Anoreksia merupakan gangguan makan yang ditandai dengan turunnya berat badan, badan sangat kurus, disertai keyakinan bahwa dirinya gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus. Sebagian besar orang dengan anoreksia tak menyadari dirinya sakit. Biasanya kondisi anoreksia disadari oleh orang-orang terdekatnya.
Berikut ini adalah beberapa tanda seseorang mengalami anoreksia.
- Mengalami penurunan berat badan yang drastis (lebih dari 4 kilogram dalam 1 bulan)
- Memikirkan berat badan, kalori, kandungan lemak,dan jenis diet secara terus-menerus
- Sering berkomentar bahwa dirinya gemuk meskipun berat badan sudah turun drastis
- Tidak pernah merasa lapar
- Berolahraga secara berlebihan tanpa makan yang cukup
- Merasa tersinggung atau tidak percaya diri jika seseorang mengomentari berat badannya
- Tidak memiliki banyak teman dekat
- Sensitif dan cenderung tertutup
Dari penampilan fisiknya, umumnya orang dengan anoreksia memiliki kulit yang kering, kuku mudah patah, rambut tipis dan mudah patah, gigi kecokelatan atau berlubang, terlihat kedinginan, serta mudah sakit.
Lebih lanjut, anoreksia bukanlah sekadar masalah psikis dan berat badan. Secara jangka panjang, anoreksia menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Di antaranya adalah:
1. Gagal jantung dan gangguan irama jantung
Orang dengan anoreksia mengonsumsi lebih sedikit kalori dibandingkan yang seharusnya. Untuk mengompensasi hal ini, tubuh akan ”memecah” otot menjadi sumber kalori untuk beraktivitas. Otot jantung merupakan salah satu otot yang terpengaruh akan hal ini. Fungsi jantung dalam memompa darah menjadi tidak optimal. Akibatnya gagal jantung yang ditandai dengan sesak napas dan penumpukan cairan di berbagai organ tubuh bisa terjadi.
Selain itu, penderita anoreksia juga umumnya mengalami kekurangan kalium. Padahal kalium sangat penting untuk membantu jantung berdenyut dengan teratur. Kekurangan kalium pada penderita anoreksia rentan menyebabkan gangguan irama jantung.
2. Gastroparesis
Gastroparesis merupakan gangguan lambung yang ditandai dengan masalah kontraksi otot lambung. Kondisi ini menyebabkan gejala berupa sakit perut, perut terasa penuh, kembung, mual, dan muntah. Selain itu, jika gangguan kontraksi terjadi di usus, sumbatan di usus yang memerlukan tindakan operasi juga bisa terjadi.
3. Gangguan otak dan saraf
Pada tahap awal, kekurangan energi dan protein yang dialami orang dengan anoreksia dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi. Selanjutnya, gangguan saraf berupa rasa baal serta kesemutan pada tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya bisa terjadi.
Jika aliran darah makin terganggu, orang dengan anoreksia bisa mengalami pusing atau pingsan berulang. Tak hanya itu, saat sedang tidur, kejadian henti napas bisa terjadi sewaktu-waktu akibat gangguan kerja otak.
4. Haid tidak teratur dan gangguan kesuburan
Anoreksia menyebabkan gangguan keseimbangan hormon. Pada wanita, hormon kesuburan seperti estrogen dan progesteron akan terganggu. Hal ini menyebabkan haid menjadi tidak teratur, serta ovulasi tidak terjadi. Pada pria, produksi sperma pun akan terpengaruh. Terganggunya hormon kesuburan juga menyebabkan tulang menjadi rapuh, sehingga rentan mengalami osteoporosis.
Gangguan makan anoreksia bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu sangat penting untuk menangani gangguan makan ini dengan baik. Untuk mengobati anoreksia, konsultasi dengan psikiater perlu dilakukan karena anoreksia juga termasuk ke dalam gangguan mental.
[RS/ RVS]