Ketika mendengar kata kemoterapi, kebanyakan orang pasti langsung ingat pengobatan kanker. Namun nyatanya, kemoterapi dapat digunakan pada penyakit lain yang berhubungan dengan sel.
Kemoterapi merupakan pemberian obat kimia yang sangat kuat pada seseorang. Kemoterapi bermanfaat untuk membunuh sel yang tumbuh dengan sangat cepat, seperti sel kanker.
Perlu diketahui, sel di dalam tubuh—termasuk sel jahat penyebab kanker—dapat membelah dan memperbanyak dirinya dengan cepat.
Obat kemoterapi bisa diberikan lewat intravena (infus), topikal (oles), disuntikkan ke dalam tubuh, atau secara oral (diminum).
Apa saja penyakit yang harus dikemoterapi? Berikut ini adalah daftarnya:
1. Transplantasi Sumsum Tulang Belakang
Transplantasi sumsum tulang belakang adalah sebuah prosedur medis untuk mengganti sumsum tulang yang sudah tidak berfungsi normal dengan sumsum tulang yang sehat.
Terkait masalah tulang belakang, ada sejumlah penyakit yang mengharuskan pasien menjalani kemoterapi, yaitu:
- Anemia aplastik
- Anemia sel sabit
- Leukemia
- Multiple myeloma
- Penyakit lainnya yang berkaitan dengan fungsi dari sumsum tulang belakang
Kemoterapi biasa dilakukan sebelum tindakan transplantasi. Ini merupakan proses persiapan pada penderita yang memiliki penyakit atau masalah di bagian sumsum tulangnya.
Selain itu, tindakan ini juga dapat menurunkan sistem imun untuk mencegah penolakan dari tubuh yang dapat terjadi.
Artikel Lainnya: Hal yang Terjadi pada Tubuh Setelah Kemoterapi
2. Lupus
Penyakit lupus terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan sel sehat. Kondisi ini menyebabkan munculnya kerusakan sel dan organ tubuh.
Salah satu terapi yang sudah direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA) adalah kemoterapi dengan menggunakan methotrexate.
Methotrexate adalah obat untuk menghambat aktivitas sistem imun tubuh yang terlalu aktif dan menurunkan aktivitasnya.
Namun, untuk mengobati penyakit lupus, dokter biasanya memberikan obat methotrexate berbentuk pil dan dosisnya jauh lebih rendah.
3. Vaskulitis
Salah satu penyakit yang harus dikemoterapi adalah vaskulitis. Kondisi ini terjadi ketika ada masalah peradangan di pembuluh darah.
Pada saat mengalami vaskulitis, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel di pembuluh darah karena dianggap sebagai zat atau benda asing.
Salah satu terapi dari vaskulitis adalah pemberian obat kemoterapi dosis rendah, seperti cyclophosphamide. Pemberian obat bersama dengan terapi lainnya ditujukan untuk mengontrol penyakit vaskulitis yang terjadi.
Namun, beberapa efek samping dapat muncul akibat dari pemberian obat ini, seperti meningkatnya risiko infeksi dan kanker.
Artikel Lainnya: Berapa Lama Kemoterapi Harus Dilakukan untuk Perawatan Penderita Kanker?
4. Rheumatoid Arthritis
Selain lupus, ada gangguan sistem kekebalan lainnya yang bisa diobati dengan kemoterapi, yakni rheumatoid arthritis (RA).
RA adalah peradangan sendi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, bengkak, serta kaku di bagian sendi kaki dan tangan.
Kemoterapi pada RA bermanfaat untuk menekan aktivitas sistem imun agar tidak menyerang organ sendi yang masih sehat.
5. Skleroderma
Skleroderma merupakan salah satu jenis penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri.
Akibatnya, pembuluh darah dan organ dalam menjadi menebal. Skleroderma menjadi satu kondisi yang mungkin bisa diatasi dengan kemoterapi.
Sama seperti pada penyakit autoimun lainnya, kemoterapi pada skleroderma bertujuan untuk menekan aktivitas sistem imun agar tidak bekerja berlebihan.
Artikel Lainnya: Intip Tips Perawatan Tubuh Setelah Kemoterapi
6. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah salah satu penyakit yang harus dikemoterapi. Penyakit Crohn menyebabkan peradangan, terutama di saluran pencernaan.
Gejalanya berupa diare kronis yang bisa berlangsung bulanan, buang air besar disertai darah, dan lainnya.
Dalam beberapa kasus, pasien bisa saja tidak merespons pemberian obat dengan baik. Pada akhirnya, gejala penyakit Crohn pun bisa menjadi lebih buruk.
Kalau sudah begini, dokter dapat menyarankan tindakan kemoterapi yang bertujuan untuk menenangkan aktivitas sistem imun pasien.
7. Polimiositis
Ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan peradangan di otot. Peradangan bisa terjadi di bagian tubuh manapun, termasuk di pembuluh darah sekitar otot.
Belum ada obat yang dapat benar-benar menyembuhkan polimiositis. Perawatan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan fungsi otot.
Selain dengan pemberian obat, tergantung dari keparahan kondisi, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan sejumlah terapi.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Dehidrasi Karena Kemoterapi
Kendati bermanfaat untuk membantu mengatasi penyakit, pengobatan kemoterapi tetap memiliki efek samping.
Berapa efek samping yang bisa terjadi selama pengobatan kemoterapi, meliputi:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Rambut rontok
- Kehilangan selera makan
- Kelelahan
- Demam
- Sariawan
- Sembelit
- Tubuh mudah memar
Kebanyakan efek samping dari kemoterapi dapat dicegah atau diobati. Bahkan, sebagian besar efek samping dapat mereda setelah pengobatan kemoterapi berakhir.
Sekarang kamu sudah tahu penyakit apa saja yang harus dikemoterapi. Untuk mengetahui lebih lanjut soal kemoterapi, kamu bisa membaca terus artikel kesehatan di aplikasi KlikDokter.
Jika ingin bertanya seputar kemoterapi atau pengobatan lain, tanya dokter untuk memperoleh informasi yang lebih akurat. #JagaSehatmu selalu, ya!
[WA]