Setiap tahunnya, bulan Juni diperingati sebagai Men’s Health Awareness Month atau Bulan Kesehatan Pria. Hal ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat, baik untuk kaum pria maupun wanita, mengenai berbagai masalah kesehatan yang dapat terjadi pada pria. Satu dari banyak gangguan kesehatan atau penyakit yang “khas” dialami para pria adalah kanker testis. Deteksi dini kanker testis memegang peranan penting yang dapat memengaruhi tingkat kesembuhan pasien.
Sebagian besar pria muda atau pria berusia paruh baya merasa sangat sehat. Akan tetapi, salah satu kondisi kesehatan yang kerap menyerang pria muda berusia 15-35 tahun adalah kanker testis. Berdasarkan dari data epidemiologi yang ada, kondisi ini dapat dialami oleh 1 dari 20.000 ribu pria. Namun, apabila dilakukan deteksi dan penanganan pada tahap dini, angka kesembuhan dari kondisi ini cukup baik.
Faktor risiko kanker testis
Walaupun penyebab dari kanker testis belum diketahui secara pasti, beberapa faktor diduga dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kondisi ini.
- Kriptorkidisme atau undescended testicle, kondisi testis tidak turun ke kantong testis (skrotum) dan berposisi di selangkangan. Individu yang mengalami kondisi ini memiliki risiko 10-20 kali lebih lipat lebih tinggi untuk mengalami kanker testis.
- Adanya riwayat kanker testis dalam keluarga.
- Perkembangan testis yang abnormal juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker testis.
Lalu, apa saja tanda dan gejala dari kanker testis?
Beberapa tanda dan gejala yang dapat diamati pada kondisi ini adalah terdapatnya benjolan atau pembesaran pada testis, rasa berat pada skrotum, serta nyeri yang tidak spesifik pada perut atau selangkangan. Selain itu ada pula tanda akumulasi cairan secara tiba-tiba di skrotum, rasa nyeri atau tidak nyaman pada testis atau skrotum, dan nyeri punggung.
Oleh sebab itu, bila Anda merasakan adanya benjolan atau terjadi pembengkakan pada salah satu testis, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan wawancara medis yang mendetail dan pemeriksaan fisis secara langsung.
Pentingnya deteksi dini kanker testis
Deteksi dini merupakan salah satu kunci penting dalam menangani kanker testis. Salah satu cara deteksi yang penting untuk dilakukan adalah testicular self-examination (TSE), atau pemeriksaan testis sendiri.
Seperti halnya mengedukasi wanita untuk memeriksa payudara sendiri, mengedukasi pria sejak usia remaja untuk melakukan TSE juga penting. TSE dengan cara yang tepat secara rutin adalah langkah deteksi dini yang sangat penting.
Untuk melakukan TSE, raba kedua testis secara halus menggunakan jempol dan jari-jari kedua tangan guna meraba adanya benjolan keras atau perbedaan ukuran antara kedua testis. Dengan ini, jika ditemukan adanya kejanggalan, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter. Jika deteksi dini ditunda, penanganan kanker testis akan menjadi semakin sulit dengan angka kesembuhan yang cenderung menurun.
Saat berkonsultasi dengan dokter, benjolan pada testis dapat dievaluasi lebih lanjut dari pemeriksaan fisis atau pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi untuk mengonfirmasi dugaan diagnosis.
Salah satu cara penanganan kanker testis adalah dengan melakukan prosedur pembedahan pengangkatan testis yang terkena. Nantinya testis yang diangkat dapat diganti dengan testis prostetik.
Setelahnya, dapat dilakukan pemeriksaan computerized tomography (CT) untuk mengevaluasi adanya penyebaran dari kanker. Dari sini, nantinya dapat ditentukan apa saja kebutuhan penanganan lanjutan seperti kemoterapi, terapi radiasi, atau penanganan lain yang mungkin dibutuhkan.
Apabila deteksi dini dan penanganan dini dilakukan, angka kesembuhan dari kanker testis stadium dini, cukup tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka Men’s Health Awereness Month, mari bersama-sama mengenali lebih dalam tentang kanker testis, serta pentingnya melakukan deteksi dini kanker testis dengan TSE guna mengevaluasi kondisi testis secara rutin.
[RN/ RVS]