaitan dengan:
-
Sinar matahari
Paparan sinar ultraviolet (UV) matahari dapat menstimulasi produksi melanosit. Pada mereka yang berkulit gelap, aktivitas melanosit menjadi lebih aktif sehingga lebih berisiko mengalami melasma.
-
Masalah hormonal
Hormonal yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya melasma, seperti saat kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, hormone replacement therapy, dan lain-lain.
-
Produk perawatan kulit
Beberapa produk perawatan kulit atau skin care dapat memicu, bahkan memperburuk kondisi melasma.
Melasma dan kanker kulit
Beberapa studi mengatakan bahwa bahwa melasma tidak berkaitan dengan terbentuknya sel tumor ataupun sel kanker pada kulit. Dengan kata lain, orang-orang yang mengalami melasma tidak pasti akan terkena kanker kulit di kemudian hari. Lagi pula, melasma itu sendiri tidak berbahaya ataupun mengancam nyawa. Kondisi ini hanya menganggu estetika, apalagi jika muncul di wajah.
Nah, bagi Anda yang kebetulan memiliki melasma dan merasa terganggu karenanya, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
-
Hindari paparan sinar ultraviolet
Hindari paparan sinar ultraviolet matahari dengan menggunakan pelindung, seperti topi, payung, kacamata hitam dan lainnya. Di samping itu, Anda juga sebaiknya rutin menggunakan sunscreen atau sunblock setiap hari, apalagi saat sering berada di luar ruangan. Sunscreen atau sunblock sangat baik untuk digunakan setiap 2–3 jam sekali.
-
Hindari obat-obatan hormonal
Pengggunaan obat-obatan yang berisi hormon sebaiknya dihindari atau dikonsultasikan dengan dokter telebih dahulu. Setelah dihentikan, kondisi melasma dapat membaik dengan sendirinya.
-
Obat oles
Prinsip pengobatan dengan obat oles adalah mencerahkan kulit. Dengan demikian, melasma akan berkurang dan menghilang dengan sendirinya. Obat pencerah wajah meliputi hyndroquinone, tretinoin, kortikosteroid, asam azelaic, ataupun kojic acid.
-
Tindakan medis
Jika obat oles masih belum mampu mengatasi melasma yang Anda alami, beberapa prosedur medis dapat dilakukan sebagai solusi terakhir. Prosedur ini meliputi chemical peeling, mikrodermabrasi, dermabrasi, perawatan laser, atau alat berbasis cahaya. Di bawah pengawasan dokter yang ahli, tindakan tersebut sangat mungkin untuk membantu Anda melenyapkan melasma.
Walaupun tidak berbahaya dan belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa melasma bisa memicu kanker kulit, kondisi ini tetap perlu diobati dengan baik. Jadi, jika Anda mengalami meslasma dan merasa terganggu dengannya, konsultasikan lebih lanjut pada dokter spesialis kulit agar keluhan bisa segera diatasi.
(NB/ RVS)