Dewasa ini, kasus kanker mulut kian marak terjadi di masyarakat. Namun pertumbuhan fenomena ini tidak diiringi akan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit kanker mulut di tengah masyarakat.
Di Inggris sendiri, terdapat sedikitnya sekitar 5000 kasus kanker mulut yang terdeteksi setiap tahunnya. Lebih parahnya lagi, frekuensi timbulnya jumlah kasus kanker mulut yang baru semakin meningkat hingga mencapai 17% dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Bahkan di Amerika Serikat jumlah kasus kanker mulut lebih banyak ditemui, tercatat sedikitnya sekitar 40.000 kasus kanker mulut setiap tahunnya yang dilaporkan.
Walaupun angka kasus kanker mulut di Indonesia tidak sebanyak di kedua negara yang disebutkan sebelumnya diatas -yakni setidaknya berkisar 3 hingga 4% dari jumlah seluruh kasus kanker yang terjadi- tetap saja, hal tersebut bukan berarti Indonesia terlepas dari ancaman bahaya kanker mulut.
Sebagaimana halnya kanker yang menjangkiti bagian tubuh lain, kanker mulut juga dapat menyebabkan kematian. Di Inggris, dilaporkan 1600-1800 kematian yang disebabkan oleh kanker mulut, dengan demikian berarti rata-rata satu kematian setiap 5 jamnya. Namun demikian hal tersebut bukan berarti kanker mulut tidak dapat ditanggulangi. Semua bentuk kanker dapat ditangani lebih baik dengan hasil penyembuhan lebih optimal jika kanker dapat terdeteksi secara dini.
Oleh karena itu, betapa pentingnya pemeriksaan rutin kondisi tubuh secara berkala guna mendeteksi lebih dini segala bentuk kanker pada tubuh. Karena pengobatan kanker yang paling baik adalah mencegah kanker itu sendiri dengan melakukan pemeriksaan.
Luka di Mulut Tak Kunjung Sembuh
Kanker mulut dapat timbul di dalam mulut dengan tampilan dan bentuk yang berbeda-beda. Terkadang berupa bercak putih ataupun merah, namun biasanya yang paling umum timbul sebagai adalah sebagai luka (ulkus) yang tidak terasa sakit dan tak kunjung sembuh.
Sangat penting untuk memeriksa rongga mulut secara teratur. Pemeriksaan dapat dilakukan sendiri di rumah. Cukup kenali gejala-gejalanya dengan baik, namun tidak ada salahnya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli kesehatan terpercaya untuk mendapatkan hasil diagnosa lebih komprehensif.
Jadi bila ada sesuatu yang aneh dan mencurigakan bisa langsung diperiksakan ke dokter. Itulah gunanya memeriksakan diri secara teratur ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali, agar keadaan abnormal yang memerlukan tindak lanjut dapat ditemukan lebih dini.
Bila terdapat luka (ulkus) yang tidak kunjung sembuh sendiri dalam kurun waktu hingga lebih dari 3 minggu, ataupun ditemukan perubahan yang mencurigakan seperti adanya bercak putih atau merah di dalam rongga mulut, bersegeralah untuk memeriksakan kepada dokter yang memiliki kompetensi khusus pada bidang terkait. Dalam hal ini, adalah dokter gigi yang mendalami bidang penyakit mulut (drg. Sp.PM) agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih menyeluruh.
Pemilik Resiko Terbesar Kanker Mulut
Menurut banyak riset dan survey yang telah dilakukan, kelompok beresiko tinggi untuk terkena kanker mulut adalah kaum perokok, peminum alkohol, dan orang yang termasuk kelompok usia 40 tahun ke atas.
Penggunaan tembakau dan konsumsi alkohol masih merupakan faktor resiko utama. Dan hingga kini masih diyakini sebagai pemicu utama pada 80% kasus kanker mulut.
Dalam sebuah penelitian didapati bahwa orang yang memiliki kebiasaan mengunyah daun tembakau atau apapun cara konsumsi tembakau yang tidak menghasilkan asap (smokeless) memiliki resiko kanker mulut yang lebih rendah dibanding perokok atau perokok cerutu, namun tetap saja sama bahayanya. Jangan lupakan shisha, yang dari beberapa penelitian dikatakan malah lebih berbahaya dari merokok.
Perokok dan peminum yang berusia 40 tahun ke atas beresiko 30 kali lebih besar untuk terkena kanker mulut, meski sekarang makin banyak orang berusia lebih muda yang menderita penyakit ini terutama wanita. Seperti terlihat pada perubahan gaya hidup wanita muda di banyak kota besar di Indonesia, makin banyak wanita muda yang merokok dan mengkonsumsi alkohol secara rutin apalagi saat berkumpul dengan teman-teman. Jelas sekali pola gaya hidup berkontribusi besar terhadap resiko terkenanya kanker, tidak terkecuali kanker mulut.
Selain itu, semakin banyak bukti terkumpul yang mengungkapkan bahwa seks oral dapat berkontribusi dalam menyebarkan kanker mulut, yaitu melalui transmisi Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini dapat ditemukan di mulut dan tenggorokan, leher rahim, dan anus. Virus ini merupakan virus yang sama yang menyebabkan kanker di leher rahim.
Semua Orang Harus Waspada
Kanker mulut adalah salah satu masalah kesehatan yang patut diwaspadai dan menuntut perhatian lebih dari semua orang, baik yang termasuk dalam kelompok beresiko tinggi maupun tidak. Bila menemukan sesuatu yang abnormal dan mencurigakan dalam mulut Anda seperti yang disinggung di atas, segera konsultasikan diri Anda ke dokter gigi spesialis penyakit mulut untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter gigi Anda akan mengambil sedikit jaringan lunak dari mulut (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi. Bila dari pemeriksaan makin memperkuat kecurigaan bahwa pasien menderita penyakit kanker mulut, maka diperlukan pemeriksaan yang lebih lanjut seperti pemeriksaan darah, rontgen, atau CT scan agar ditemukan lokasi pasti dari kanker tersebut.
Setelah diagnosa ditegakkan, barulah rencana perawatan dapat ditetapkan bagi pasien yang bersangkutan. Perawatan yang akan dilakukan sangat bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Oleh sebab itulah deteksi dini dari penyakit ini sangat penting, dan dibutuhkan kesadaran serta kewaspadaan dari berbagai lapisan masyarakat.[](MM)