Setelah memasuki masa lansia, seseorang sering kali menjadi pasif karena tidak bisa melakukan kegiatan yang dulu diminati, seperti berwisata atau traveling. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh keterbatasan tenaga, biaya dan lain-lain.
Padahal, melakukan perjalanan wisata memiliki segudang manfaat yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental lansia. Berikut ini adalah beragam manfaatnya.
Wisata untuk kesehatan mental
James Sand dari South Coast Institute for Applied Gerontology pernah meneliti 112 wanita yang berusia 65-93 tahun. Hasilnya, ia menemukan hubungan antara rutinitas hidup dengan penurunan fungsi intelektual.
Nah, supaya fungsi intelektual lansia tetap terjaga seperti di masa muda, maka berliburlah! Karena berlibur bisa membuang segala kejenuhan hati dan pikiran penyebab stres hingga depresi.
Sementara itu, makalah yang berjudul Destination Healthy Aging: The Physical, Cognitive and Social Benefits of Travel yang dilansir dari Care 2 melaporkan bahwa melakukan beragam aktivitas seperti menjelajahi kota baru, menjelajahi museum, melakukan percakapan dengan orang-orang baru, mempraktikkan bahasa baru, dan melihat pemandangan dapat membuat otak lansia aktif kembali.
Hal ini tentunya bisa membuat seseorang kembali bahagia ketimbang hanya duduk diam di rumah secara terus-menerus.
Sebaliknya, bila Anda termasuk lansia yang masih aktif di usia senja, seperti gemar mengikuti berbagai acara sosial, profesional, serta keluarga dan merasa butuh rehat, berwisata bisa jadi kegiatan relaksasi yang menyenangkan.
Manfaat traveling untuk kesehatan fisik
Lansia juga bisa mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik saat traveling, khususnya saat berjalan kaki. Sebuah berita di Amerika Serikat pernah melaporkan bahwa saat pergi melancong, turis umumnya berjalan hingga 10 mil sehari. Hal tersebut mustahil terjadi bila Anda tidak memutuskan untuk berlibur, bukan?
Berjalan kaki memiliki sejumlah manfaat, antara lain melawan gen yang memicu terjadinya obesitas, mengurangi risiko terjadinya kanker payudara, mengurangi nyeri sendi, dan mencegah penyakit kronis lainnya.
American Cancer Society mengungkap bahwa wanita yang memiliki kebiasaan berjalan kaki selama tujuh jam atau lebih dalam seminggu memiliki risiko kanker payudara 14 persen lebih rendah ketimbang wanita yang hanya berjalan kaki sekitar 3 jam dalam seminggu.
Sementara itu, dengan membiasakan sendi untuk terus bergerak, sendi menjadi terlumasi (lubricated), otot-otot yang biasanya digunakan untuk berjalan pun menjadi semakin kuat.
Sebuah penelitian yang dilakukan New York State University juga melaporkan, pria yang menyempatkan waktu untuk liburan bisa mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung sebanyak 30 persen.
Tips wisata untuk lansia
Mengetahui manfaat dari traveling pasti membuat Anda semangat untuk segera pergi berpetualang, termasuk bagi Anda para lansia. Meski begitu, lakukanlah tips aman berwisata ala lansia di bawah ini agar momen jalan-jalan Anda lancar tanpa hambatan.
- Rajinlah merawat diri sebelum, selama, dan setelah melakukan perjalanan.
- Periksa kesehatan secara menyeluruh ke dokter sebelum berangkat.
- Beritahukan kepada dokter dan kerabat Anda mengenai tujuan atau tempat berlibur, dan dengan siapa Anda pergi.
- Dapatkan vaksin pencegahan bila perlu.
- Lengkapilah persediaan obat pribadi Anda dan jangan lupa dibawa.
- Ambil asuransi perjalanan.
- Jangan memaksakan diri terlalu keras karena tujuan traveling Anda adalah untuk bersantai.
- Ketahuilah rumah sakit terdekat yang berada di kota tujuan Anda. Jangan lupa untuk catat nomornya.
- Ajaklah orang yang Anda percayai untuk berjaga-jaga.
Meski destinasi wisata Anda tidak terlalu jauh, jangan abaikan berbagai tips di atas, terutama bila Anda sudah memasuki masa lansia. Tetaplah menjaga kesehatan dan keamanan diri agar momen jalan-jalan Anda tetap nyaman dan seru. Jangan lupa juga untuk abadikan momen bahagia Anda di sana, dan selamat berlibur!
[NP/ RVS]