Salah satu pengobatan untuk menangani kanker adalah dengan melakukan operasi. Seperti kebanyakan operasi pada umumnya, operasi kanker juga dapat meninggalkan bekas luka jahitan di kulit
Untuk menyamarkan bekas luka, pasien kanker yang sudah sembuh mungkin ingin menutupinya dengan tato. Lantas, bolehkah menato tubuh setelah sembuh dari kanker?
Bolehkah Menato Tubuh Setelah Sembuh dari Kanker?
Diwartakan dari Cancer Care Associates, banyak penyintas kanker payudara yang ingin membuat tato di tubuhnya.
Artikel Lainnya: Benarkah Tato Bisa Picu Kanker Kulit?
Selain untuk menyamarkan atau mempercantik bekas luka, tato menjadi tanda untuk merayakan kesembuhan atau ‘kemenangan’ melawan kanker.
Menanggapi hal ini, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan bahwa menato tubuh setelah sembuh dari kanker boleh-boleh saja untuk dilakukan.
Ia menambahkan, “Pastikan membuat tatonya setelah penderita kanker selesai melakukan semua terapi, baik kemoterapi atau radioterapi. Bekas luka operasinya juga harus sudah sembuh sempurna, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pulih adalah 6 bulan,” sambungnya.
Ketika menjalani kemoterapi, dokter biasanya akan melarang penyintas kanker untuk menato tubuhnya.
Pasalnya, proses dan efek samping tato bisa mengakibatkan penyintas kanker mengalami perdarahan atau infeksi. Hal ini disebabkan oleh efek samping kemoterapi yang dapat memengaruhi kadar darah di dalam tubuh.
Agar lebih aman, sebaiknya penyintas kanker berkonsultasi dulu kepada dokter saat hendak menato kulit bekas operasi atau bagian tubuh lainnya.
Artikel Lainnya: Bahaya Tato Mata untuk Kesehatan Indra Penglihatan Anda
Waspadai Efek Samping Tato Bagi Kesehatan
Ada beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul setelah menato tubuh. Bahkan, penderita kanker payudara memiliki risiko atau efek samping tato yang lebih berbahaya ketimbang orang dengan kondisi kesehatan lain.
Penderita kanker payudara yang telah menjalani radioterapi dapat mengalami infeksi akibat kondisi kulitnya yang rapuh.
Beberapa pasien kanker payudara juga memiliki gangguan sistem kekebalan dan masalah sekunder seperti limfedema. Apabila nekat menato tubuh, dikhawatirkan dapat terjadi masalah kesehatan lainnya pada penyintas kanker.
Anda juga perlu tahu, tato dilakukan dengan cara menusuk dan menginjeksi tinta ke dalam kulit. Apabila penyintas kanker memiliki kulit sensitif atau menato bekas luka operasi, risiko infeksi bisa saja terjadi.
Di samping itu, alat dan jarum tato yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi lain pada pasien yang baru sembuh dari kanker.
Maka seperti saran dokter Astrid, sebelum membuat tato, pastikan dulu Anda sudah pulih dan telah menjalani berbagai tahap pengobatan kanker.
Konsultasikan kepada dokter mengenai kondisi bekas luka jahitan atau kesehatan Anda setelah pulih dari kanker.
Artikel Lainnya: Hati-hati, Ini Bahaya Melakukan Tato di Alat Kelamin
Tips Tato Setelah Sembuh dari Kanker
Dokter Astrid Wulan menyarankan pasien kanker untuk mempertimbangkan lagi risiko kesehatan yang mungkin terjadi saat memutuskan menato tubuh atau bekas luka operasi.
Selain itu, pilih tempat tato yang profesional, tepercaya, dan memiliki protokol kesehatan yang ketat. Pastikan juga seniman tato selalu menggunakan jarum baru dan alat yang sudah steril sebelum menato tubuh.
Jika setelah menato Anda mengalami infeksi kulit yang disertai demam dan mual, segera periksakan diri ke dokter. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda infeksi atau alergi tato.
Untuk tahu informasi kesehatan lainnya, Anda dapat membaca artikel di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)