Salah satu gejala adanya kanker serviks adalah munculnya keputihan yang tidak normal. Pada umumnya, keputihan bisa terjadi ketika seseorang kelelahan atau mengalami perubahan hormon. Namun, jika Anda sering mengalami keputihan tidak normal, Anda perlu mewaspadainya sebagai salah satu gejala kanker serviks atau kanker leher rahim.
Keputihan adalah lendir atau cairan yang mengalir melalui vagina. Keputihan terbagi menjadi dua, yaitu normal dan tidak normal. Secara fisiologis, keputihan sebenarnya bertujuan untuk membantu menjaga jaringan vagina tetap sehat, memberikan pelumasan, dan melindungi area kewanitaan dan infeksi maupun iritasi.
Jumlah, warna dan konsistensi keputihan normal bisa bervariasi, dari keputihan yang lengket hingga bening dan berair. Hal ini tergantung pada tahap siklus haid Anda.
Keputihan yang tidak normal ditandai dengan cairan dengan bau yang tidak biasa. Kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dengan gatal serta nyeri yang bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan kesehatan.
Penyebab Keputihan Tidak Normal
Sebagian besar penyebab keputihan yang tidak normal yaitu infeksi jamur, vaginosis bakteri atau gejala menopause. Hal ini relatif tidak berbahaya, tetapi bisa membuat Anda merasa tidak nyaman.
Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi gejala dari infeksi menular seksual (IMS). Jika tak segera diatasi, IMS dapat menyebabkan komplikasi, yaitu melibatkan rahim, indung telur dan saluran tuba, serta dapat ditularkan ke pasangan seksual.
Oleh karena itu, deteksi dan pengobatan IMS adalah hal yang penting. Kemungkinan penyebab keputihan yang tidak normal termasuk:
- Vaginosis bakteri
- Servisitis
- Chlamydia trachomatis
- Gonore
- Tampon yang terlupakan (dipertahankan)
- Penyakit radang panggul (PID)
- Trikomoniasis
- Vaginitis
- Infeksi jamur (vagina)
- Praktik kebersihan tertentu, seperti membersihkan atau menggunakan semprotan atau sabun beraroma
- Kanker serviks
- Kehamilan
- Atrofi vagina (sindrom menopause genitourinari)
- Kanker vagina
- Fistula vagina, dan penyebab lainnya
Keputihan Tidak Normal dan Tanda Kanker Serviks
Bila keputihan berwarna kecoklatan atau bernoda darah, Anda perlu berhati-hati. Karena bisa jadi hal tersebut merupakan tanda kanker serviks. Hal ini memang jarang terjadi. Tetapi bila Anda khawatir, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki:
- Keputihan berwarna kekuningan dan tebal
- Bau vagina yang kuat
- Kemerahan, gatal, terbakar atau iritasi pada vagina atau area kulit yang mengelilingi vagina dan uretra (vulva)
- Terjadi perdarahan atau keluarnya bercak darah di luar siklus haid
Tanda kanker serviks lainnya adalah perdarahan vagina, termasuk perdarahan antar periode haid, setelah hubungan seksual atau perdarahan setelah memasuki masa menopause, nyeri panggul, perut bengkak atau kembung, serta adanya tekanan atau rasa sakit yang terus-menerus di area perut atau panggul.
Selain itu, kesulitan makan atau merasa cepat kenyang, bertambahnya frekuensi kemih, dan sembelit atau diare juga perlu diwaspadai sebagai tanda lain dari kanker serviks.
Deteksi Dini Kanker Serviks
Pendeteksian dini kanker serviks dapat dilakukan dengan pemeriksaan tertentu secara rutin seperti pap smear. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tanda pra-kanker seperti pertumbuhan sel yang tidak normal atau perubahan sel-sel pada serviks.
Tes pap smear yang dilakukan secara rutin merupakan metode terbaik untuk mendeteksi kanker serviks stadium awal dan sangat dianjurkan.
American Cancer Society guidelines merekomendasikan pemeriksaan pap smear terhadap wanita dengan ketentuan sebagai berikut:
- Telah berusia 21 tahun
- Dari usia 21-29 tahun disarankan untuk melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali.
- Wanita usia 30-65 tahun dianjurkan setiap lima tahun sekali melakukan pap smear bersamaan dengan tes HPV. Bila tes HPV tidak dilakukan, maka pap smear harus dilakukan setiap tiga tahun.
Pencegahan Kanker Serviks
Setelah mengetahui berbagai tanda-tanda yang telah dipaparkan di atas sebelumnya, kanker serviks dapat dicegah dengan tips berikut ini :
- Lakukan vaksinasi HPV, untuk mencegah infeksi HPV penyebab kanker serviks.
- Berhubungan seksual yang lebih aman. Gunakan kondom saat berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi HPV dan IMS lainnya.
- Hindari melakukan hubungan seksual lebih dari satu pasangan.
- Lakukan pap smear sesuai dengan periode yang direkomendasikan.
- Lakukan tes HPV jika dianjurkan.
- Berhenti merokok, sebab dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
Munculnya kanker serviks bisa ditandai dengan adanya gejala keputihan tidak normal dengan ciri-ciri seperti yang dipaparkan di atas. Bila mengalami hal tersebut, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
[NP/ RVS]