Kanker otak merupakan penyakit mematikan yang bisa dialami oleh siapa saja. Penyakit ini terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal di otak yang membentuk tumor.
Kanker otak dapat tumbuh dengan cepat, dan dapat mengancam nyawa penderita apabila tidak segera diatasi.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk ‘mengatasinya’ adalah dengan melakukan tindakan pencegahan sedari dini dengan mengetahui faktor risiko kanker otak.
Artikel Lainnya: Pola Hidup Sehat untuk Penderita Kanker Otak
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kanker otak:
1. Usia
Melansir dari cancer center, frekuensi kanker otak meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dengan usia 65 tahun ke atas disebut memilki risiko kanker otak yang lebih besar.
Namun, ada pula jenis kanker otak yang lebih rentan terjadi pada anak-anak, yaitu medulloblastoma. Selain itu, terdapat juga jenis kanker otak yang umumnya terjadi pada orang dewasa paling, yaitu glioma.
2. Jenis Kelamin
Secara umum, pria lebih mungkin mengalami kanker otak dibandingkan wanita. Kendati demikian, bukan berarti wanita terbebas sepenuhnya dari risiko kanker otak. Pasalnya, terdapat jenis tumor otak meningioma yang lebih sering terjadi pada wanita.
3. Sistem Kekebalan Tubuh yang Rendah
Dijelaskan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya akibat HIV atau AIDS, juga dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kanker otak.
Orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr (EBV) juga lebih mungkin untuk terkena limfoma sistem saraf pusat yang dapat memicu kanker otak.
4. Paparan Zat Kimia
Terdapat dugaan yang menyebut bahwa paparan pelarut, pestisida, produk minyak, karet, atau vinil klorida dapat meningkatkan risiko terkena tumor otak.
Meski masih butuh studi lebih lanjut untuk memastikannya, tak ada salahnya untuk waspada dengan menjauhkan diri dari risiko terpapar zat-zat tersebut.
5. Riwayat Keluarga
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko genetik terkait kanker otak.
Disebutkan bahwa orang yang mewarisi kondisi sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis, karsinoma sel basal nevoid, tuberous sclerosis, Turcot syndrome, dan penyakit von Hippel-Lindau mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker otak.
6. Infeksi, Virus, dan Alergen
Selain Epstein Barr (EBV), Cytomegalovirus (CMV) juga dihubungkan dengan peningkatan risiko tumor otak dalam penelitian menggunakan hewan.
Hal tersebut memang baru bersifat dugaan alias belum pasti. Namun, tidak ada salahnya untuk berhati-hati dengan paparan virus CMV. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri.
Artikel Lainnya: Kanker Otak Dapat Turunkan Kecerdasan, Ini Faktanya
7. Radiasi Ponsel
Meski belum terbukti dapat meningkatkan risiko kanker otak, Badan Kesehatan Dunia (WHO) tetap merekomendasikan untuk membatasi penggunaan ponsel. Anda juga dianjurkan untuk menggunakan headset atau handsfree apabila mesti menelepon seseorang dengan ponsel kesayangan.
8. Ras dan Etnis
Di Amerika Serikat, orang kulit putih lebih mungkin mengembangkan jenis kanker otak glinoma. Akan tetapi, mereka yang berkulit putih memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengembangkan jenis kanker otak meningioma daripada orang kulit hitam.
Sebaliknya, orang-orang dari Eropa Utara memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengembangkan tumor otak dibandingkan dengan orang-orang di Jepang.
9. Riwayat Operasi Otak
Menurut dr. Dyah Novita, riwayat perawatan yang melibatkan otak atau kepala dengan radiasi pengion, termasuk sinar-x, termasuk sebagai salah satu faktor risiko kanker otak.
10. Cedera Kepala dan Kejang
Trauma kepala yang serius disinyalir dapat meningkatkan risiko kanker otak jenis meningioma.
Riwayat kejang juga diduga dikaitkan dengan penyakit tersebut. Namun, hingga saat ini peneliti belum dapat memastikan, apakah kejang atau obat untuk masalah tersebut yang dapat meningkatkan risiko kanker otak.
11. Senyawa N-nitroso
Senyawa N-nitroso dihubungkan dengan risiko tumor otak yang lebih tinggi pada anak-anak dan orang dewasa.
Senyawa N-nitroso terbentuk di dalam tubuh dari nitrit atau nitrat, yang ditemukan dalam daging diawetkan, asap rokok, dan kosmetika. Namun, penelitian tambahan masih diperlukan untuk memastikannya.
Kenali faktor-faktor yang mempengaruhi kanker otak, dan waspadai mulai dari sekarang. Terapkan gaya hidup dan pola makan sehat, agar tubuh Anda senantiasa prima.
Apabila khawatir lantaran memiliki satu atau lebih faktor risiko kanker otak, Anda sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)