Gangguan kecemasan dialami sekitar 10-20 persen orang lanjut usia (lansia). Gangguan kecemasan pada lansia membuat penderitanya merasa cemas dan gugup berlebihan, hingga mengganggu aktivitas harian.
Sayangnya, gangguan kecemasan lansia sering tidak terdiagnosis. Padahal, kecemasan berlebih merupakan salah satu masalah umum yang dihadapi kelompok usia tersebut.
Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan yang umum diidap lansia. Gangguan kecemasan yang dimaksud meliputi generalized anxiety disorder (GAD), fobia, gangguan panik, obsessive-compulsive disorder (OCD) hingga post traumatic stress disorder (PTSD).
Lantas, apa penyebab lansia mengidap sederet gangguan kecemasan tersebut? Yuk cari tahu.
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)
Generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum menyebabkan lansia merasa cemas berlebihan secara terus-menerus. Bahkan, cenderung tidak terkendali.
Berbeda dengan kecemasan biasa, GAD membuat lansia merasa cemas sekaligus putus asa, meskipun tidak terjadi hal apa pun.
Kondisi ini membuat konsentrasi dan pola tidur lansia terganggu. Lansia juga jadi gampang tersinggung, mudah lelah, dan mual.
Disampaikan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, penyebab lansia mengalami gangguan kecemasan seperti GAD, sulit diketahui secara pasti.
Artikel Lainnya: Waspada Gangguan Psikologis pada Lansia, Apa Saja?
Meski begitu, ia menduga salah satu penyebab jenis gangguan kecemasan lansia ini adalah masalah kesehatan.
“Masalah kesehatan bisa menjadi sumber stres tersendiri untuk lansia. Jadi kalo ada gejala gejala fisik yang dirasakan, bisa memunculkan kecemasan pada lansia,” jelasnya.
Ikhsan menambahkan, GAD dapat disebabkan oleh pengalaman tidak menyenangkan maupun rasa cemas terkait tingkat keberhasilan pengobatan yang tengah dijalani.
2. Fobia
Fobia merupakan jenis gangguan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan lansia memiliki ketakutan intens terhadap aktivitas, peristiwa, tempat, ataupun objek tertentu.
Jenis fobia yang umum diidap lansia di antaranya ketakutan berlebih akan kematian, bencana alam, maupun hal-hal yang membahayakan keluarga.
Fobia menyebabkan lansia mengalami gejala berupa pusing, nyeri dada, maupun jantung berdebar.
Artikel Lainnya: Cara Tepat Menjaga Kesehatan Mental Ibu Lansia
3. Gangguan Panik
Gangguan panik membuat lansia mengalami serangan panik maupun kecemasan berlebihan secara mendadak. Kondisi ini dapat terjadi berulang kali tanpa alasan yang jelas.
Psikolog Ikhsan menduga, gangguan panik pada lansia di antaranya disebabkan oleh stres maupun memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan.
“Namun faktor penyebab tersebut belum terselesaikan. Sehingga kecemasannya masih dirasakan sampai saat ini bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari,” jelas Ikhsan.
Gangguan panik menyebabkan lansia mengalami gejala berupa jantung berdebar, nyeri dada, lemas, mual, pusing hingga nyaris pingsan.
4. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan kecemasan pada lansia selanjutnya yaitu obsessive compulsive disorder (OCD).
Kondisi ini menyebabkan penderitanya merasa harus mengulangi suatu tindakan yang ia lakukan. Jika tidak, lansia pengidap OCD akan merasa sangat cemas dan ketakutan.
Artikel Lainnya: Punya Ortu Lansia, Kata-Kata Ini Pantang Diucapkan!
OCD pada lansia bisa berupa rasa cemas terhadap bahaya yang dapat menimpa orang yang dicintai.
Oleh karena itu, lansia OCD dapat berulang kali menanyakan kabar, guna memastikan keselamatan mereka.
5. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post traumatic stress disorder (PTSD) merupakan gangguan kecemasan yang muncul setelah lansia mengalami peristiwa tidak menyenangkan.
Peristiwa tersebut dapat berupa kecelakaan, bullying, pelecehan, bencana alam, atau perang.
PTSD dapat menyebabkan lansia mengalami perubahan perilaku dan emosi, maupun cenderung menyalahkan diri sendiri ketika mengingat peristiwa traumatis tersebut.
Pada lansia, PTSD dapat dipicu oleh perasaan tidak berdaya maupun penurunan kemampuan fisik dan mental di usia senja.
Itu dia lima jenis gangguan kecemasan yang mungkin dialami lansia. Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar info kesehatan mental lainnya, konsultasi ke psikolog via Live Chat.
(OVI/JKT)
Referensi:
Web MD. Diakses 2021. What to Know About Anxiety in Older Adults.