Kanker leher rahim atau juga sering disebut kanker serviks mengintai seluruh wanita di dunia. Jenis kanker ini menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyakit kanker yang paling banyak terjadi, serta merupakan kanker penyebab kematian terbanyak di negara-negara berkembang. Disinyalir, kebiasaan merokok adalah adalah salah satu pemicunya.
Diperkirakan bahwa lebih dari 270.000 kematian setiap tahunnya terjadi akibat kanker leher rahim. Bahkan, sebanyak 85 persen diantaranya terjadi di negara berkembang. Meski demikian, sebenarnya kanker leher rahim dapat dihindari. Oleh sebab itu, upaya pencegahan harus dilakukan seoptimal mungkin.
Perlu Anda ketahui juga, rokok ternyata merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko kejadian kanker leher rahim. Jadi, menghindari rokok harus dijadikan salah satu pilar pencegahan atas penyakit ini. Untuk lebih jelasnya, mari simak terlebih dahulu penjelasan lebih jauh tentang kanker leher rahim.
Artikel Lainnya: Cara Penularan Kanker Serviks
Seputar kanker leher rahim dan gejalanya
Kanker leher rahim diawali dengan infeksi dari Human Papilloma Virus (HPV). Virus HPV yang masuk ke tubuh menginisiasi terjadinya perubahan pertumbuhan sel yang tidak normal, hingga terjadi kanker.
Virus HPV disebarkan melalui kontak kulit dengan area yang terinfeksi HPV, termasuk hubungan seksual lewat vagina, anus, maupun mulut. Namun, seks tidak menjadi satu-satunya media penularan, karena kontak kulit di luar area kelamin juga bisa menyebabkannya.
Risiko infeksi HPV ini bisa semakin meningkat ketika seseorang sering berganti-ganti pasangan seksual. Umumnya, kanker leher rahim bisa menyerang seseorang tanpa menunjukkan gejala. Namun, diagnosis bisa diperoleh setelah pemeriksaan skrining pap smear. Gejala yang juga dapat timbul pada penderita kanker leher rahim atau kanker serviks antara lain:
- Perdarahan vagina yang tidak normal, terutama setelah berhubungan seksual
- Rasa tidak nyaman di vagina
- Adanya keputihan berbau di vagina
- Nyeri saat buang air kecil
Gejala-gejala yang muncul umumnya melibatkan area vagina. Hal ini tidak mengherankan mengingat leher rahim merupakan area terbawah rahim yang menghubungkannya dengan liang vagina.
Artikel Lainnya: Gejala Awal Kanker Serviks Sesuai Stadium
Rokok dan kanker leher rahim
Berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian kanker leher rahim antara lain infeksi virus HPV, sistem imun yang lemah, infeksi bakteri Chlamydia, diet rendah buah dan sayur, berat badan berlebih, riwayat menggunakan pil kontrasepsi dalam waktu lama, serta merokok.
Hal ini cukup menarik mengingat rokok selama ini sering dikaitkan dengan kanker paru. Namun, merokok ternyata telah terbukti mampu “bekerjasama” dengan virus HPV dalam menyebabkan perubahan sel leher rahim yang sebelumnya normal menjadi sel kanker.
Meskipun belum jelas, para ahli meyakini dua hal seputar hubungan antara kebiasaan merokok dengan dampaknya terhadap risiko kanker leher rahim:
- Rokok dapat menghambat respon imun yang seharusnya menghadapi virus HPV.
- Sel leher rahim yang terinfeksi HPV (yang sudah berisiko menjadi kanker) semakin mudah berubah menjadi kanker karena terekspos karsinogen yang ada pada rokok. Sebab, karsinogen sebagai zat yang menyebabkan kanker bekerja merusak DNA dari sel yang sudah terinfeksi kuman HPV.
Itulah sebabnya, wanita yang merokok memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita yang bukan perokok untuk mengalami kanker leher rahim. Parahnya lagi, zat yang merupakan produk sampingan rokok juga dapat ditemukan pada lendir leher rahim orang yang merokok.
Meski demikian, tidak hanya perokok aktif yang rentan mengalaminya, perokok pasif juga bisa berisiko karena terpapar zat kimia penyebab kanker yang ada pada rokok. Zat berbahaya ini terhirup lewat paru dan terbawa aliran darah ke seluruh tubuh.
Jadi, kebiasaan merokok memang rentan menyebabkan wanita terkena kanker leher rahim. Untuk itu, selain vaksinasi terhadap kuman HPV, menghindari rokok dan asap rokok juga sangat penting dilakukan, sebagai upaya menurunkan angka kejadian penyakit ini. Selain itu, mulailah untuk menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten.
[NP/ RVS]