Kabar mengejutkan datang dari salah satu artis Indonesia, Agung Hercules. Dalam beberapa foto yang beredar, aktor yang sebelumnya berbadan tegap dan kekar ini tampak lebih kurus akibat penyakit kanker otak jenis glioblastoma yang dialaminya.
Agung yang sebelumnya dikenal sebagai sosok yang bugar hasil dari olahraga angkat barbel yang ditekuninya, kin harus dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Tangerang.
Mengenal Glioblastoma dan Gejalanya
Tumor otak adalah sekelompok penyakit keganasan yang menyerang otak. Kondisi ini terjadi akibat penyebaran (metastasis) dari kanker, misalnya kanker paru metastasis ke otak atau berasal dari sel otak itu sendiri (tumor primer). Glioblastoma, seperti yang dialami Agung Hercules, termasuk ke dalam tumor primer.
Glioblastoma adalah tumor yang berasal dari sel otak yang berbentuk bintang (astrosit). Pada orang dewasa, tumor ini berawal dari serebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak. Tumor ini paling sering dialami oleh pria dibandingkan wanita. Di antara jenis kanker otak lainnya, glioblastoma merupakan tumor yang sifatnya paling ganas.
Kanker otak jenis glioblastoma umumnya tumbuh dengan cepat sehingga gejala dapat memberat dalam beberapa hari hingga minggu. Beberapa gejala yang paling umum terjadi, di antaranya:
-
Sakit Kepala
Sakit kepala adalah gejala paling umum pada kanker otak jenis apapun, termasuk glioblastoma. Lebih dari 50% pasien glioblastoma mengalami sakit kepala. Pasien biasanya mengalami sakit kepala yang tumpul dan konstan, tetapi dapat terasa sangat menusuk sewaktu-waktu.
Sakit kepala dapat memburuk saat pasien berubah posisi, misalnya menunduk atau melakukan aktivitas yang meningkatkan tekanan di kepala (tekanan intrakranial), seperti batuk, bersin, atau mengejan. Sakit kepala dapat terjadi sepanjang waktu, tetapi semakin berat di malam hari dan menyebabkan pasien terbangun dari tidur.
-
Kejang
Kejang adalah gejala tersering nomor dua yang dialami oleh pasien kanker otak. Kejang yang terjadi bergantung pada lokasi tumor.
Apabila tumor terdapat di bagian depan (frontal), gejala yang timbul adalah kejang tonik-klonik (kelojotan). Sementara itu, apabila tumor terletak di bagian belakang (oksipital), gejala yang timbul dapat berupa gangguan penglihatan diikuti kejang seluruh tubuh.
-
Kelemahan Anggota Gerak
Kanker otak akan menimbulkan gangguan saraf yang berfungsi menggerakkan anggota tubuh, sehingga pasien mengalami kelemahan anggota gerak. Alhasil, pasien sulit menggerakkan tangan atau kakinya untuk melakukan aktivitas.
-
Kesemutan atau Rasa Baal
Pasien kanker otak juga dapat mengalami gangguan saraf sensori, sehingga sering merasakan sensasi kesemutan, rasa ditusuk-tusuk, kebas atau baal. Sensasi tersebut dapat terjadi pada salah satu anggoa gerak tubuh, kemudian menyebar dan semakin berat.
-
Gangguan Bicara
Bila kanker terdapat di bagian otak area bahasa, maka pasien akan mengalami gangguan dalam mengucapkan suatu bahasa, seperti bicara cadel, terbata-bata, atau bicara melantur.
-
Gangguan Penglihatan
Jalur penglihatan akan berjalan dari retina mata menuju bagian oksipital di otak. Karenanya, kanker otak juga akan memengaruhi penglihatan pasien.
Pasien kanker otak umumnya akan mengalami pandangan kabur, penglihatan ganda atau berbayang, dan sering terbentur saat berjalan karena penglihatan tepi (perifer) yang kabur.
-
Gangguan Kognitif
Mudah lupa, mudah marah, selalu sedih, menyendiri, perubahan kepribadian, selalu mengantuk adalah beberapa di antara gangguan kognitif yang dapat terjadi pada pasien kanker otak.
Apabila Anda mengalami satu atau lebih gejala kanker otak di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab terjadinya gejala-gejala yang Anda alami.
Jika dokter mencurigai adanya keganasan, misalnya kanker otak jenis glioblastoma seperti yang dialami Agung Hercules, pemeriksaan penunjang lain seperti CT scan atau MRI akan dilakukan untuk memastikannya. Pilihan pengobatan nantinya akan ditentukan berdasarkan jenis tumor yang ditemukan. Meski umumnya bersifat ganas, pasien glioblastoma yang dideteksi dan diobati secepat mungkin akan memiliki harapan hidup yang lebih baik.
(NB/ RVS)