Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim, yang penyebabnya adalah infeksi human papillomavirus (HPV). Terdapat sekitar 100 jenis virus HPV, yang 13 di antaranya bisa menjadi penyebab kanker serviks. Angka kematian akibat kanker serviks diketahui cukup tinggi.
Penyebabnya adalah pasien yang datang berobat kebanyakan sudah dalam stadium lanjut. Padahal, deteksi dini penting untuk penanganan penyakit ini. Nah, sebagai langkah deteksi dini, para wanita sangat disarankan untuk melakukan pap smear dan tes IVA.
Menurut data Globocon 2018, kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 jiwa, dengan angka kematian mencapai 18. 279 per tahun. Artinya, ada sekitar 50 wanita Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks. Angka tersebut pun diketahui meningkat dibanding data temuan Globocon 2012, yang menyatakan bahwa 26 wanita Indonesia meninggal akibat kanker ini per tahunnya.
Sayangnya, angka yang mengkhawatirkan tersebut tidak didukung oleh kesadaran masyarakat akan bahaya keganasan ini, dalam arti tidak banyak yang melakukan deteksi dini atau skrining. Padahal, risiko penyakit ini meningkat pada wanita yang telah aktif berhubungan seksual.
Oleh sebab itu, setiap wanita yang telah menginjak usia 21 tahun dan telah aktif berhubungan seksual dianjurkan untuk mulai rutin melakukan deteksi dini kanker serviks. Jika memang saat deteksi ditemukan kanker serviks stadium dini, maka keganasan tersebut lebih mudah untuk ditangani.
Artikel Lainnya: Tips Melakukan Pemeriksaan Pap Smear dengan Nyaman
Deteksi dini kanker serviks: pap smear dan tes IVA
Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual asam asetat). Baik pap smear maupun IVA akan mendeteksi kelainan pada mulut rahim atau serviks sebelum sel kanker muncul (lesi pra kanker). Jika terdeteksi adanya kelainan saat pemeriksaan, maka dokter akan melakukan biopsi untuk memastikan apakah perubahan tersebut dikarenakan kanker atau bukan.
Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel pada serviks dengan menggunakan sikat halus. Sel-sel ini lalu diperiksa di laboratorium utuk dilihat adakah tanda-tanda keganasan, infeksi, dan kelainan lainnya.
Hasil pap smear diketahui lebih akurat, karena yang diperiksa adalah perubahan sel, yakni satuan terkecil dalam tubuh manusia. Sehingga, perubahan mikro yang tidak terlihat oleh mata bisa dideteksi.
Selain itu, pap smear dinilai lebih spesifik dalam mendeteksi kanker serviks dan juga menilai perkembangan terapi. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan oleh dokter dan terdapat di klini serta rumah sakit. Harganya pun lebih mahal dibandingkan dengan tes IVA.
Tes IVA merupakan pemeriksaan dengan melihat penampakan serviks secara kasatmata dengan bantuan lampu. Tes ini menggunakan asam asetat 5 persen yang dioleskan ke serviks selama 30-60 detik.
Bila setelah pengaplikasikan asam asetat terlihat perubahan warna menjadi putih pada serviks, maka terdapat indikasi kelainan. Meski begitu, kelainan ini tidak bisa dipastikan apakah berupa infeksi atau lesi pra kanker. Inilah yang membuat tes IVA dinilai tidak sespesifik pap smear dalam mendeteksi kanker serviks.
Meski demikian, tes IVA tetap punya keunggulan dalam perannya sebagai deteksi kanker serviks. Tes ini dapat dilakukan oleh bidan, dokter, maupun tenaga medis yang terlatih. Alat pemeriksaan yang digunakan pun minim, sehingga bisa dilakukan di pelosok-pelosok daerah dengan keterbatasan tenaga medis dan rumah sakit. Selain itu, dari segi harga tes ini lebih murah ketimbang pap smear.
Artikel Lainnya: Pencegahan Kanker Serviks
Bisa dengan pemeriksaan lainnya
Selain pemeriksaan pap smear atau IVA, ada pula skrining lainnya yang juga bisa dijadikan pilihan, yaitu tes LBC (liquid-based cytology) atau pemeriksaan sel berbasis cairan. Tes ini juga disebut sebagai tes HPV.
Pada tes ini, sel-sel yang diambil akan dimasukkan ke botol khusus, yang selanjutnya sampel tersebut akan diperiksa dengan mikroskop. Tes ini dinilai lebih akurat dibandingkan dengan pap smear, karena tes ini secara spesifik bertujuan untuk menemukan virus HPV penyebab kanker serviks.
Jika Anda sudah berusia 21 tahun dan telah aktif secara seksual, Anda sangat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear, tes IVA, atau LBS secara rutin sebagai langkah deteksi dini kanker serviks. Jika ditemukan sedini mungkin, peluang untuk sembuh juga akan meningkat sehingga dapat menekan angka kematian akibat penyakit ini.
(RN/ RVS)