Fase lanjut usia atau lansia, adalah masa ketika tubuh tak lagi bergerak seaktif usia produktif. Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses penuaan, sehingga penyakit banyak menyerang lansia. Salah satu perubahan pada lansia adalah pergerakan tubuh jadi lebih pasif. Bahkan lansia jadi sering malas beraktivitas. Padahal, malas beraktivitas secara fisik rentan membuat para lansia mengalami diabetes.
Menurut dr.Ellen Theodora kepada KlikDokter, ketika seseorang memasuki fase lansia, metabolisme dan fungsi organ akan mengalami penurunan. Meski demikian lansia juga perlu tetap aktif secara fisik agar selalu sehat.
Faktanya, banyak juga para lansia yang mulai malas untuk beraktivitas. Akibatnya mereka jadi rentan terkena berbagai penyakit, salah satunya adalah diabetes. Dilansir dari WebMD, simak faktanya sebagai berikut.
Malas beraktivitas bikin risiko diabetes meningkat
Sebuah studi di Kanada menemukan bahwa tidak aktifnya orang dewasa, paruh baya, dan lansia dapat memicu diabetes. Studi ini melibatkan sejumlah partisipan yang memiliki berat badan berlebih dan prediabetes untuk mengurangi total langkah sehari-hari tidak lebih dari 1.000 langkah selama 2 minggu.
Berkurangnya aktivitas fisik lewat pembatasan langkah ini ternyata menyebabkan naiknya gula darah dan mempercepat terjadinya diabetes tipe 2. Bahkan, beberapa pasien tidak benar-benar pulih setelah kembali melakukan aktivitas normal mereka. Temuan ini kemudian dipublikasikan lewat “The Journals of Gerontology”.
"Kami bisa menebak bahwa partisipan yang diteliti akan mengalami diabetes, tapi fakta bahwa mereka tak bisa pulih setelah kembali beraktivitas secara normal membuat kami semua terkejut,” kata Chris McGlory, penulis utama studi yang merupakan peneliti dari departemen kinesiologi (ilmu tentang gerakan otot dan sendi tubuh) dari Universitas McMaster, Ontario, Kanada.
Studi ini juga mengindikasikan bahwa para lansia yang menjadi tidak aktif karena diabetes, tirah baring (bed rest) maupun dirawat di rumah sakit, lebih mungkin mengalami kondisi yang memburuk.
Pengobatan diabetes tipe 2 bisa sangat menguras kantong dan cenderung rumit. Jika seseorang memutuskan untuk mengurangi aktivitas, lebih banyak duduk atau berbaring dibandingkan dengan berjalan kaki, ia jadi tidak mampu mengontrol kadar gula darah.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, diabetes mellitus menduduki peringkat lima dalam penyakit tak menular terbanyak yang dialami lansia di setelah tekanan darah tinggi (hipertensi), artritis, stroke, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dengan prevalensi 5,5 55-64 tahun), 4,8 (64-74 tahun), dan 3,5 (75 tahun ke atas).
Kiat sehat untuk para lansia
Sangat penting bagi para lansia untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari sejumlah penyakit yang mengancam, khususnya diabetes karena dapat mengakibatkan komplikasi yang serius. Kiat sehat dari dr. Ellen yang bisa diterapkan antara lain:
1. Jalan kaki minimal 15 menit setiap pagi
Latihan fisik secara rutin wajib dilakukan guna menjaga kebugaran tubuh. Kondisi fisik yang menurun memang membuat para lansia tak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang berat, tapi aktivitas ringan seperti jalan kaki minimal 15 menit bisa membantu melancarkan peredaran darah.
2. Konsumsi makanan bergizi
Perbanyak makanan yang mengandung vitamin atau mineral seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, daging dan susu. Kurangi makanan yang terlalu gurih, manis, dan berminyak.
3. Hindari stres dan perbanyak tertawa
Berkurangnya aktivitas kadang membuat para lansia jadi bosan dan ini bisa memicu stres. Karena itu, coba kelola stres dengan baik dengan berusaha untuk lebih menikmati hidup dengan perbanyak senyum dan tertawa, yang nantinya akan meningkatkan hormon endokrin yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
4. Aktif beraktivitas dan bersosialisasi
Walaupun kekuatan dan pergerakan fisik mungkin mulai terbatas, tapi memiliki kesibukan dan bertemu banyak orang, serta melakukan kegiatan yang disenangi dapat berdampak positif bagi kesehatan. Perbanyak relasi dan hubungan sosial yang harmonis, serta kembangkanlah hobi sesuai kemampuan. Hal ini penting untuk terus merangsang fungsi otak dan mempertahankan daya ingat.
5. Kontrol kesehatan secara rutin
Rutinlah periksa fungsi organ tubuh, darah, rekam jantung dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi lebih awal jika ditemukan kondisi yang menunjukkan gejala sebuah penyakit, sehingga bisa diberikan pengobatan lebih awal.
Untuk mewujudkan lansia sehat, aktif, dan tetap produktif, lakukanlah berbagai tips yang disebutkan di atas. Ingat, memasuki fase lansia bukan alasan untuk Anda jadi malas beraktivitas, ya! Tetap aktif dan produktif sangat penting untuk menjaga kesehatan dan menurunkan risiko terjadinya diabetes.
[RN/ RVS]