Penebalan dinding rahim merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut Hiperplasia Endometrium. Penebalan dinding rahim/Hiperplasia Endometrium dianggap sebagai suatu gejala untuk kanker endometrium.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terkait hal tersebut akan memberikan hasil peningkatan estrogen. Kondisi ini memang juga akan meningkat pada kondisi-kondisi lain, misalnya terapi estrogen eksogen, siklus anovulasi, polikistik ovarium sindrom (PCOS), dan obesitas.
Kondisi tersebut secara teori meningkatkan kemungkinan terjadinya penebalan dinding rahim/hiperplasia endometrium dan kanker Endometrium.
Pasien dengan penebalan dinding rahim/hiperplasia endometrium umumnya datang kepada seorang dokter dengan keluhan perdarahan yang tidak normal. Kondisi tersebut bisa dalam bentuk menorrhagia, metrorrhagia, menometrorrhagia, atau perdarahan pasca menopause.
Metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosisis penebalan dinding rahim/hiperplasia endometrium dan kanker pada endometrium adalah dengan aspirasi endometrium, dan/atau juga dikenal sebagai biopsi endometrium.
Prosedur tersebut dapat dilakukan di poliklinik dokter. Ketika dilakukan, prosedur tersebut dapat membuat ketidaknyamanan lebih minimal untuk pasien. Selain itu, prosedur ini juga memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang relatif tinggi.
Artikel Lainnya: Penebalan Dinding Rahim, Apa Dampaknya pada Kesehatan?
Penjabaran Diagnosis Penebalan Dinding Rahim
Berikut penjabarannya:
Tipe |
Penjelasan |
Risiko Kanker |
Simpleks |
Kelenjar endometrium membesar dan peningkatan stroma endometrium. |
~ 1% |
Kompleks |
Kelenjar endometrium begitu banyak dengan sangat sedikit stroma endometrium, dan pola kelenjar yang sangat kompleks. |
~ 3%-5% |
Simpleks dengan atypia |
Adalah sama seperti di atas, tetapi juga memberikan kenampakan bentuk sitologi atipik. Hal ini mengacu pada sel hiperkromatik, sel-sel epitel membesar. |
~ 8%-10% |
Kompleks dengan atypia |
~ 25%-30% |
Penebalan dinding rahim/Hiperplasia Endometrium sering kali terjadi pada sejumlah wanita dengan kondisi:
- Sekitar usia menopause
- Didahului dengan terlambat haid atau amenorea
- Obesitas (konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak)
- Penderita Diabetes melitus
- Penggunaan estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian progestin pada kasus menopause
- Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)
Pada sebagian besar kasus, terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan dengan memberikan hormon progesteron. Dengan pemberian progesteron, endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhannya kembali.
Berikut yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan resiko penebalan dinding rahim/hiperplasia endometrium:
- Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium.
- Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium secara berlebihan. Terapi terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kontrasepsi oral kombinasi.
- Melakukan gaya hidup sehat untuk menurunkan berat badan.
Jaga kesehatan anda sebaik mungkin agar tidak terkena penebalan dinding rahim, jika anda ingin konsultasi lebih lanjut mengenai penyakit penebalan dinding ramin, anda bisa install aplikasi Klikdokter segera, agar bisa berkonsultasi bersama dokter langsung.