Salah satu gangguan kesehatan yang menyerang payudara wanita adalah abses. Abses payudara umumnya muncul di bawah lapisan kulit payudara. Bentuknya sendiri berupa benjolan yang berisi nanah dan bisa bikin nyeri. Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri tertentu. Bisakah abses payudara berujung pada terjadinya kanker payudara?
Bagi ibu menyusui, kondisi puting dan areola yang lembap serta lecet mungkin sudah menjadi “makanan sehari-hari”. Untuk itulah, ibu menyusui dianjurkan untuk selalu mengelap permukaan puting dan selalu memakai krim setelahnya, agar lecet ringan tidak menjadi pintu masuk bagi bakteri penyebab infeksi abses payudara. Namun, ada kalanya benjolan bernanah akibat infeksi bakteri tersebut bisa terjadi pada wanita yang tidak sedang menyusui.
Pada wanita yang tidak menyusui, kemungkinan untuk mengalami abses payudara meningkat. Misalnya pada wanita yang melakukan perilaku seksual yang berisiko (hingga menimbulkan cedera), tindik pada puting, pernah melakukan operasi pemasangan implan payudara, serta memiliki penyakit diabetes atau kelemahan daya tahan tubuh.
Nah, selain infeksi bakteri, katanya abses payudara juga berkaitan dengan kanker payudara. Benarkah?
Hubungan antara abses dan kanker payudara
Anggapan itu mungkin muncul dari kondisi peradangan infeksi (bengkak, kemerahan, dan sebagainya) yang kerap berkaitan dengan gejala kanker. Namun, menurut dr. Valda Garcia dari KlikDokter, sebenarnya antara abses dengan kanker payudara itu tidak berkaitan satu sama lain.
“Abses payudara merupakan infeksi yang tidak berkaitan dengan kanker payudara. Kalaupun ternyata terlambat diobati, yang akan terjadi adalah penyebaran baik di payudara maupun di bagian tubuh lain. Namun, infeksi ini tidak menimbulkan kanker,” jelas dr. Valda.
Dilansir dari Breast-cancer.ca, jika ada hubungannya, bukan abses yang akan membawa Anda ke kondisi kanker, melainkan kanker payudara yang dapat membawa penyakit abses pada tubuh Anda. Itu pun sangat kecil kemungkinannya.
Abses payudara bisa menjadi produk sampingan dari perubahan kelenjar dan jaringan. Kadang-kadang, kanker payudara yang sudah masuk ke stadium lanjutan bisa menyebabkan adanya perubahan pada bagian tersebut, sehingga menghasilkan abses. Tak hanya itu, pada dasarnya perkembangan abses tanpa adanya luka terbuka menunjukkan ada sesuatu yang membahayakan sel dan jaringan respon imun tubuh. Namun sekali lagi, kasus tersebut sangat jarang terjadi.
Mengatasi abses payudara agar tidak terlanjur menyebar
Terdapat dua penanganan yang bisa dilakukan apabila Anda telanjur terkena abses payudara. Adapun penanganan yang dimaksud, antara lain:
- Penggunaan antibiotik. Dokter meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri Staphylococcus aureus penyebab infeksi abses.
- Pada abses, terdapat sekumpulan nanah dalam benjolan di payudara. Untuk membuang nanah tersebut, dokter biasanya akan melakukan prosedur pembedahan. Sebagian besar abses dapat dialirkan menggunakan jarum dan obat bius lokal untuk membius kulit sebelum jarum dimasukkan. Drainase dengan jarum juga dapat dilakukan dengan bantuan USG untuk menentukan posisi dari abses dan mengarahkan jarum ke area yang tepat. Sementara itu, abses yang berukuran lebih besar membutuhkan tindakan operasi insisi dan drainase.
Mencegah abses payudara
Meski abses ini tidak sampai menimbulkan kanker payudara, tapi sebaiknya Anda tetap mencegah terjadinya infeksi ini. Sebab, jika Anda telanjur terkena abses apalagi Anda sedang menyusui, proses pemberian ASI bisa terganggu.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah abses payudara, antara lain:
- Setelah menyusui, usap puting dan areola dengan kapas steril yang dicelupkan di air hangat atau dingin.
- Gunakan krim yang diresepkan oleh dokter pada puting dan areola untuk mencegah luka.
- Tidak memakai bra dan pakaian yang terlalu ketat.
- Memastikan bahwa perlekatan mulut bayi dan payudara tepat saat menyusui.
- Jaga kebersihan payudara dengan membilasnya setiap hari menggunakan sabun dan air.
Abses payudara merupakan infeksi yang mengintai kaum hawa berusia 18-50 tahun. Meski penyakit ini tak berujung pada kanker payudara, tetapi Anda tetap harus melakukan langkah pencegahan. Payudara yang terinfeksi bisa menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan menghambat aktivitas, terutama jika Anda sedang menyusui si Kecil. Karenanya, segera periksakan diri ke dokter apabila terjadi perubahan bentuk pada payudara agar bisa segera ditangani dan infeksi tidak makin menyebar.
(RN/ RVS)