Tak sedikit masyarakat Indonesia yang terenyuh saat Ustaz Arifin Ilham mengungkapkan bahwa dirinya sempat terdiagnosis kanker kelenjar getah bening stadium 4A. Dilansir dari Liputan6.com, di hadapan jamaahnya, Ustaz Arifin menceritakan bahwa dirinya baru saja menyelesaikan pengobatan untuk kanker kelenjar getah bening.
Seperti kanker lainnya, makin cepat dideteksi, maka tingkat kesembuhannya makin tinggi. Oleh karena itu, mengenali gejala kanker kelenjar getah bening sebagai antisipasi bisa berperan krusial.
Kelenjar getah bening, atau secara medis disebut dengan limfoma, merupakan salah organ tubuh tubuh manusia yang jumlahnya sangat banyak. Manusia memiliki lebih dari 500 kelenjar getah bening yang tersebar dari kepala hingga kaki. Kelompok kelenjar getah bening terbanyak ditemukan di leher, ketiak, rongga dada, rongga perut, dan lipat paha.
Ratusan kelenjar getah bening tersebut berperan dalam menjaga daya tahan tubuh, menghasilkan antibodi, dan melawan berbagai kuman penyakit. Kuman yang dilawan ini khususnya adalah kuman yang sebelumnya belum pernah menginfeksi tubuh.
Meski jumlahnya begitu banyak, tapi dalam kondisi normal kelenjar-kelenjar tersebut tak terlihat, dan tak bisa diraba saat dilakukan pemeriksaan.
Artikel Lainnya: Penyebab Pembesaran Kelenjar Getah Bening
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
Pada kanker kelenjar getah bening, terjadi pertumbuhan sel-sel yang tak terkendali pada salah satu atau beberapa kelenjar getah bening di dalam tubuh. Sel-sel tersebut bersifat ganas dan merusak jaringan di sekitarnya. Akibatnya, kelenjar getah bening tak mampu berfungsi menjaga daya tahan tubuh sebagaimana mestinya.
Salah satu gejala yang paling awal dikenali oleh penderitanya adalah timbulnya benjolan di bawah kulit. Kondisi tersebut merupakan tanda dari pembesaran kelenjar getah bening.
Benjolan tersebut paling sering dijumpai di leher, ketiak, atau lipat paha. Benjolan tersebut biasanya teraba kenyal, tidak nyeri, dan warnanya sama dengan warna kulit di sekitarnya.
Jika kanker kelenjar getah bening terjadi pada kelenjar di dalam rongga dada, gejala yang paling sering dikeluhkan adalah sesak napas. Sesak napas yang dirasakan ini awalnya ringan, tapi makin lama makin berat hingga dapat mengancam nyawa.
Sementara itu, jika kanker terjadi pada kelenjar getah bening di rongga perut, keluhan yang paling sering dialami adalah perut makin membesar dan terasa begah. Selain gejala-gejala tersebut, penderita kanker kelenjar getah bening umumnya mengalami:
- Demam tak terlalu tinggi yang berkepanjangan (terjadi selama lebih dari dua minggu)
- Banyak keringat khususnya pada malam hari
- Mudah lelah
- Kehilangan nafsu makan
- Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Tak hanya itu, orang yang mengalami kanker kelenjar getah bening juga akan lebih rentan tertular infeksi dibandingkan orang yang sehat. Hal ini karena kelenjar getah beningnya tak mampu menjaga daya tahan tubuh. Lebih lanjut, jika penderitanya mengalami infeksi, umumnya bisa sangat mudah menjadi infeksi yang berat dan membahayakan.
Artikel Lainnya: Awas, 5 Penyakit Ini Bisa Menyerang Kelenjar Ludah!
Kapan Perlu Memeriksakan Diri ke Dokter?
Penderita kanker kelenjar getah bening sering terlambat datang ke dokter, sehingga terlambat mendapatkan pengobatan. Ini karena gejala kanker getah bening mirip dengan gejala penyakit lainnya. Sebagai contoh, infeksi saluran pernapasan juga bisa menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening, demam, dan keringat malam seperti gejala limfoma.
Meski kadang mirip dengan penyakit lainnya, gejala yang terjadi pada kanker kelenjar getah bening terjadi berkepanjangan, dan makin lama akan semakin berat. Jadi, jika seseorang menemukan dirinya mengalami salah satu gejala kanker kelenjar getah bening, dan gejala tersebut tak kunjung membaik selama lebih dari dua minggu, sebaiknya ia segera memeriksakan diri ke dokter.
Diagnosis kanker kelenjar getah bening sedini mungkin sangat penting, karena ini akan memengaruhi keberhasilan pengobatan. Kanker kelenjar getah bening yang ditemukan pada stadium awal memiliki peluang yang tinggi untuk sembuh.
Sebaliknya, semakin terlambat terdiagnosis, kanker pada satu kelenjar akan menyebar ke kelenjar getah bening lain secara perlahan. Tak hanya itu, penyebaran juga mencapai organ tubuh lain, sehingga peluang untuk sembuh akan lebih kecil.
Dalam penuturannya pada awak media, Ustaz Arifin Ilham menceritakan bahwa dirinya sudah menjalani rangkaian pengobatan dan dinyatakan bebas kanker oleh dokter. Semoga kisahnya dalam mengalami kanker bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala kanker kelenjar getah bening sejak dini dan segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala tersebut.
[RN/ RVS]