Kanker payudara dapat terjadi pada wanita maupun pria. Meski begitu, kaum hawa lebih berisiko mengalami jenis keganasan ini. Hal itu karena tubuh wanita memiliki kadar hormon estrogen yang lebih banyak.
Kanker payudara, seperti diketahui, disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen. Sel payudara wanita sangat aktif dan reseptif terhadap hormon tersebut.
Ketika lonjakan hormon estrogen di dalam tubuh wanita terjadi, sel-sel payudara ikut tumbuh dan membelah. Semakin banyak sel membelah, semakin besar pula risiko kanker.
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko kanker pada payudara, yaitu perubahan gen yang dapat diwarisi secara turun-temurun dalam keluarga.
Menurut American Cancer Society, terdapat sekitar 5–10 persen kasus kanker payudara keturunan yang disebabkan oleh sederet perubahan gen berikut ini:
1. BRCA1 dan BRCA2
BRCA (breast cancer gene) merupakan jenis gen yang berperan membantu menjaga pertumbuhan dan pembelahan sel payudara, ovarium, maupun sel tubuh lainnya.
BRCA terbagi menjadi dua, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Kendati bertugas mencegah pembelahan sel abnormal penyebab kanker, mutasi gen BRCA1 ataupun BRCA2 justru dapat mencetuskan keganasan tersebut.
Bahkan, perubahan genetik BRCA1 atau BRCA2 merupakan penyebab kanker payudara genetik yang paling umum.
Disampaikan dr. Atika, BRCA1 dan 2 merupakan gen yang berperan dalam proses produksi protein untuk memperbaiki kerusakan DNA. Ketika BRCA1 dan 2 bermutasi, produksi protein pun turut terdampak.
“Kondisi ini meningkatkan risiko kerusakan DNA. Salah satu efeknya, yaitu menimbulkan gangguan berupa pembelahan sel terus-menerus yang berujung pada kanker,” ucap dr. Atika.
Kembali mengutip American Cancer Society, 7 dari 10 wanita yang memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 terjangkit kanker payudara pada usia 80 tahun.
Risiko tersebut semakin besar jika seseorang memiliki banyak anggota keluarga yang mengalami kanker payudara.
Wanita dengan mutasi gen BRCA1 ataupun 2 juga lebih berisiko mengembangkan kanker ovarium. Sementara itu, pria dengan mutasi gen tersebut berisiko lebih tinggi terjangkit kanker payudara.
Akan tetapi, baik pria dan wanita dengan mutasi gen BRCA1 atau 2 dapat pula mengembangkan jenis keganasan lainnya.
Artikel Lainnya: Hindari Kanker Payudara dengan Turunkan Berat Badan
2. ATM
Terdapat beberapa jenis mutasi gen yang bisa memicu pertumbuhan sel abnormal pada payudara. Perubahan ini jarang terjadi dan mayoritas di antaranya tidak meningkatkan risiko kanker payudara sebesar mutasi gen BRCA.
Salah satu perubahan genetik yang dimaksud, yaitu ATM (ataxia telangiectasia mutated). Normalnya, gen ATM berperan membantu memperbaiki DNA yang rusak.
ATM gene juga bertugas membantu membunuh sel, khususnya ketika kerusakan sel tidak dapat diperbaiki.
Individu yang mewarisi satu salinan mutasi gen ATM dari orangtuanya berisiko tinggi mengalami kanker payudara.
3. TP53
TP53 (tumor protein 53) merupakan gen yang bertugas memberikan instruksi untuk membuat protein tumor p53.
Protein p53 berperan mengontrol pembelahan sel. Hal ini dapat mencegah pembelahan sel terlalu cepat, yang mencetuskan kanker.
Kendati demikian, gen TP53 yang bermutasi dapat pula menyebabkan penyakit genetik bernama sindrom Li-Fraumeni.
Pengidap kondisi tersebut berisiko tinggi mengembangkan beberapa jenis kanker, misalnya leukemia (kanker darah), kanker otak, serta sarkoma (kanker tulang dan jaringan ikat).
Meski jarang terjadi, pengidap Li-Fraumeni dapat pula terjangkit kanker payudara.
Artikel Lainnya: Manfaat Makan Wortel untuk Menurunkan Risiko Kanker Payudara
4. PALB2 dan CHEK2
Peningkatan risiko kanker payudara dapat pula disebabkan oleh perubahan gen PALB2 dan CHEK2.
Gen PALB2 (partner and localizer of BRCA2) berperan menghasilkan protein yang berinteraksi dengan protein besutan BRCA2.
Sementara itu, CHEK2 (checkpoint kinase 2) merupakan gen lain yang turut membantu perbaikan DNA.
Demikian sederet perubahan genetik yang memicu kanker payudara keturunan. Jika Anda khawatir mengalami penyakit tersebut lantaran terdapat riwayat dalam keluarga, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala guna memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Apabila Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan tips maupun saran untuk menurunkan risiko kanker, jangan ragu berkonsultasi kepada dokter secara daring melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)
Referensi:
- American Cancer Society. Diakses 2022. Breast Cancer Risk Factors You Cannot Change.
- CDC. Diakses 2022. Hereditary Breast Cancer and BRCA Genes.
- Medline Plus. Diakses 2022. TP53 gene.
- Wawancara dr. Atika.