Ketika berbicara mengenai kanker serviks, kita sering kali menganggapnya hanya menular melalui hubungan seksual atau bergonta-ganti pasangan seksual. Padahal, untuk yang setia pada satu pasangan, belum tentu bebas, lho, dari kanker serviks! Karena virus HPV, penyebab kanker serviks, merupakan virus umum yang ada di mana saja dan dapat menginfeksi siapa saja.
Faktor risiko kanker serviks pun cukup banyak, antara lain penggunaan pil KB dalam jangka panjang, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, pola hidup tidak sehat, serta pernah mengonsumsi diethylstilbestrol saat hamil.
Kanker Serviks dan Virus HPV
Hampir semua kanker serviks berhubungan dengan infeksi Human papillomavirus (HPV). Hingga saat ini terdapat lebih dari 150 tipe HPV, mulai dari yang tidak berbahaya sampai berbahaya.
Menurut National Cancer Institute, sebanyak 70 persen kasus kanker serviks di dunia disebabkan oleh HPV 16 dan 18 dan di Indonesia, HPV 45 dan 52 juga memiliki kasus yang tinggi.
99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Tetapi memiliki infeksi HPV tidak berarti Anda sudah menderita kanker serviks. Banyak jenis HPV yang dapat menginfeksi serviks, tetapi hanya beberapa di antaranya yang mampu menyebabkan perubahan abnormal pada sel (yang dapat berubah menjadi kanker) yang disebut juga subtipe HPV risiko tinggi.
Artikel Lainnya: Apa Bedanya Kanker Serviks dan Kanker Ovarium?
Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada serviks, bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Ketika terkena infeksi HPV, sistem kekebalan tubuh langsung bereaksi untuk melawan virus tersebut.
Jika imunitas kita baik, 90% infeksi HPV dapat sembuh dengan sendirinya dalam dua tahun. Namun, ada beberapa subtipe HPV yang tidak mudah untuk dilawan oleh sistem imun kita, contohnya HPV 16, 18, 45, dan 52. Keempat subtipe HPV ini dapat bertahan selama bertahun-tahun pada serviks dan berpotensi berkembang menjadi kanker.
Deteksi Kanker Serviks dengan Cara Mudah
Karena perkembangannya yang sangat lambat (sekitar 10-30 tahun), kanker serviks menjadi satu-satunya kanker yang dapat dicegah. Kanker serviks dapat dicegah dengan tes skrining HPV untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi HPV pada serviks.
Artikel Lainnya: Kanker Serviks, Kanker Mematikan pada Wanita
Wanita yang sudah berhubungan seksual wajib melakukan tes skrining kanker serviks. Tes-tes yang bisa dilakukan adalah tes IVA, Pap smear, dan tes HPV. Untuk tes IVA bisa dilakukan di puskemas, sedangkan Pap smear dan HPV dapat dilakukan di berbagai rumah sakit.
Bagi Anda yang tidak mempunyai waktu untuk ke puskesmas atau rumah sakit dan merasa tidak nyaman dengan pemeriksaannya, Anda tidak perlu khawatir. Sekarang ada cara mudah untuk melakukan skrining kanker serviks di rumah, yakni dengan menggunakan GYNPAD, sebuah pantyliner yang memiliki filter khusus di tengahnya yang akan menampung cairan lendir serviks.
GYNPAD adalah produk untuk tes skrining kanker serviks berbasis tes HPV yang dapat dilakukan sendiri. Penggunaannya sangat mudah, seperti memakai pantyliner biasa. Anda cukup menggunakan selama 6-8 jam selama beraktivitas untuk mendapatkan sampel cairan lendir serviks. Cairan lendir serviks yang ditampung oleh filter ditengah GYNPAD inilah yang akan menjadi sampel di laboratorium.
Setelah dipakai, filter ditengah GYNPAD dapat dilepas, digulung, lalu dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan yang telah disediakan. Setelah itu, sampel dapat dikirimkin ke laboratorium dengan plastik pengiriman yang telah disediakan.
Jika HPV terdeteksi, subtipe HPV sudah dapat diketahui agar dapat menentukan tindakan lanjut oleh dokter.
Mengapa GYNPAD? Penggunaannya yang simpel dan mudah seperti menggunakan pantyliner membuat Anda menghemat waktu. Selain itu, privasi juga tetap terjaga sehingga Anda tidak perlu takut atau malu saat pengambilan sampel. Tes ini juga memiliki hasil pemeriksaan yang akurat dan bisa mendeteksi 16 subtipe virus HPV, sehingga Anda dapat mengetahui risiko kanker serviks lebih awal.
[RS]