Di Indonesia, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua pada wanita akibat kanker, setelah kanker leher rahim. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Faktor risiko bisa muncul dari gaya hidup atau kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya suatu kanker.
Penting untuk mengetahui hal ini agar dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker payudara pada diri Kamu. Namun, memiliki faktor risiko bukan berarti Kamu pasti mengalami kanker payudara. Hanya saja, kemungkinan terjadinya yang menjadi lebih besar.
Selain itu, tidak semua risiko memberikan efek yang sama. Berikut ini beberapa faktor risiko kanker payudara:
1. Pertambahan Usia
Risiko terkena kanker payudara dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 2 dari 3 kanker payudara invasif ditemukan pada wanita berusia 55 tahun atau lebih.
Proses penuaan merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kanker payudara. Karena, semakin lama kita hidup, semakin banyak peluang terjadinya kerusakan genetik (mutasi) di dalam tubuh. Lalu, seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan genetik juga berkurang.
Artikel lainnya: Kanker Payudara, Berapa Lama Penderita Bisa Bertahan?
2. Faktor Genetik
Gen merupakan mesin penggerak kehidupan manusia pada level terkecil. Fungsinya memberi kode pada berbagai protein yang diperlukan untuk kelangsungan sel. Sayangnya, sifat pembawa kanker juga dapat diwariskan melalui kerusakan gen tertentu.
Adanya perubahan pada gen tertentu seperti BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan indung telur. Karena itu, pemeriksaan gen umum dilakukan pada penderita kanker payudara.
3. Riwayat Keluarga dengan Kanker Payudara
Riwayat keluarga berhubungan dengan risiko kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara lebih tinggi bila:
- Terdapat satu atau lebih keluarga keturunan tingkat pertama, yaitu ibu, saudara wanita, atau anak perempuan yang mengalami kanker payudara, terutama bila didiagnosis sebelum menopause.
- Keluarga tingkat kedua seperti nenek, tante, atau keponakan wanita dari pihak ayah maupun ibu terkena kanker payudara.
- Riwayat keluarga memiliki kanker pada kedua payudara sebelum menopause.
- Dua atau lebih saudara memiliki kanker payudara atau indung telur.
- Saudara lelaki dengan riwayat kanker payudara.
Artikel lainnya: 11 Gejala Kanker Payudara Stadium Awal dan Cara Deteksinya
4. Menggunakan Terapi Kombinasi Hormon
Hormon berperan dalam pertumbuhan sel manusia. Salah satu hormon yang diduga berperan dalam pertumbuhan sel adalah estrogen dan progesteron. Estrogen dapat merangsang pertumbuhan sel berjalan lebih cepat.
Berdasarkan beberapa penelitian, menggunakan terapi hormon untuk mengganti kehilangan estrogen dan progesteron saat menopause lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
5. Riwayat Terapi Radiasi
Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada sel manusia. Wanita yang pernah menjalani terapi radiasi pada bagian dada atau payudara (seperti pada limfoma Hodgkin) berisiko tinggi mengalami kanker payudara di kemudian hari.
Radiasi sebenarnya merupakan terapi yang diperlukan dalam berbagai jenis kanker. Namun, di sisi lain terapi tersebut juga dapat meningkatkan risiko kanker yang lain.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan antar wanita muda, paparan radiasi medis sebelum usia 20 tahun dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara di kemudian hari.
6. Merokok
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang membuat tubuh terpapar berbagai zat berbahaya. Paparan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.
Sebuah penelitian menemukan, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara yang signifikan, terutama pada wanita yang mulai merokok selama masa remaja atau memiliki riwayat penyakit kanker payudara dalam keluarga.
Artikel lainnya: Ciri-ciri Kanker Payudara Sesuai Stadium
7. Paparan Zat Karsinogenik
Zat karsinogenik adalah bahan yang dapat meningkatkan risiko kanker. Zat yang berkaitan dengan kanker payudara dapat ditemukan di dalam produk yang kita gunakan sehari-hari, misalnya produk rumah tangga atau kosmetik.
Bahan kimia yang dikaitkan dengan kanker payudara yaitu bisphenol A di dalam makanan kaleng dan zat perfluoroalkyl di dalam krim anti-penuaan. Berbagai zat tersebut dapat masuk ke tubuh kita dari makanan yang dikonsumsi, produk yang dipakai di kulit, atau dari udara yang dihirup.
8. Kegemukan
Wanita dengan berat badan berlebih atau indeks massa tubuh lebih dari 25 memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang mempertahankan berat badan ideal.
Risiko yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh sel lemak yang dapat memproduksi estrogen. Lebih banyak sel lemak maka berarti lebih banyak pula estrogen di dalam tubuh.
Pada akhirnya, hormon estrogen dapat memicu kanker payudara dengan reseptor-hormon-positif berkembang dan bertumbuh.
Cukup banyak faktor yang berperan dalam terjadinya kanker payudara. Meski beberapa faktor tidak dapat diubah, ada juga faktor-faktor yang dapat diubah dengan melakukan beberapa hal.
Pencegahan yang dapat Kamu lakukan di antaranya mencegah kelebihan berat badan, berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, menghindari alkohol, dan cermat dalam memilih obat atau terapi yang mengandung hormon.
Kanker bisa disembuhkan asal terdeteksi sejak dini. Yuk, cek risiko dan gejala kanker dengan menggunakan Health Tools cegah kanker di KlikDokter.
Bila Kamu memiliki salah satu faktor risiko di atas, sebaiknya lakukanlah pemeriksaan payudara ke dokter. Gunakan Tanya Dokter atau Temu Dokter untuk konsultasi yang lebih praktis. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu.
Jangan lupa untuk selalu rutin cek kesehatan Kamu dengan pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang untuk mendapatkan informasi kesehatan dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore.