Orang yang berusia lanjut atau lansia biasanya memiliki masalah kesehatan tertentu. Kondisi ini terjadi karena fungsi organ tubuh mereka telah menurun. Bagi sebagian lansia yang kesulitan mengonsumsi makanan hal tersebut rentan mengakibatkan malnutrisi. Oleh karena itu, diperlukan diet khusus bagi lansia.
Penyebab malnutrisi
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan lansia lebih rentan terkena malnutrisi, antara lain:
-
Faktor psikologis, sosial, dan lingkungan
Hal ini mencakup kurang bersosialisasi dengan sekitarnya, sedang dalam masa berduka, memiliki masalah keuangan, tengah menjalani perawatan di rumah sakit, hingga adanya perubahan pola hidup.
-
Masalah pada gigi dan mulut
Biasanya terjadi karena lansia kesulitan mengunyah, kesehatan gigi yang buruk, posisi gigi palsu yang buruk, kekeringan pada mulut, serta infeksi jamur pada mulut.
-
Kesulitan menelan
Berbagai penyakit seperti THT juga bisa menyebabkan lansia mengalami kesulitan dalam menelan makanan, sehingga kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi.
-
Masalah psikiatri
Depresi, gangguan perilaku, dan masalah kesehatan mental rentan membuat lansia tidak nafsu makan.
-
Demensia
Alzheimer dan penyakit demensia lainnya menyebabkan lansia mudah lupa kapan terakhir ia makan, sehingga sering kali melewatkan waktu makannya.
-
Kelainan saraf lainnya
Gangguan kesadaran, Parkinson, stroke, dan penyakit saraf lainnya juga rentan menyebabkan malnutrisi.
-
Penggunaan obat jangka panjang
Penggunaan banyak jenis obat (polymedication), penggunaaan obat dengan efek samping yang memengaruhi kemampuan makan, seperti menyebabkan kekeringan pada mulut, anoreksia, rasa kantuk, dan lain sebagainya.
-
Kelainan akut atau penyakit kronis
Rasa nyeri, infeksi, patah tulang yang menyebabkan disabilitas, atau konstipasi yang membuat tubuh tidak nyaman dapat mengurangi nafsu makan, sehingga lansia biasanya cenderung lebih memilih beristirahat daripada makan.
-
Ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Ketergantungan untuk makan atau ketergantungan untuk bergerak akan membuat lansia kesulitan dalam memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya. Bila sedang sendiri, bisa jadi mereka melewatkan waktu makannya.
-
Diet ketat
Lansia yang memiliki penyakit tertentu biasanya diharuskan untuk menjalani diet khusus. Pembatasan asupan garam atau diet untuk menurunkan kolesterol dan gula darah terkadang bisa menjadi penyebab malnutrisi bila tidak dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ahlinya.
Pola makan pada lansia sudah sepatutnya diperhatikan. Jika sudah mengalami malnutrisi, sistem kekebalan tubuh akan semakin menurun, sehingga lansia pun mudah sakit.
Anjuran nutrisi harian untuk lansia
Kebutuhan nutrisi harian bagi lansia mungkin bisa berbeda jika dibandingkan dengan orang dewasa pada umumnya. Berikut ini adalah panduan dalam menyajikan menu makanan untuk lansia:
- Vitamin A 700-900 IU, bisa didapatkan dari konsumsi ubi jalar, hati sapi, bayam, dan lain sebagainya.
- Vitamin B-12 2.4 mikrogram, bisa didapatkan dari konsumsi hati sapi, kerang dan ikan.
- Vitamin C 75-90 mg, bisa didapatkan dari konsumsi jeruk, paprika, serta kiwi.
- Vitamin D 800 IU, bisa didapatkan dari konsumsi ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan mackerel.
- Serat 21-30 g, bisa didapatkan dari konsumsi sayur, buah dan kacang-kacangan.
- Zink 8-11 mg, bisa didapatkan dari konsumsi daging merah, daging unggas maupun seafood.
- Zat besi 8 mg, bisa didapatkan dari konsumsi kacang-kacangan dan daging unggas, daging.
- Kalsium 1200 mg, bisa didapatkan dari konsumsi susu, keju, brokoli, dan lainnya.
- Protein 1.2 g per kgBB (misalnya untuk lansia dengan BB 50 kg maka membutuhkan 60 g per hari), bisa didapatkan dari konsumsi telur, susu, ayam dan kedelai.
- Folat 400 mikrogram, bisa didapatkan dari konsumsi sayur berwarna hijau gelap, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.
Bila kesulitan memahami takaran anjuran di atas, Anda juga bisa mengikuti panduan pola makan sederhana untuk lansia berikut ini:
- Piih sumber karbohidrat yang tinggi serat.
- Targetkan untuk mengonsumsi 5 porsi buah dan sayur setiap harinya.
- Penuhi kebutuhan protein harian untuk penyembuhan sel tubuh dan menjaga kesehatan otot. Variasikan sumber protein yang dikonsumsi agar tak mudah bosan.
- Konsumsi lemak baik seperti monosaturated (misalnya ditemukan pada minyak zaitun, kacang almond) dan polysaturated (ditemukan pada ikan berminyak, minyak wijen dan hazelnut)
- Batasi konsumsi garam dan camilan tinggi kalori tanpa mengonsumsi sumber nutrisi lainnya, misalnya biskuit, kue, atau permen.
- Minum air mineral minimal 8 gelas/ hari.
Karena fungsi organ tubuh yang semakin menurun, kecukupan nutrisi pada lansia membutuhkan perhatian lebih. Pola makan bergizi seperti diet khusus yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik setiap harinya diharapkan dapat membuat lansia tetap sehat dan aktif.
[RVS]