Cisplatin merupakan obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk mengatasi beberapa jenis kanker, seperti kanker kandung kemih, kanker testis, maupun kanker ovarium.
Cara kerja obat dengan kandungan platinum ini yaitu menghambat pembentukan DNA sel. Sehingga, memperlambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Meski begitu, cisplatin menimbulkan efek samping berupa gangguan pendengaran. Masalah pendengaran akibat efek samping cisplatin bahkan dapat berlangsung lama.
Sebuah studi yang digagas National Institute on Deafness and other Communication Disorders (NIDCD) menemukan penyebab gangguan pendengaran akibat efek samping obat kemoterapi tersebut, berikut penjelasannya.
Penyebab Gangguan Pendengaran Akibat Efek Samping Cisplatin
Studi soal penyebab gangguan dengar akibat dampak negatif cisplatin dimuat dalam jurnal Nature Communications.
Risetnya bermula dari temuan terkait kerusakan koklea pada pengguna cisplatin. Koklea merupakan organ pendengaran yang bertugas mengirimkan pesan ke saraf pendengaran dan otak.
Disebutkan dalam penelitian, cisplatin dan obat-obatan yang mengandung platinum, dapat menyebabkan kerusakan koklea. Hal ini terjadi pada 40-80 persen orang dewasa dan 50 persen anak-anak.
Artikel Lainnya: Hal yang Terjadi pada Tubuh Setelah Kemoterapi
Efek samping cisplatin bahkan dapat menyebabkan penggunanya mengalami gangguan pendengaran selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, usai menjalani terapi.
Banyak pengguna obat berbahan platinum seperti cisplatin pun mengalami gangguan pendengaran permanen yang signifikan.
Berangkat dari temuan tersebut, peneliti menyelidiki lebih jauh penyebab gangguan dengar akibat cisplatin. Studi dilakukan pada tikus dengan menggunakan metode inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS).
Prosedur penelitian tersebut dilakukan untuk mengukur jumlah platinum yang tersisa di jaringan telinga bagian dalam tikus. Tikus tersebut diberikan paparan cisplatin dengan dosis serupa terapi pengobatan kanker pada manusia.
Selama obat diinduksikan, kerusakan terjadi secara progresif pada koklea tikus. Lisa Cunningham, Ph.D., pemimpin studi mengungkapkan platinum cisplatin bahkan dapat mengendap di koklea selama 60 hari hingga 18 bulan, setelah terapi pengobatan dihentikan.
Artikel Lainnya: Selain Kanker, Penyakit Ini Bisa Diobati dengan Kemoterapi
Ditambahkan dr. Devia Irine Putri, penyebaran platinum cisplatin hingga koklea terjadi karena obat tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Adapun penumpukan kandungan platinum di koklea disebabkan organ pendengaran tersebut tidak dapat membuang komponen kimia secepat organ tubuh lainnya.
Sementara, organ lainnya sanggup mengeliminasi platinum relatif lebih cepat. Jadi, tidak menyebabkan penumpukan yang berujung pada kerusakan organ.
Akumulasi platinum di dalam koklea sendiri pada gilirannya bisa merusak stria vascularis. Dijelaskan Andrew Breglio, salah seorang anggota riset, stria vascularis merupakan bagian penting di dalam koklea.
Komponen ini bertugas untuk mendukung fungsi koklea, dengan mengatur susunan cairan yang membasahi sel-sel rambut sensoris telinga.
“Kerusakan stria vascularis akibat penumpukan platinum tersebut menyebabkan pengguna cisplatin mengalami gangguan pendengaran. Kerusakannya pun tidak statis dan dapat berkembang dari waktu ke waktu,” jelas Breglio.
Itu dia penyebab gangguan pendengaran akibat efek samping cisplatin. Jika Anda menggunakan obat kemoterapi tersebut dan mengalami gejala gangguan dengar, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Hal ini agar dokter dapat merekomendasikan metode perawatan yang tepat dan memberikan alternatif pengobatan kanker sesuai kondisi Anda.
Ingin tanya lebih lanjut seputar obat-obatan lainnya? konsultasi ke dokter via LiveChat.
(PUT/AYU)
Referensi:
- National Cancer Institute. Diakses 2022. Study Identifies Potential Cause of Hearing Loss from Cisplatin.
- Cancer Research UK. Diakses 2022. Cisplatin.