Memasuki tahap lanjut usia, lansia perlu menjaga kesehatannya dengan upaya khusus, salah satunya adalah dengan menjalankan diet serta menjaga asupan tubuh. Hal ini sudah sepatutnya dilakukan agar para lansia terhindar dari serangan berbagai penyakit dan dapat tetap beraktivitas.
Menurut dr. Kartika Mayasari dari KlikDokter, banyak dari kelompok lansia yang mengalami penurunan selera makan. Akibatnya, asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh pun menjadi lebih sedikit. Hal ini bisa terjadi karena metabolisme yang semakin melambat.
Ada juga beberapa alasan lain mengapa lansia mengalami penurunan selera makan. Mulai dari penurunan fungsi dari indra penciuman, perasa, hingga indra penglihat.
“Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi setiap hari, sembelit atau gangguan kesehatan pada mulut juga dapat menjadi penyebab menurunnya selera makan mereka,” jelas dr. Kartika lebih lanjut.
Walaupun penurunan selera makan adalah hal yang normal terjadi pada lansia, kondisi tersebut tidak boleh berlangsung terlalu lama. Agar lansia tidak mudah terserang berbagai macam penyakit, kebutuhan gizi harus tetap tercukupi.
Bagi para lansia, penting untuk memerhatikan makanan yang perlu dikonsumsi. Namun ternyata, beberapa jenis makanan justru harus dihindari oleh kaum lansia agar kesehatannya tetap terjaga.
Berikut beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh kaum lansia:
-
Taoge
Kecambah, sayuran serta biji-bijian menyediakan berbagai macam asupan nutrisi, vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan. Meski demikian, terdapat pengecualian untuk taoge. Sayuran ini berbahaya bagi lansia karena merupakan tempat berkembang biak bakteri sumber penyakit.
Ketika benih bertunas, mereka dapat menumbuhkan bakteri seperti Salmonella dan E. coli, yang kemudian terperangkap di dalam biji. Jika lansia mengonsumsi biji yang terkontaminasi, ia bisa mengalami kondisi yang berbahaya seperti pneumonia atau penurunan berat badan.
Untuk mendapatkan semua manfaat kecambah tanpa merasa perlu khawatir akan bahaya bakteri, lansia harus mengonsumsi banyak sayuran hijau. Kale dan bayam adalah contoh sayuran hijau yang bisa dikonsumsi lansia.
-
Daging mentah
Beberapa hidangan daging mentah dianggap enak, baik itu daging merah hingga ikan laut. Sayangnya, jenis makanan ini harus dihindari lansia, karena daging mentah kerap mengandung bakteri jahat yang seharusnya mati saat dimasak sampai matang.
Paparan bakteri berbahaya dalam daging mentah dapat membuat lansia terkena gangguan kesehatan. Alih-alih makan daging mentah, para lansia sebaiknya memilih untuk mengonsumsi daging putih tanpa lemak seperti ayam dan ikan laut yang dimasak hingga matang.
-
Susu yang tidak dipasteurisasi
Susu yang tidak dipasteurisasi sering dipuja sebagai menu sehat karena kadar mineralnya yang utuh. Sayangnya, para lansia harus menghindari minuman ini.
Jenis susu yang tidak melalui proses pasteurisasi berisiko mengandung bakteri lebih tinggi daripada susu yang dipasteurisasi. Perlu dicatat, susu dipanaskan terlebih dahulu untuk membunuh bakteri berbahaya dan menjaganya agar tetap aman untuk dikonsumsi.
-
Makanan rendah lemak
Perang melawan lemak telah berlangsung selama bertahun-tahun. Tak sedikit orang yang benar-benar menghindari lemak sama sekali atas nama kesehatan. Padahal, menghindari makanan dengan lemak (yang sehat) bukanlah hal yang bijak.
Lemak sehat, seperti yang ditemukan pada ikan, kacang, dan minyak zaitun, memiliki manfaat melindungi jantung. Selain itu, lemak sehat juga dapat membantu lansia terhindar dari banyak penyakit.
Oleh sebab itu, penting untuk memilih asupan makanan yang mengandung lemak sehat –seperti susu dan yoghurt. Lemak sehat ini menawarkan perlindungan otak, sendi dan merupakan cadangan energi untuk tubuh.
Fungsi organ tubuh yang semakin menurun membuat lansia rentan terserang berbagai penyakit. Agar tetap sehat, penting bagi lansia untuk memerhatikan makanan yang dikonsumsi. Menghindari jenis-jenis makanan di atas dapat membantu para lansia tetap bugar dan sehat. Selamat Hari Lansia Sedunia!
[NP/ RH]