Beberapa wanita sangat suka untuk mengganti warna rambut mereka. Meski butuh perjuangan dalam prosesnya, mewarnai rambut bagi sebagian orang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Namun, berhati-hatilah, konon cat rambut bisa sebabkan kanker payudara! Cari tahu kebenarannya di sini.
Picu Kanker Payudara?
Menurut dr. M. Iqbal Ramadhan, pewarna rambut memang pernah mengandung bahan kimia yang bersifat karsinogenik pada hewan. Maka, sekitar tahun 1980-1982, semua komposisi pewarna rambut diformulasi ulang untuk menghilangkan kehadiran bahan kimia tersebut.
“Namun pada 2010, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menyimpulkan tidak ada cukup bukti untuk menentukan apakah penggunaan pewarna rambut mampu meningkatkan risiko kanker,” tutur dr. Iqbal.
Sementara itu, tinggi-rendahnya risiko gangguan kesehatan ini bergantung pada beberapa hal berikut.
-
Jenis Paparan
"Orang-orang yang bekerja dengan pewarna rambut, seperti penata rambut dan tukang cukur, memiliki lebih banyak paparan daripada orang yang mewarnai rambut mereka sendiri," ujar dr. Iqbal.
-
Frekuensi
Semakin sering mewarnai rambut, semakin besar pula tingkat paparan Anda terhadap bahan kimia di dalamnya.
Artikel Lainnya: Ibu Hamil Mewarnai Rambut, Boleh atau Tidak?
-
Warna
Anda harus tahu, bukan warna cerah yang bisa menyebabkan kanker. Sebaliknya, menurut dr. Iqbal, justru pewarna rambut dengan warna gelap, seperti hitam dan cokelat mengandung lebih banyak bahan kimia yang mungkin bersifat karsinogenik.
Di sisi lain, selama bertahun-tahun, sejumlah penelitian telah mengisyaratkan masalah potensial produk rambut terkait kanker. Beberapa studi bahkan sepakat bahwa produk rambut mengandung lebih dari 5.000 bahan kimia termasuk produk dengan sifat yang mengganggu masalah mutagenik dan endokrin.
Sementara itu, penelitian yang lebih lama menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu dalam pewarna rambut dapat menyebabkan tumor pada kelenjar susu tikus.
Pewarna Rambut Tetap Memiliki Resiko
Akan tetapi, baru-baru ini, penelitian yang berbasis di National Institute of Environmental Health Sciences mencoba melihat sesuatu yang baru terkait pewarna rambut dan kanker payudara.
Untuk menyelidiki, para peneliti mengambil data dari Sister Study. Data ini mencakup informasi dari 50.884 wanita berusia 35-74 tahun. Para ilmuwan mengikuti kondisi kesehatan para wanita selama rata-rata 8,3 tahun. Para peserta tidak memiliki riwayat pribadi kanker payudara, tapi punya saudara yang didiagnosis kanker payudara.
Sebagai bagian dari analisis mereka, para peneliti memperhitungkan berbagai variabel, termasuk usia, status menopause, status sosial ekonomi, dan riwayat reproduksi. Paling penting, mereka juga memiliki akses ke informasi tentang penggunaan produk perawatan rambut oleh para peserta.
Peneliti menemukan bahwa wanita yang menggunakan pewarna rambut secara teratur dalam 12 bulan sebelum mendaftar menjadi peserta dalam dalam penelitian ini, 9% lebih mungkin mengembangkan kanker payudara.
Para ilmuwan juga menemukan, wanita yang menggunakan produk pewarna rambut permanen setiap 5-8 minggu atau lebih memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Di antara wanita kulit putih, risikonya meningkat sebesar 8%. Adapun pada perempuan kulit hitam, risikonya meningkat hingga 60%.
Namun, para penulis penelitian tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kanker payudara dan penggunaan pewarna semi-permanen atau sementara. Di sisi lain, hasil penelitian ini masih membutuhkan penelitian lanjutan di masa depan.
Pewarna rambut dalam penelitian memang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Meski membutuhkan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan luas, tidak ada salahnya Anda lebih waspada. Sebaiknya, hindari rutin menggunakan pewarna rambut. Anda bisa menggunakan pewarna rambut alami yang lebih aman, seperti kemiri.
[HNS/AYU]