Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kondisi yang berbahaya bagi wanita. Ketika seseorang didiagnosis mengidap kanker serviks, dokter akan memberikan rencana perawatan, salah satunya dengan memberikan obat.
Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, pengobatan kanker serviks akan bergantung dari stadium kanker yang diidap pasien.
“Stadium kanker, jenis kanker, usia pasien, dan kondisi medis lain yang dialami pasien akan memengaruhi rencana pengobatan yang dilakukan. Biasanya, pengobatan juga dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti kemoterapi atau radioterapi,” jelasnya.
Terdapat berbagai macam obat kanker rahim, baik itu berbentuk oral atau melalui infus. Berikut daftar obat kanker serviks yang dapat diberikan oleh pengidap kanker rahim:
1. Avastin
Melansir dari National Cancer Institute, avastin merupakan salah satu jenis obat yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker. Obat ini akan menghambat aliran darah ke tumor yang ada di serviks.
Selain itu, avastin juga bisa memperlambat pertumbuhan tumor, sehingga diharapkan akan membuat sel kanker jadi sulit untuk berkembang.
Umumnya, dokter akan memberikan avastin pada pasien kanker serviks stadium IV-B. Pemberian obat ini dilakukan lewat cairan infus supaya bisa langsung bekerja masuk ke pembuluh darah.
Selama infus obat, terdapat efek samping yang mungkin bisa terjadi, sehingga kamu akan mengalami salah satu dari gejala kesulitan bernapas, menggigil, gemetar, berkeringat, sakit kepala, nyeri dada, pusing, pingsan, kemerahan, ruam, atau gatal-gatal.
Dianjurkan untuk segera beri tahu dokter jika memang muncul gejala tersebut, ya!
Artikel Lainnya: Gejala Awal Kanker Serviks Sesuai Stadium
2. Topotecan
Topotecan adalah sejenis obat kemoterapi yang disebut inhibitor topoisomerase 1. Obat ini akan bekerja dengan memblokir bahan kimia yang disebut topoisomerase 1.
Bahan kimia ini membantu memisahkan dan memperbaiki DNA di dalam sel ketika mereka memperbanyak diri. Untuk berkembang biak, sel kanker perlu membuat dan memperbaiki DNA.
Dengan kata lain, obat ini berperan dalam mematikan sel kanker atau menghambat perkembangan sel kanker.
Obat topotecan dapat diberikan secara oral atau melalui cairan infus. Penting untuk diingat, obat ini hanya akan diberikan ketika pengobatan lain tidak bekerja dengan baik.
Umumnya, obat ini pada pengidap kanker serviks stadium IVB sebagai terapi paliatif atau pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang memiliki penyakit serius atau mengancam jiwa.
Dikutip dari MedlinePlus, obat kanker serviks ini bisa menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, diare, sembelit, kehilangan selera makan, sakit perut atau punggung, sariawan, sakit kepala, kerontokan rambut, hingga memar di lokasi suntikan.
3. Pembrolizumab
Pembrolizumab merupakan obat kanker rahim yang bekerja dengan cara mematikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, obat ini juga dapat membantu meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap sel-sel kanker.
Berdasarkan Therapeutic Advances in Medical Oncology, obat ini hanya akan diberikan pada pasien yang kondisinya tak kunjung membaik alias penderita kanker serviks stadium lanjut.
Pemberian obat pembrolizumab biasanya akan dilakukan dalam bentuk cairan infus yang langsung mengalir ke pembuluh darah.
Selama pemberian infus, terdapat efek samping yang mungkin kamu alami, seperti kemerahan, demam, menggigil, gemetar, pusing, merasa ingin pingsan, sesak napas, sulit bernapas, sakit punggung, gatal, atau ruam.
Bila mengalami salah satu gejala tersebut, segera beri tahu dokter. Nantinya, dokter mungkin akan menunda atau menghentikan pengobatan dengan pembrolizumab.
Artikel Lainnya: Mitos Kanker Serviks yang Bikin Salah Kaprah
4. Carboplati
Carboplatin adalah pilihan obat kanker serviks yang dapat menghambat dan mematikan sel kanker dalam tubuh. Obat ini dapat diberikan dalam pengobatan kanker serviks stadium I-B, II-A, II-B, III, IV-A, atau IV-B.
Obat kanker serviks stadium 3 ini biasanya diberikan bersamaan dengan terapi radiasi. Biasanya, pemberian carboplatin akan dilakukan melalui cairan infus.
Sayangnya, pemberian obat ini tidak boleh diberikan lebih dari 1 kali dalam kurun waktu empat minggu. Pasalnya, obat ini bisa menurunkan sel darah yang ada di dalam tubuh.
Selain itu, ada efek samping lain yang bisa terjadi, seperti mual, muntah, diare, sembelit, luka di mulut dan tenggorokan, muncul sensasi terbakar di tangan atau kaki, bengkak di area suntikan, rambut rontok, hingga kehilangan indera perasa.
5. Cisplatin
Cisplatin akan bekerja dengan menghancurkan sel yang membelah dengan cepat, seperti sel kanker. Pemberian obat ini hanya boleh dilakukan dengan bantuan dokter atau perawat medis.
Umumnya, cisplatin akan diberikan bersamaan dengan terapi radiasi. Serupa dengan carboplatin, cisplatin juga dapat diberikan pada pengidap kanker serviks stadium I-B, II-A, II-B, III, IV-A, dan IV-B.
Pemberian obat cisplatin akan dilakukan lewat cairan infus. Terdapat beberapa efek samping dari pemberian cisplatin, seperti mual, muntah, diare, rambut rontok, kehilangan indera perasa, cegukan, dan mulut kering. Selain itu, obat ini dapat menyebabkan masalah ginjal dan pendengaran yang serius.
Artikel Lainnya: Cara Penularan Kanker Serviks
6. Hycamtin
Hycamtin merupakan obat yang bisa merusak DNA sel kanker yang sedang berkembang biak. Biasanya, obat ini diberikan ketika pengobatan lain kurang berhasil.
Obat ini tersedia dalam bentuk oral yang bisa diminum secara langsung atau diberikan oleh dokter lewat cairan infus. Bila mendapatkan hycamtin dalam bentukan oral, maka pastikan untuk meminumnya sesuai anjuran dokter.
Sayangnya, hycamtin dapat menurunkan jumlah sel darah dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Terdapat beberapa efek samping dari obat hycamtin, seperti batuk, demam, kesulitan bernapas, diare, hingga muncul reaksi alergi.
Nah, itu dia beberapa obat yang umumnya diberikan oleh dokter untuk pasien kanker serviks. Sayangnya, tidak disarankan untuk membeli obat kanker serviks di apotek. Pasalnya, seluruh obat kanker perlu mendapatkan pengawasan dokter.
Selain itu, kebanyakan obat kanker juga diberikan lewat injeksi infus yang tentunya harus dilakukan oleh tenaga medis dan dokter. Oleh karenanya, tidak dianjurkan untuk membeli obat kanker di apotek.
Untuk tahu informasi kesehatan terkait pengobatan kanker, kamu bisa mengunduh aplikasi KlikDokter. Selain itu, bisa juga konsultasi langsung dengan dokter lewat layanan Tanya Dokter. KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu!
(NM)
- National Cancer Institute. Diakses 2023. Bevacizumab.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Bevacizumab Injection.
- National Cancer Institute. Diakses 2023. Cervical Cancer Treatment by Stage.
- National Cancer Institute. Diakses 2023. Topotecan Hydrochloride.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Topotecan Injection.
- Therapeutic Advances in Medical Oncology. Diakses 2023. Pembrolizumab in cervical cancer: latest evidence and clinical usefulness.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Pembrolizumab Injection.
- National Cancer Institute. Diakses 2023. Carboplatin.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Carboplatin Injection.
- MedlinePlus. Diakses 2023. Cisplatin Injection.
- Cancer Research UK. Diakses 2023. Topotecan (Hycamtin).