Hilang ingatan atau amnesia bisa terjadi pada siapa pun karena berbagai alasan. Kalau cuma sesaat, tidak terlalu masalah. Namun kalau sampai hilang ingatan permanen, itu sangat berbahaya. Oleh sebab itu, mari ketahui berbagai penyebab seseorang bisa mengalami hilang ingatan.
Penyebab hilang ingatan yang paling sering adalah benturan. Maka dari itu, jika Anda mengalami benturan keras di kepala, lalu lupa akan beberapa hal, Anda perlu mendapat penanganan khusus. Biasanya, akan dilakukan skrining pada otak.
Selain itu, menurut dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, penyakit tertentu seperti Alzheimer juga bisa membuat seseorang hilang ingatan. Sebagaimana diketahui, Alzheimer merupakan salah satu masalah demensia atau menurunnya fungsi otak.
Alasan Lain Penyebab Hilang Ingatan
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya masih ada banyak penyebab lain yang bisa membuat seseorang hilang ingatan, yakni:
-
Kurang tidur
Pertama, akan lebih sulit untuk mengingat berbagai hal ketika Anda kurang atau belum tidur. Kedua, tidur bisa memperkuat ikatan antara sel-sel otak yang membantu Anda mengingat untuk jangka panjang. Terakhir, akan lebih sulit untuk membentuk ingatan sejak awal ketika pikiran Anda "mengembara" karena kurang tidur.
-
Obat-obatan tertentu
Obat-obatan yang bersifat menenangkan, seperti obat tidur dan obat penenang, dapat melemahkan ingatan. Hanya saja, efek hilang ingatan tidak bisa disamaratakan pada semua orang. Bisa saja ada orang lain yang merasakan efek berbeda.
-
Diabetes
Orang dengan penyakit ini lebih cenderung mengembangkan masalah memori, termasuk demensia. Gula darah tinggi bisa saja merusak pembuluh darah kecil di otak yang disebut kapiler. Akan tetapi, para ilmuwan masih terus mempelajari masalah ini.
-
Usia
Daya ingat memang cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Jika mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, dokter menyebutnya sebagai demensia.
Faktor genetik cukup berperan dalam menyebabkan demensia. Namun tak hanya itu, masih ada faktor-faktor lain seperti diet, olahraga, kehidupan sosial, serta penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
-
Stroke
Stroke menghentikan aliran darah ke bagian otak. Setelah itu, jaringan otak yang rusak dapat membuat penderitanya sulit berpikir, berbicara, mengingat, atau memperhatikan. Kondisi ini disebut sebagai demensia vaskular.
Kondisi tersebut juga dapat terjadi pada penderita stroke ringan. Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko stroke seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan demensia vaskular.
-
Merokok
Kebiasaan merokok dapat menyusutkan bagian otak yang membantu Anda berpikir dan mengingat berbagai hal. Hal ini juga meningkatkan risiko demensia, sebab rokok terbukti buruk bagi pembuluh darah. Selain itu, kebiasaan merokok jelas meningkatkan risiko stroke, yang dapat merusak otak dan menyebabkan demensia vaskular.
-
Penyakit jantung
Plak yang menumpuk di arteri akan memperlambat aliran darah ke otak dan organ lain. Hal ini disebut aterosklerosis. Pada akhirnya, keadaan tersebut juga dapat mempersulit seseorang dalam berpikir jernih dan mengingat berbagai hal.
-
Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko masalah memori, termasuk demensia. Kemungkinan besar karena penyakit tersebut dapat merusak pembuluh darah kecil di otak. Sehingga, dapat menimbulkan kondisi lain seperti stroke yang menyebabkan demensia.
-
Depresi dan kecemasan
Sering kali, lebih sulit untuk berkonsentrasi atau mengingat hal-hal tertentu jika Anda cemas atau tertekan. Bicaralah dengan dokter atau terapis jika kecemasan atau depresi sudah mengganggu kemampuan dalam berpikir.
-
Kegemukan
Jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 di usia paruh baya, Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami demensia di kemudian hari. Lalu, kelebihan berat badan juga membuat penyakit jantung lebih mungkin terjadi, yang terkadang juga menyebabkan penurunan fungsi otak dan masalah memori.
Kondisi hilang ingatan atau amnesia, apalagi yang bersifat permanen, tentu berbahaya dan perlu diketahui penyebabnya. Untuk mencegahnya, jalani pola hidup sehat dan jaga kondisi tubuh tetap baik.
[MS/RN]