Lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba hari Senin (22/10/2018) dunia hiburan tanah air dikejutkan dengan berita meninggalnya Titi Qadarsih. Seniman yang dikenal sebagai ratu modelling Indonesia ini mengembuskan napas terakhir pada usia 73 tahun akibat kanker usus. Peragawati senior asal Jawa Timur tersebut diketahui meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker usus stadium empat yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir.
Penyakit kanker usus seperti yang dialami oleh Titi Qadarsih merupakan salah satu jenis kanker terbanyak yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa setiap tahunnya, dari 100.000 penduduk, setidaknya terdapat 12 kasus baru kanker usus (secara medis disebut sebagai kanker kolorektal).
Apa penyebab kanker usus?
Seperti halnya kebanyakan kanker lainnya, penyebab kanker usus masih terus diteliti hingga saat ini. Namun telah diketahui bahwa kanker usus berhubungan dengan pola makan dan aktivitas fisik seseorang.
Perilaku-perilaku berikut ini menyebabkan seseorang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kanker usus besar:
-
Terlalu banyak mengonsumsi daging
Orang yang sering mengonsumsi daging merah (seperti daging sapi, daging domba, hati sapi, daging kambing), serta sering mengonsumsi daging olahan (misalnya sosis atau daging kornet) memiliki risiko untuk mengalami kanker usus.
Risiko tersebut akan makin tinggi jika daging tersebut diolah dalam suhu sangat tinggi, misalnya dengan metode deep fry atau dibakar. Proses pengolahan daging tersebut akan memunculkan zat kimia yang membuat kanker usus lebih rentan terjadi.
-
Memiliki kebiasaan merokok
Memiliki kebiasaan merokok bukan hanya membuat seseorang rentan mengalami kanker paru, tetapi juga kanker usus besar. Perokok memiliki risiko 1,5 kali lipat atau lebih untuk mengalami kanker usus dibandingkan orang yang tidak merokok.
-
Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol
Terlalu banyak alkohol akan merusak saluran pencernaan, terutama hati dan usus. Pada hati, alkohol yang berlebihan menyebabkan perlemakan hati (fatty liver) dan kanker hati. Pada usus, kanker usus juga rentan dialami peminum alkohol. Jika seseorang sangat ingin mengkonsumsi alkohol, batasi jumlahnya. Bir hanya boleh diminum paling banyak 250 cc dalam satu minggu. Sementara wine sebaiknya dikonsumsi tak lebih dari 65 cc dalam satu minggu.
-
Tidak aktif bergerak
Seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk saja lebih berisiko mengalami kanker usus. Sebaliknya, bergerak aktif, misalnya dengan banyak jalan kaki, naik turun tangga, atau berolahraga, akan melindungi seseorang dari terkena kanker usus.
-
Mutasi gen
Selain perilaku-perilaku tersebut, kanker usus juga dapat terjadi karena adanya mutasi genetik. Beberapa mutasi gen yang telah diketahui dapat mencetuskan kanker usus besar adalah mutasi gen APC, MLH, MYH, dan STK11. Adanya mutasi gen terutama diduga jika seseorang terkena kanker usus pada usia sangat muda dan terdapat riwayat kanker usus juga pada anggota keluarganya.
Pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker usus
Terdapat banyak strategi pengobatan kanker usus. Di antaranya adalah dengan operasi, kemoterapi, radiasi, dan imunoterapi. Namun kemungkinan sembuh dan angka harapan hidup penderita kanker usus sangat tergantung dari stadium kanker yang dialaminya.
Studi menunjukkan bahwa jika kanker usus ditemukan dan diobati pada stadium I, maka harapan hidupnya dalam 5 tahun ke depan adalah sebesar 92%. Pada stadium II, harapan hidupnya berkisar antara 65-87%. Penderita kanker usus stadium III memiliki harapan hidup dalam 5 tahun ke depan sebesar 53-72%. Sementara itu, penderita kanker usus stadium IV yang mampu bertahan hidup hanya sekitar 12%.
Oleh karena itu, untuk mencegah kematian akibat kanker usus, pencegahan dan deteksi dini kanker usus merupakan hal yang penting. Kanker usus dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu aktif bergerak dan rutin berolahraga, banyak mengkonsumsi sayur dan buah, membatasi konsumsi daging merah, serta menghindari paparan asap rokok dan alkohol.
Sementara itu, tindakan deteksi dini kanker usus dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun cara sederhana yang efektif dan tidak menyakitkan adalah dengan melakukan pemeriksaan tes darah samar dari feses secara berkala (1-3 tahun sekali). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya darah yang “tersembunyi” di feses yang sering kali merupakan gejala awal kanker usus.
Kabar berpulangnya Titi Qadarsih mendatangkan duka bagi di hati banyak orang. Namun juga meningkatkan kewaspadaan akan bahaya kanker usus. Mulai terapkan pola hidup sehat sejak hari ini agar kanker usus bisa dihindari.
[RVS]