Kanker

Bisakah Wanita dengan Kanker Serviks Hamil?

dr. Devia Irine Putri, 11 Apr 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebagian besar wanita ingin hamil setelah menikah. Namun, apakah penderita kanker serviks bisa hamil? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Bisakah Wanita dengan Kanker Serviks Hamil?

Hampir semua wanita ingin memiliki anak atau keturunan. Namun, tidak semua wanita dapat segera hamil usai menikah. Lalu, bagaimana dengan wanita penderita kanker serviks?

Pada umumnya, kemungkinan wanita penderita kanker serviks bisa hamil atau memiliki anak sangatlah kecil, meski telah melakukan pengobatan.

Pasalnya, kanker dapat memengaruhi kesuburan pasien, khususnya kanker serviks. Kanker serviks merupakan penyakit yang sangat berbahaya, dan merupakan penyakit yang paling mematikan nomor dua di dunia.

Apakah Penderita Kanker Serviks Bisa Hamil?

Penderita kanker serviks bisa hamil meski peluangnya kecil. Hal ini tergantung pada stadium kanker dan pengobatan yang dijalani. 

Penderita kanker serviks tentu tidak bisa hamil apabila melakukan tindakan pengangkatan rahim (operasi histerektomi) maupun kemoterapi atau radioterapi. Pasalnya, terapi ini ini dapat merusak sel telur di ovarium. 

Apabila kondisi kanker serviks masih berada pada stadium awal, maka masih mungkin untuk dilakukan operasi pembuangan sel kanker tanpa harus mengangkat organ reproduksi. Wanita dengan kanker serviks pun masih dapat hamil di kemudian hari. 

Contoh tindakannya adalah cone biopsy yaitu prosedur yang mengambil jaringan sel kanker maupun prakanker di leher rahim. 

Dengan melakukan tindakan ini, wanita bisa memiliki peluang hamil di kemudian hari. Namun, prosedur ini juga dapat meningkatkan risiko keguguran atau sulit untuk hamil (infertilitas) mengingat adanya jaringan parut atau perubahan bentuk serviks.

Artikel Lainnya:  Tanda Keputihan yang Berhubungan dengan Kanker Serviks

Adakah Risiko Kehamilan pada Pasien Kanker Serviks?

Pasien kanker serviks yang hamil bisa mengalami beberapa risiko. Risiko kehamilan akan bergantung pada stadium kanker yang dimiliki.

Apabila kanker serviks masih dalam tahap atau stadium awal, umumnya kehamilan dapat berjalan seperti biasa dan pengobatan bisa ditunda sampai ibu melahirkan. Di masa itu, dokter akan memantau kondisi kesehatan pasien kanker serviks dengan ketat.

Namun, akan berbeda halnya bila saat hamil dilakukan tindakan loop electrosurgical excision procedure (LEEP), yaitu tindakan menghilangkan sel abnormal dengan menggunakan kawat yang bermuatan listrik. 

Berdasarkan penelitian, tindakan LEEP dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. 

Jika sel kanker tumbuh lebih agresif, peluang untuk mempertahankan kehamilan pun mungkin akan kecil. Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengakhiri kehamilan dan menyarankan terapi kanker serviks lainnya dengan segera. 

Mempertahankan kehamilan dan mengobati kanker serviks sekaligus menjadi masalah yang kompleks. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter terkait dengan kondisi ini.

Artikel Lainnya: Kenali Faktor Risiko Kanker Serviks bagi Remaja Wanita 

Tips agar Penderita Kanker Serviks Bisa Hamil 

Meski sulit untuk memiliki momongan ketika mengidap kanker serviks, wanita tetap bisa melakukan beberapa hal untuk mewujudkan kehamilan.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan bagi penderita kanker serviks agar bisa hamil, yaitu :

1. Lakukan Pap Smear Setahun Sekali

Bila Anda melakukan pap smear secara rutin, maka sel kanker akan terdeteksi sejak dini. Penanganannya akan menjadi lebih ringan dibandingkan bila kanker tersebut terlambat terdeteksi. 

Jika kanker Anda sudah mencapai stadium lanjut, mungkin dokter akan menyarankan pengangkatan organ reproduksi. Bila ini terjadi, secara otomatis Anda tidak dapat hamil.

2. Memastikan Penanganan Kanker Tidak Memengaruhi Kesuburan 

Bisa atau tidaknya hamil bagi pasien kanker serviks tergantung dari stadium kanker serta penanganannya. 

Beberapa penanganan kanker serviks tidak akan berdampak ke rahim, sehingga pasien dapat tetap hamil. 

Contohnya, prosedur trakelektomi untuk mengatasi kanker dilakukan dengan menghilangkan seluruh mulut rahim dan mempertahankan rahim. Dengan demikian, wanita kemungkinan besar dapat hamil.

3. Pertimbangkan untuk Membekukan Sel Telur

Membekukan sel telur bisa menjadi pilihan untuk membantu meningkatkan peluang wanita hamil di kemudian hari. 

Hal tersebut, utamanya dapat dilakukan apabila dokter menyarankan Anda menjalani terapi kemoterapi, terapi radiasi, ataupun histerektomi. 

Dengan membekukan sel telur, wanita bisa melakukan in vitro fertilization (IVF) untuk hamil di kemudian hari. IVF dapat dilakukan apabila rahim masih dalam kondisi baik atau sehat.

Artikel Lainnya: Wanita Usia 30-an Rentan Kanker Serviks, Ini Faktanya 

4. Rutin Berkonsultasi dengan Dokter 

Bila ingin merencanakan kehamilan dan stadium kanker masih sangat awal, cobalah berdiskusi dengan dokter mengenai kemungkinan untuk membuang jaringan serviks seminimal mungkin. Hal ini dapat memperkecil efek samping yang dapat membahayakan kesuburan wanita. 

Apa pun masalah dan kondisi sistem reproduksi Anda, bila penanganan kanker serviks memengaruhi kesuburan Anda, tetap jagalah kesehatan emosi Anda.

Sebab, stres dan kecemasan dapat menurunkan kondisi kesehatan secara umum. Selain itu, dukungan dari keluarga sangatlah penting untuk menjaga kualitas kesehatan Anda.

Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Referensi:

WebMD. Diakses 2022. How Cervical Cancer Affects Fertility?

Cancer Research UK. Diakses 2022. Fertility and cervical cancer

Everyday Health. Diakses 2022. What Is Cervical Cancer? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention

Cancer Research UK. Diakses 2022. Pregnancy and abnormal cervical cells

Kehamilan
Kanker Serviks