Tak cuma gangguan kesehatannya yang kian menurun, makin tua usia seseorang sikap mereka bisa menjadi seperti anak kecil. Ya, lansia dapat bersikap demikian.
Menjadi anak kecil di sini tentu bukan berbicara layaknya balita, melainkan lebih pada ketidakmampuan lansia dalam melakukan aktivitas sederhana. Lansia juga makin sulit mengendalikan emosi, sehingga jadi mudah ngambek.
Lalu, mengapa orang tua lansia bisa seperti anak kecil? Ini disebabkan oleh faktor medis (penyakit) atau psikologis?
Artikel lainnya: Kiat Tepat Menjaga dan Merawat Lansia
Dipengaruhi oleh Penurunan Fungsi Kognitif
Memang ada sebagian lansia yang semakin tua usianya, justru menjadi semakin seperti anak kecil. Penyebab mengapa mereka seperti itu, sebenarnya bisa dijelaskan secara medis.
Jadi, faktor utama yang paling memengaruhinya adalah karena adanya penurunan kognitif.
Penurunan fungsi kognitif terjadi secara alami. Kondisi tersebut tidak dapat dicegah, tetapi bisa diperlambat.
Ketika seseorang makin menua dan masuk ke fase lansia, maka otaknya akan menciut. Akibatnya, terjadi penurunan kualitas memori dan fungsi kognitif.
Jika tadinya mereka dapat melakukan hal-hal rumit, karena ada perubahan pada otaknya akibat faktor usia, hal yang sederhana pun bisa terlupakan.
Kondisi tersebut paling sering terjadi pada wanita. Sebab, ada pengaruh dari peran hormon terhadap perubahan fungsi kognitif, serta perubahan fungsi reseptor estrogen di otak terhadap kemampuan belajar dan memori.
Artikel lainnya: Berbagai Gangguan Kecemasan yang Mungkin Dialami Lansia
Penurunan Fungsi Kognitif Memengaruhi Sisi Psikologis
Nah, ketika penurunan kognitif terjadi terus-menerus pada lansia, otomatis itu akan membuatnya merasa tidak becus dan “benci” terhadap dirinya sendiri.
Kurang lebih, perasaannya seperti seorang atlet profesional yang harus turun level ke amatir karena pertambahan usia.
Pada akhirnya, hal itu akan memengaruhi mood sehari-hari dan membuat orang tua lansia seperti anak kecil. Misal, jadi mudah ngambek.
Perubahan mood yang lebih sensitif seperti anak kecil itu tak datang begitu saja. Hal tersebut dipicu terlebih dahulu oleh penurunan fungsi kognitif.
Semakin signifikan penurunannya, maka akan semakin tinggi sensitivitasnya terhadap lingkungan sekitar.
Perubahan menjadi seperti anak kecil akan bertambah parah bila lansia juga menderita suatu penyakit kronis dan telah ditinggal orang terkasihnya.
Rasa tak puas karena di masa tuanya justru tak bisa apa-apa dan merasa kesepian akan membuatnya semakin sensitif dan cenderung manja terhadap anggota keluarga yang tersisa.
Artikel lainnya: Cara Tepat Menjaga Kesehatan Mental Ibu Lansia
Menghadapi Lansia yang Bersikap seperti Anak Kecil
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa memori jangka panjang lansia lebih baik ketimbang memori jangka pendeknya.
Alhasil, mereka akan sangat senang menceritakan pengalaman-pengalamannya di masa dulu ketimbang menceritakan kehidupan di masa sekarang.
Ceritanya pun diulang-ulang, seperti anak kecil yang sedang menghafal, lalu mendeskripsikannya kembali kepada orang lain.
Hal itu wajar terjadi karena ada proses regresi (kemunduran) pada otak mereka, dan kamu tak perlu menunjukkan rasa kesal terhadap kondisi tersebut.
Pahamilah bahwa sewaktu-waktu kamu mungkin akan berada di posisi mereka. Tentu akan sangat menyakitkan, bukan, bila tak ada yang mau mendengarkan ketika kamu sedang berbicara?
Berikut adalah beberapa cara menghadapi sifat orang tua lanjut usia yang seperti anak kecil:
-
Berusaha Mendengarkan
Berusaha untuk mendengarkan, jangan menginterupsi. Biarkan mereka menyelesaikan pembicaraannya.
Apabila terdapat perhentian sejenak, kemungkinan mereka sedang kontemplasi dan berpikir untuk menyampaikan maksudnya.
Kemudian, berikan respons-respons kecil yang menandakan kamu sedang mendengarkannya, misalnya mengangguk.
Artikel lainnya: Waspada Gangguan Psikologis pada Lansia, Apa Saja?
-
Memberikan Respons yang Sopan
Apabila kamu sudah sangat sering mendengarnya dan ingin melakukan aktivitas yang lain, lebih baik katakan langsung, seperti, “Bu/Pak, saya mendengarkan sambil melakukan ini, ya.”
Dengan berkata seperti itu, mereka akan lebih bisa mengerti ketimbang langsung didiamkan.
Jangan lupa juga untuk tetap memberikan respons sederhana, misalnya, “Oh, begitu, ya, Pak/Bu?” Atau, bisa juga respons lain tergantung dari cerita yang dilontarkan.
-
Lebih Sabar dan Tidak Emosional
Dalam menghadapi orang tua lansia yang seperti anak kecil, berusahalah tetap sabar.
Jika mereka marah hanya karena masalah sepele, lebih baik kamu jangan memasukkannya ke dalam hati.
Ingat bahwa itu sebenarnya hanya wujud dari ketidakpuasan atau kesedihan mereka terhadap dirinya sendiri, sehingga tak perlu ditanggapi serius.
-
Mengajaknya untuk Mengikuti Berbagai Kegiatan
Untuk mengurangi risiko lansia bersikap seperti anak kecil, kamu bisa mengajaknya melakukan kegiatan yang melatih otak.
Misalnya, membaca buku, bernyanyi (karaoke), ikut organisasi, berkebun, memasak, ikut seminar, dan lain sebagainya.
-
Berusaha Berbicara Lebih Jelas
Beberapa lansia kemungkinan tidak suka untuk mengakui bahwa mereka sudah kesulitan mendengar atau memahami percakapan. Tetap berbicara tenang dan berusaha berbicara dengan artikulasi yang jelas.
Bicaralah lebih keras namun tidak teriak. Buat kalimat yang pendek. Bila perlu, ulangi secara perlahan.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan, maka penurunan kognitif lansia juga bisa diperlambat. Dengan begitu, risiko orang tua bersikap seperti anak kecil pun semakin rendah.
Satu lagi, tingkatkan juga kesabaran kamu dalam merawat atau menghadapi orang tua lanjut usia.
Untuk #JagaSehatmu dan keluarga, baca artikel kesehatan lainnya hanya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam. Gratis!
[RS]