Kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak yang menyerang wanita, setelah kanker payudara. Lebih dari 14 ribu wanita didiagnosis kanker serviks setiap tahunnya, dan setengah di antaranya meninggal dunia.
Tingginya angka kematian kanker serviks merupakan sebuah ironi. Mengapa? Karena penyebab munculnya kanker serviks sudah diketahui sehingga kanker ini sebenarnya bisa dicegah atau segera ditangani pada stadium awal.
Hampir semua kasus kanker serviks berkaitan erat dengan beberapa jenis human papillomavirus atau HPV. Ini adalah virus jenis DNA yang menular melalui kontak langsung dengan kulit. Kebanyakan virus HPV ditularkan melalui hubungan seksual.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks
Di Indonesia, kanker serviks memang salah satu kanker terbanyak yang menyerang wanita. Rendahnya angka skrining atau deteksi dini terhadap kanker serviks adalah penyebab utamanya.
Padahal, dengan melakukan deteksi dini, seseorang bisa mengetahui apakah ia berisiko terkena kanker serviks atau tidak atau bahkan sudah dalam tahap prakanker ataupun kanker. Dengan begitu, tindakan lanjutan dapat dilakukan.
Terdapat beberapa metode deteksi dini yang dapat dilakukan, yaitu Pap smear, IVA (inspeksi visual dengan asam asetat), hingga tes HPV dengan PCR (polymerase chain reaction).
Baik Pap smear maupun IVA bertujuan untuk mendeteksi adanya perubahan sel yang mengarah ke kanker pada mulut rahim. Namun, tidak bisa mengidentifikasi virus HPV.
Salah satu cara terbaik untuk mengetahui adanya infeksi HPV yang membuat risiko kanker serviks adalah dengan pemeriksaan PCR.
Tes PCR untuk Identifikasi HPV
Saat ini, Anda mungkin tidak begitu asing dengan tes PCR. Ya, PCR merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi virus corona penyebab penyakit COVID-19.
Sebenarnya metode ini bukan hanya khusus untuk pemeriksaan COVID-19 saja, melainkan bisa untuk pemeriksaan lain, seperti virus HPV. Lalu, apa itu PCR dan manfaatnya?
PCR merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mengkopi rantai segmen DNA atau RNA spesifik secara cepat dan akurat, sehingga memungkinkan pemeriksa untuk mengetahui urutan rantai DNA/RNA.
Dengan mengetahui urutan rantai DNA/RNA, kita dapat mengidentifikasi secara spesifik bakteri, atau virus. Karena detailnya metode ini, PCR merupakan gold standar pemeriksaan beberapa jenis penyakit, termasuk COVID-19.
Berbeda dengan metode Pap smear dan IVA yang mendeteksi perubahan sel mulut rahim, yang berarti sebelum sel leher rahim tersebut berubah, perlu ada infeksi dari virus HPV dulu, maka pemeriksaan PCR digunakan untuk mengidentifikasi virus HPV tersebut.
Nah, hasil dari tes HPV tersebut akan sangat memengaruhi tindakan selanjutnya yang akan ditentukan oleh dokter Anda. Jika memang tidak terdeteksi, maka hanya perlu melakukan tes ini secara berkala setiap tiga tahun sekali.
Jadi, kunci dari pencegahan penyakit seperti COVID-19 dan kanker serviks, di mana virus penyebabnya sudah jelas diketahui adalah dengan mendeteksi virus penyebab penyakit sedini mungkin.
Deteksi HPV dari Rumah dengan GYNPAD
Walaupun beberapa daerah di Indonesia telah memasuki fase new normal, virus corona masih terus mengintai kita. Untuk itu, sebisa mungkin kita tidak keluar rumah kecuali untuk hal-hal yang sangat penting.
Namun, jangan khawatir, Anda tetap dapat melakukan pemeriksaan virus HPV dari rumah, yaitu dengan menggunakan GYNPAD.
GYNPAD merupakan produk pemeriksaan skrining kanker serviks dengan tes HPV yang dapat dilakukan sendiri. Ini bisa menjadi solusi skrining kanker serviks #DiRumahAja karena penggunaannya sangat mudah, hanya seperti menggunakan pantyliner biasa, dan yang pasti sangat menjaga privasi
Anda cukup menggunakannya selama 6-8 jam selama beraktivitas untuk mendapatkan sampel. Sampel ini yang akhirnya akan dikirimkan ke laboratorium untuk proses identifikasi HPV dengan metode PCR.
Hasil tes HPV GYNPAD juga sudah lebih spesifik untuk 15 subtipe HPV risiko tinggi. Hal ini akan sangat menguntungkan penggunanya karena yang diperiksa memang benar-benar yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks.
Di sisi lain, jika ternyata hasil terdeteksi salah satu subtipe HPV-nya, maka akan sangat membantu dokter dalam menentukan tindakan yang tepat.
Eits, tapi jangan takut dulu ya, hasil terdeteksi HPV belum tentu pasti jadi kanker! Justru akan sangat membuat kita lebih waspada dan berupaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh supaya HPV bisa hilang.
Mudah sekali, bukan? Sangat cocok dengan situasi saat ini yang dianjurkan untuk #DiRumahAja namun tetap memperhatikan kesehatan.
Itulah berbagai informasi tentang pemeriksaan virus HPV menggunakan GYNPAD. Mudah, nyaman, menjaga privasi dan bisa dilakukan selama #DiRumahAja.
Ayo, jangan tunda-tunda lagi untuk melakukan tes skrining HPV dengan GYNPAD supaya terhindar dari ancaman kanker serviks.
Jika masih memiliki pertanyaan terkait cara mendeteksi virus HPV, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Atau, apabila Anda ingin bertanya lebih lanjut mengenai GYNPAD, dapat menghubungi Customer Care GYNPAD di sini.
[RS]