Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah penyakit ganas yang dapat menurunkan kualitas hidup dan mengancam keselamatan penderitanya.
Berdasarkan Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2018, terdapat 35.490 kasus kanker kelenjar getah bening di Indonesia, di mana 7.565 pasien di antaranya meninggal dunia.
Kendati demikian, bukan berarti kanker kelenjar getah bening tak bisa ditangani sama sekali. Nyatanya, penyakit tersebut bisa ‘diobati’ dengan tindakan Lymphadenectomy.
Mengenal Limfadenektomi untuk Kanker Kelenjar Getah Bening
Limfadenektomi merupakan pembedahan kelenjar getah bening, yang dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
- Mendiagnosis ada/tidaknya sel kanker pada kelenjar getah bening.
- Mengangkat kelenjar getah bening yang memiliki sel kanker guna mencegah risiko keganasan berulang.
- Membantu dokter untuk dapat menentukan pengobatan kanker limfoma yang tepat sesuai lokasinya.
Artikel Lainnya: Yuk, Mengenal Kanker Limfoma dan Gejalanya!
Limfadenektomi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu regional dan radikal. Jenis regional berhubungan dengan proses pengangkatan sebagian kelenjar getah bening yang ada di sekitar tumor atau kanker.
Sementara itu, untuk jenis Limfadenektomi radikal, dokter akan mengangkat sebagian besar atau seluruh kelenjar getah bening yang ada di area tumor maupun kanker.
Kelenjar getah bening yang sudah terangkat dari proses tersebut akan diperiksa di laboratorium menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ini akan memudahkan dokter untuk mendeteksi tanda-tanda kanker.
Berdasarkan lokasi dilakukannya tindakan, berikut ini beberapa jenis Limfadenektomi yang bisa dilakukan:
- Axillary lymph node dissection (ALND), yaitu limfadenektomi di area ketiak.
- Neck dissection, yaitu limfadenektomi di seputar area leher.
- Inguinal lymph node dissection, yaitu limfadenektomi di sekitar selangkangan dan pangkal paha.
- Retroperitoneal lymph node dissection (RPLND), yaitu limfadenektomi di area belakang perut.
- Pelvic lymph node dissection (PLND), yaitu limfadenektomi di sekitar tulang panggul.
Persiapan Sebelum Menjalani Limfadenektomi
Limfadenektomi biasanya dianjurkan dokter untuk kasus kanker yang berada di stadium lanjut. Hal ini karena sel-sel kanker stadium awal biasanya belum tersebar sampai ke kelenjar getah bening.
Artikel Lainnya: Mengenal Gejala Limfoma atau Kanker Kelenjar Getah Bening pada Anak
Untuk menentukan perlu/tidaknya prosedur limfadenektomi, pasien perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Apabila memang dibutuhkan tindakan tersebut, pasien diharuskan menginap di rumah sakit paling tidak satu hari.
Saat prosedur dilakukan, dokter akan mengawali tindakan dengan memberikan bius total kepada pasien.
Kemudian, dokter akan menentukan bagian tubuh mana yang sekiranya terdapat pembengkakan kelenjar getah bening terkait tumor. Setelah lokasinya ditentukan, dokter akan memberikan sayatan di bagian tubuh tersebut.
Sayatan dibuat dengan tujuan untuk mengangkat kanker kelenjar getah bening yang bermasalah.
Setelah terambil, selang kecil akan masuk sebelum dokter menutup dan menjahit luka bekas sayatan. Selang ini berguna untuk membuang sisa cairan dan darah setelah operasi.
Prosedur limfadenektomi akan memakan waktu sekitar 1 jam. Namun, durasi ini tidaklah pasti alias sesuai dengan kondisi pasien.
Efek Samping Limfadenektomi
Semua prosedur operasi memiliki kemungkinan efek samping, tak terkecuali Limfadenektomi.
Artikel Lainnya: Mengatasi Kanker Limfoma dengan Cara Alami, Mungkinkah?
“Efek samping Limfadenektomi yang sering terjadi, yaitu nyeri, infeksi, perdarahan, dan timbul jaringan luka pada bekas operasinya,” ujar dr. Arina Heidyana.
Selain itu, pada kasus limfadenektomi radikal, pasien juga berisiko mengalami pembengkakan di tungkai atau lengan karena adanya sumbatan di pembuluh darah (limfedema).
Semakin banyak jumlah kelenjar getah bening yang diangkat, semakin besar pula risiko limfedema.
Apabila pasien mengalami pembengkakan yang tidak biasa di bagian lengan atau kaki setelah Limfadenektomi, jangan tunda untuk menghubungi dokter. Pasalnya, kondisi ini mungkin berkaitan dengan gejala limfedema.
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma bukanlah akhir dari segalanya. Sebab, kondisi ini masih mungkin diatasi menggunakan Limfadenektomi.
Apabila Anda termasuk orang-orang yang merasa perlu menjalani Limfadenektomi, tak ada salahnya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang tindakan tersebut dengan melakukan konsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)