Selama ini, mungkin Anda berpikir bahwa letak kista hanya ada di vagina. Namun ternyata, kista juga dapat Anda temui di payudara. Kista payudara itu sendiri terkait dengan kantong yang berisi cairan.
Dan kabar baiknya, sebagian besar benjolan payudara tersebut umumnya bersifat jinak. Anda pun tak perlu mengkhawatirkannya secara berlebihan. Selain bersifat jinak, kista payudara biasanya akan hilang dengan sendirinya dan tidak memerlukan pengobatan khusus.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, kista payudara banyak dialami oleh wanita berusia 30 - 50 tahun. Yang paling berisiko adalah wanita yang telah memasuki masamenopause.
Apa itu kista payudara?
Bila dilihat lebih jauh, struktur dalam payudara menyerupai anggur yang memiliki kantong-kantong kelenjar. Kantong-kantong tersebut memiliki sekat yang berfungsi untuk memproduksi ASI saat wanita hamil ataupun menyusui.
Apabila kantong-kantong itu terisi oleh hal lain selain ASI, maka terbentuklah kista payudara. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang membuat kantong-kantong itu terisi oleh cairan lain selain ASI.
Beberapa ahli berpendapat bahwa ada kemungkinan hal itu dipicu oleh hormon. Karena kista payudara ini tidak berbahaya, maka belum ada lagi yang menelaah lebih jauh tentang penyebabnya.
2 jenis kista payudara
Dilihat dari ukurannya, kista payudara terbagi menjadi menjadi dua jenis, yaitu microcysta dan macrocysta. Masing-masing penjelasannya ada di bawah ini.
-
Microcysta
Kista ini berukuran kecil dan bahkan penderitanya terkadang tidak merasakan ada benjolan saat payudara diraba. Untuk mendeteksi kista microcysta, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti mammography atau USG payudara.
-
Macrocysta
Dari namanya saja sudah terlihat bahwa ukuran kista ini pasti lebih besar dan dapat terasa bila diraba. Ukurannya mulai dari 2,5 - 5 sentimeter. Ukurannya yang cukup besar bisa menekan jaringan-jaringan payudara yang ada di sekitarnya hingga menimbulkan rasa nyeri.
Selain adanya benjolan, ada pula beberapa gejala lain yang dapat Anda kenali untuk mendeteksi kemungkinan adanya kista pada payudara Anda, yaitu keluarnya cairan dari puting susu. Cairan tersebut dapat berwarna bening, kuning, ataupun berwarna cokelat.
Saat Anda mengalami menstruasi, biasanya benjolan itu akan membesar dan menimbulkan rasa nyeri. “Nah, ketika menstruasi sudah selesai, tetapi benjolan itu masih menetap dan rasa nyerinya juga awet. Hal inilah yang patut Anda konsultasikan kepada dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar dr. Vita.
Penanganan kista payudara
Jika setelah dipastikan bahwa benjolan kista yang teraba itu mengandung cairan, dokter akan melakukan pengambilan cairan dari dalam benjolan tersebut. Tindakan medis itu dinamakan Fine-Needle Aspiration. Setelah kista payudara sudah dipastikan tidak mengandung darah dan menghilang, maka penanganan lebih lanjut tidak diperlukan.
Namun, bila setelah diambil, cairan yang mengandung darah itu masih tetap ada, penanganan lanjutan akan dilakukan. Dokter akan mengirim contoh cairan itu ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG payudara.
Lalu, bagaimana jika setelah diperiksa dan dilakukan tindakan, justru tidak ada cairan sama sekali dalam payudara? “Kalau begitu, dokter akan menyarankan si pasien untuk segera mendapatkan pemeriksaan lanjutan, seperti Mammogram dan USG payudara. USG payudara dapat mengetahui apakah benjolan tersebut berisi cairan atau massa padat,” kata dr. Vita.
Jika ternyata isinya adalah massa padat, sama dengan sebelumnya, akan ada pemeriksaan lebih lanjut ke laboratorium usai mengambil sedikit jaringan dari benjolan itu.
Kista payudara tidak bisa dicegah. Namun, bila Anda kerap melakukan metode SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), keberadaan kista payudara akan lebih mudah terdeteksi. Meski pada kebanyakan kasus kista ini tidak menimbulkan masalah kesehatan lebih lanjut, tak ada salahnya bila Anda tetap memeriksakan diri ke dokter agar merasa lebih tenang.
[HNS/ RVS]