Hari ini, Minggu (4/2/2018) diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Momen ini bisa menjadi kesempatan yang tepat untuk menyebarluaskan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit kanker. Jadi, Anda pun perlu melakukan deteksi kanker sejak dini untuk menghindari keterlambatan penanganan dan terkena kondisi yang kritis.
Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan 347.792 orang. Sayangnya sebanyak 70% kanker yang sudah terdeteksi berada di stadium lanjut. Hal ini disebabkan masyarakat pada umumnya baru memeriksakan dirinya ke dokter setelah timbul gejala yang dirasa menganggu.
Pada kenyataannya, penyakit kanker dapat dideteksi sejak dini. Semakin cepat penyakit kanker terdeteksi, maka tingkat kesembuhannya juga akan semakin tinggi.
Selain itu, semakin dini kanker terdeteksi, maka semakin kecil juga biaya yang dikeluarkan untuk proses penyembuhannya. Biaya tes deteksi dini pun jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya perawatan jika penyakit kanker diketahui sudah masuk stadium lanjut.
Panduan deteksi kanker
Berikut ini panduan deteksi kanker, terutama pada beberapa jenis kanker yang banyak dialami, seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker rahim, kanker paru, kanker prostat dan kanker kolorektal.
1. Kanker payudara
Menurut data RS Kanker Dharmais, selama tahun 2012 – 2013 jumlah penderita kanker payudara merupakan salah satu dari 3 jenis kanker terbanyak di RS Kanker Dharmais. Jadi, setiap wanita harus mengenal payudaranya sendiri secara normal, baik dengan cara melihat langsung maupun dengan perabaan.
Berikut ini adalah cara pemeriksaan skrining kanker payudara:
- Rutin melakukan pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) sejak usia 20 tahun, jika teraba ada perbedaan di payudara segera konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
- Wanita yang berusia 40 – 44 tahun disarankan untuk memulai pemeriksaan deteksi kanker payudara dengan tes mammogram, yaitu penggunaan sinar X atau radiasi untuk memantau perkembangan dalam jaringan di payudara.
- Wanita yang berusia 45 – 54 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan mammogram setiap tahun.
- Wanita yang berusia 55 tahun ke atas dianjurkan untuk periksa mamomogram 2 tahun sekali.
- Jika di dalam keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit kanker payudara, harus dilakukan skrining secara dini dan konsultasi langsung dengan dokter.
2. Kanker serviks
Indonesia menempati nomor dua tertinggi penderita kanker serviks di dunia, dimana terjadi 21.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya. Pada tahun 2014, lebih dari 92.000 wanita meninggal karena kanker dan 10,3% di antaranya disebabkan oleh kanker serviks.
Semakin dini kanker leher rahim ditemukan, maka angka kesempatan hidup akan semakin besar. Berikut ini adalah anjuran pemeriksaan skrining kanker serviks:
- Pemeriksaan kanker serviks disarankan sudah dilakukan pada usia 21 tahun.
- Wanita yang berusia 21 – 29 dan sudah aktif melakukan hubungan seksual disarankan untuk melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali.
- Wanita yang berusia 30 – 65 tahun dan sudah aktif melakukan hubungan seksual disarankan untuk melakukan pap smear dan tes HPV setiap 5 tahun sekali.
- Wanita yang telah melakukan histerektomi (pengangkatan rahim dan serviks) tidak perlu melakukan tes lagi.
- Wanita yang telah divaksinasi HPV harus tetap dilakukan skrining sesuai anjuran kelompok umurnya.
Selanjutnya
3. Kanker usus besar
Penderita kanker usus besar di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Mulai usia 50 tahun, baik pria atau wanita disarankan untuk menjalani salah satu tes di bawah ini, teruma jika di dalam keluarga ada riwayat penderita kanker usus besar:
- Tes darah samar setiap tahun
- Tes imunokimia feses setiap tahun
- Jika hasil tes positif harus dilanjutkan kolonoskopi
4. Kanker paru
Pemeriksaan dini kanker paru tidak dilakukan pada setiap orang, namun disarankan pada orang yang memiliki persyaratan sebagai berikut:
- Usia 55 – 74 tahun
- Riwayat merokok minimal 30 pak per tahun dan masih merokok sampai sekarang.
- Riwayat merokok minimal 30 pak per tahun namun telah berhenti dalam waktu 15 tahun terakhir.
- Pemeriksaan kanker paru yang disarankan adalah pemeriksaan CT-scan paru dosis rendah (Low-dose CT Scan).
- Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia.
Lebih dari 30% kematian akibat kanker disebabkan oleh faktor perilaku dan pola makan yang tidak baik, seperti tingginya indeks massa tubuh (overweight dan obesitas), kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, rutin konsumsi rokok dan alkohol secara berlebihan.
Selanjutnya
Untuk mencegah terjadinya terjangkit kanker, sebaiknya Anda menerapkan perilaku CERDIK, yaitu:
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet sehat dengan kalori seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stres
Dengan melakukan beberapa hal di atas, artinya Anda telah melakukan deteksi kanker sejak dini. Imbangi konsumsi makanan sehat Anda dengan olahraga rutin agar tubuh Anda senantiasa bugar dan sehat, sehingga terhindar dari risiko terkena penyakit kanker. Selamat Hari Kanker Sedunia!
Jika Anda punya pertanyaan terkait pola makan atau gaya hidup sehat, tak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
[NP/ RVS]