Hipertermia adalah suhu tubuh yang sangat tinggi dan tidak normal. Suhu normal pada manusia berada pada 35 derajat celcius. Namun, orang dengan hipertermia memiliki suhu tubuh yang dapat mencapai 40 derajat celcius.
Hipertermia dapat menyerang siapa saja, tetapi risikonya dikatakan lebih tinggi pada lansia. Ketika menyerang lansia, suhu tubuh yang terlalu panas ini pun memerlukan penanganan yang tepat.
Ketahui penyebab hipertermia pada lansia dan cara mengatasinya melalui ulasan berikut.
Penyebab Hipertermia pada Lansia
Dijelaskan oleh dr. Theresia Rina Yunita, memang benar orang dengan lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi ini. Penyebabnya pun beragam.
Salah satunya adalah obat-obatan yang diminum untuk mengobati penyakit tertentu. Orang tua dengan masalah medis kronis biasanya minum obat secara teratur. Beberapa obat dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
“Obat-obatan seperti diuretik, obat penenang, serta obat jantung dan tekanan darah dapat menyebabkan berkurangnya keringat yang menjadi faktor penyebab hipertermia,” ucap dr. Theresia.
Artikel Lainnya: Dorong Lansia untuk Produktif di Usia Senja, Ini Tipsnya
Menurut The National Institutes on Aging, faktor lain yang juga meningkatkan risiko hipertermia pada orang tua adalah:
- Perubahan terkait usia pada kulit, seperti sirkulasi darah yang buruk dan kelenjar keringat yang tidak berfungsi maksimal.
- Penyakit jantung, paru-paru, dan ginjal, serta penyakit apa pun yang menyebabkan kelemahan umum atau demam.
- Tekanan darah tinggi atau kondisi lain yang memerlukan perubahan pola makan, seperti diet rendah garam.
- Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan.
- Minum minuman beralkohol.
- Rentan mengalami dehidrasi.
Selain itu, melansir BetterHealth, masalah dalam perawatan dan lansia yang hidup sendiri juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya hipertermia.
Tanda Hipertermia pada Lansia
Tanda atau gejala hipertermia pada lansia biasanya tergantung pada penyakit yang berhubungan atau menjadi penyebab naiknya suhu tubuh mereka.
Namun, beberapa kemungkinan gejala hipertemia pada lansia termasuk:
- Kulit panas dan kering
- Kepucatan
- Detak jantung cepat
- Kram otot
- Mual dan muntah
- Disorientasi dan kebingungan
- Mengigau
- Pingsan atau koma
- Memburuknya kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
Artikel Lainnya: Waspada Gangguan Psikologis pada Lansia, Apa Saja?
Mencegah Hipertermia pada Lansia
Jika lansia mengalami gejala penyakit panas ringan hingga sedang, sebaiknya segera atasi untuk mencegah terjadinya hipertermia. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
- Hentikan aktivitas fisik dan istirahatlah di lingkungan yang sejuk dan berventilasi baik.
- Lepaskan pakaian yang tebal atau ketat dan ganti dengan pakaian yang lebih tipis.
- Minumlah minuman yang sedikit asin untuk menggantikan elektrolit yang hilang. Bisa dengan minuman olahraga atau mencampur air dengan beberapa sendok garam. Hindari minuman berkafein terlebih dahulu.
- Oleskan kompres dingin ke kulit.
- Jaga agar kulit yang ruam atau teriritasi tetap kering. Oleskan bedak atau salep untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat ruam.
- Regangkan otot-otot yang kram dengan lembut.
Orang yang tinggal sendiri, cenderung lemah, dan terbaring di tempat tidur atau sakit mental, harus selalu dicek keadaanya setidaknya dua kali sehari. Pastikan tingkat suhu tubuh dalam keadaan normal.
Jika suhu tubuh yang tinggi pada lansia, tidak kunjung menurun atau terlihat mengkhawatirkan, Anda dapat membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Konsultasi dengan dokter mengenai gejala dan keparahan hipertermia pada lansia juga dapat Anda lakukan melalui fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Theresia Rina Yunita
- National Institutes of Health. Diakses 2022. Heat-related health dangers for older adults soar during the summer.
- Better Health. Diakses 2022. Heat stress and older people.
- Healthline. Diakses 2022. What Is Hyperthermia and How Is It Treated?
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Hyperthermia.