Kesehatan Lansia

Inilah Mengapa Asma pada Lansia Lebih Berbahaya

dr. Dyan Mega Inderawati, 28 Jun 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Asma yang terjadi pada lansia ternyata lebih mengancam jiwa. Berikut fakta medisnya.

Inilah Mengapa Asma pada Lansia Lebih Berbahaya

Asma bisa mengintai siapa saja baik pada kelompok pria maupun wanita, mulai anak, remaja bahkan lansia. Terjadinya kondisi ini benar-benar mengganggu aktivitas, bahkan mampu menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.

Pada anak dan orang dewasa, asma mungkin bisa dikendalikan dengan lebih mudah. Namun pada lansia, terjadinya asma pada golongan usia ini benar-benar perlu perhatian khusus. Pasalnya, asma yang terjadi pada lansia lebih mungkin mengancam keselamatan jiwa. Beberapa faktor yang mendasari hal tersebut, yaitu:

  1. Kelemahan otot pada lansia

Lansia yang mengalami asma umumnya sudah mengalami penyakit ini sejak usia muda. Jarang sekali asma baru muncul saat usia senja. Namun tidak jarang, serangan asma menjadi lebih sering atau bahkan tiba-tiba muncul kembali setelah sekian lama tidak terjadi.

Salah satu yang menyebabkan serangan asma mudah terjadi pada lansia adalah penurunan kekuatan otot seiring dengan pertambahan usia, kurangnya asupan makanan, dan adanya penyakit metabolik lain seperti gangguan ginjal. Kondisi-kondisi tersebut membuat saluran napas tak lagi seelastis dulu, sehingga sangat mudah menyempit ketika terpicu oleh debu, udara dingin dan sebagainya. Serangan asma juga umumnya lebih berat dibanding ketika penderita masih berusia muda.

  1. Daya tahan tubuh lebih lemah

Penurunan daya tahan tubuh pada lansia juga merupakan penyebab beratnya serangan asma pada golongan usia ini. Tidak jarang, asma dipicu oleh adanya infeksi virus, seperti batuk atau pilek.

Pada orang yang usianya muda, infeksi virus dan asma mungkin saja menjadi perkara mudah ditangani dan dapat sembuh dengan cepat. Namun pada lansia hal tersebut tidak bisa seperti itu. Infeksi akan lebih sulit diobati dan kesehatan lebih sulit dipulihkan. Dengan demikian, durasi sakit bisa lebih lama dan kondisinya bisa lebih berat. Pun, beratnya serangan asma yang terjadi belum tentu langsung terdiagnosis oleh dokter maupun tenaga medis yang menangani.

  1. Sulit dideteksi

Salah satu tantangan mengobati asma pada lansia adalah seringnya terjadi diagnosis yang keliru. Salah satu alasannya adalah karena penderita biasanya datang dengan keluhan sesak napas.

Faktanya, dibandingkan dengan asma, sesak napas pada lansia lebih sering disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik. Karena itulah, serangan yang terjadi umumnya sudah terlanjur berat ketika disadari bahwa penyebab sebenarnya adalah asma. Pengobatan yang diberikan pun umumnya hanya bertujuan untuk mengatasi penyempitan saluran napas, namun tidak mengatasi peradangan yang ada.

  1. Interaksi antar obat yang biasa dikonsumsi

Pada lansia, obat-obatan yang biasa dikonsumsi umumnya tidak hanya satu jenis. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mengatur jarak antara konsumsi obat asma dengan obat lainnya. Alhasil, konsumsi obat akan cenderung sembarangan sehingga menimbulkan interaksi yang mengacu pada efek samping merugikan.

  1. Lupa minum obat

Hal lain yang juga dapat memengaruhi beratnya serangan asma pada lansia adalah ketika pasien lupa minum obat. Ini adalah faktor yang paling sulit dihindari, terutama pada lansia yang memiliki penyakit Alzheimer.

Hal itu juga yang menyebabkan lansia mengalami serangan asma yang lebih berat. Karena, obat yang mengontrol kesehatan saluran napasnya sering lupa untuk dikosumsi.

Faktor-faktor tersebut adalah alasan mengapa serangan asma pada lansia bisa lebih berbahaya dan berisiko mengancam nyawa. Berkaca pada hal tersebut, lansia yang memiliki riwayat asma sangat dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang dapat memicu serangan. Dengan begitu, kesehatan akan lebih terjaga dan kualitas hidup yang optimal tetap bisa dipertahankan.

(NB/ RVS)

sesak napas
ginjal
Lansia
Otot
gangguan ginjal
Saluran Napas
Hari Asma Sedunia
Asma