Berapa kali Anda dalam sehari mengganti pembalut? Jika hanya sekali sehari, Anda harus meningkatkan frekuensinya. Karena selain tidak bersih, ada pendapat yang mengatakan bahwa malas ganti pembalut juga bisa memicu kanker serviks. Apakah itu benar?
Kanker serviks menjadi salah satu ancaman bagi para wanita Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka penderita kanker serviks di Indonesia sebanyak 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Penyebab dari kanker serviks adalah human papillomavirus (HPV). Jenis virus ini mudah ditemukan di area mana saja dan bisa gampang menular. Virus disebarkan antara satu orang ke orang lainnya lewat kontak kulit dengan area yang terinfeksi HPV, termasuk hubungan seksual lewat vagina, anus, maupun mulut. Namun, seks tidak menjadi satu-satunya media penularan.
Malas ganti pembalut dan kanker serviks
Lalu, apakah malas ganti pembalut bisa menjadi salah satu penyebab kanker serviks? Kebiasaan ini tidak menyebabkan kanker serviks. Namun, pembalut yang penuh darah menstruasi dan tidak segera diganti akan mudah membuat vagina menjadi lembap. Apabila vagina lembap, maka HPV akan mudah berkembang biak pada tubuh wanita yang baru terpapar virus tersebut.
Hindari mengganti pembalut saat darah menstruasi sudah penuh. Disarankan untuk mengganti pembalut setiap 3–4 jam sekali agar area vagina Anda bebas dari kuman penyebab penyakit.
Sebenarnya jika Anda sudah terinfeksi HPV pun, kuman yang berubah menjadi kanker hanya sebagian kecil karena pada dasarnya infeksi dapat dilawan oleh imunitas tubuh. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan menjadi kanker, antara lain:
- Tipe dan durasi infeksi virus
- Daya tahan tubuh yang rendah (status nutrisi yang rendah, infeksi HIV, dan penyakit kronis lainnya)
- Faktor lingkungan seperti merokok dan kekurangan vitamin
Cara mencegah tertular virus HPV
Karena HPV mudah menular, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari virus tersebut. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks:
-
Vaksinasi
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), vaksin HPV dianjurkan untuk diberikan kepada anak perempuan berusia 9–13 tahun. Pemberian vaksinasi adalah cara yang sangat ampuh untuk mengurangi kejadian kanker serviks. Bila seseorang sudah terinfeksi HPV, vaksin menjadi kurang efektif dan bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.
-
Rutin Pap smear
Apabila Anda sudah aktif berhubungan seksual, skrining Pap smear wajib dilakukan. Dengan rutin skrining, gambaran prakanker dapat ditemukan lebih awal dan dicegah berkembang menjadi kanker. Rekomendasi dari American Cancer Society mengenai pemeriksaan Pap smear adalah sebagai berikut:
- Wanita usia 21–29 tahun dianjurkan untuk melakukan Pap smear sebanyak satu kali dalam tiga tahun, apalagi bila dirinya sudah aktif secara seksual.
- Bagi Anda yang berusia 30–65 tahun, Pap smear dapat dilakukan tiga tahun sekali. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap smear disertai tes DNA HPV setiap 5 tahun sekali.
-
Hindari berganti pasangan seksual
Semakin sering Anda berganti pasangan seksual, maka kemungkinan untuk tertular kanker serviks akan meningkat. Apalagi jika Anda tidak menggunakan kondom.
Gejala awal kanker serviks sebagian besar tidak diketahui, dan baru disadari saat pasien sudah masuk stadium kanker lanjut. Oleh karena itu, sayangilah tubuh Anda dengan konsisten menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya dengan rutin menjaga kebersihan diri, seperti rajin mengganti pembalut saat darah menstruasi sudah penuh atau tiap 3–4 jam sekali. Jadi, jangan lagi malas ganti pembalut, ya.
[RS/ RVS]