Keluhan pada rambut, seperti rambut rontok atau rambut mudah patah sering dianggap hal biasa. Namun, sebenarnya kalau terjadi secara berkepanjangan, perlu diwaspadai! Tahukah Anda, kondisi rambut bisa deteksi adanya gangguan kesehatan lho. Berikut ini enam tanda gangguan kesehatan yang dapat dideteksi dari rambut.
1. Gangguan Hormon Tiroid
Penyakit ini bisa berupa kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Biasanya, masalah kesehatan ini dapat menyebabkan kerontokan rambut. Karena, hormon tiroid berperan dalam menumbuhkan dan menjaga kekuatan akar rambut.
Umumnya, penderita gangguan tiroid juga mengalami gangguan kesuburan atau siklus haid yang tidak teratur. Nah, gejala lain hipotiroid adalah mudah merasa kedinginan, berat badan bertambah meski tidak makan banyak, mudah lelah, kulit kering, sering sembelit, dan suasana hati cenderung dalam keadaan depresi.
Sebaliknya, gejala hipertiroid biasanya berupa mudah berkeringat, berat badan menurun, sulit tidur, tremor, jantung berdebar, dan frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya.
Artikel Lainnya: 5 Cara Ampuh untuk Dapatkan Rambut Panjang dan Sehat
2. Alopecia Areata
Penyakit alopecia areata ditandai dengan kerontokan rambut yang khas. Rambut rontok yang menyebabkan kebotakan berbentuk koin uang di kepala. Bukan hanya di kepala, penyakit ini juga bisa menyebabkan kebotakan di alis dan janggut.
Kebotakan rambut akibat alopecia areata dapat terjadi secara mendadak, dan bisa juga terjadi perlahan dalam beberapa minggu. Penyakit ini merupakan jenis penyakit autoimun. Namun, mekanisme penyebabnya belum dapat dijelaskan hingga saat ini.
3. Vitiligo
Vitiligo merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gangguan produksi pigmen yang mewarnai kulit. Akibatnya, kulit menjadi berwarna lebih muda. Perubahan warna tersebut umumnya tidak terjadi pada seluruh bagian tubuh, melainkan berupa bercak-bercak di beberapa bagian tubuh.
Penyakit ini juga menyebabkan gejala pada rambut berupa perubahan warna menjadi abu-abu atau putih. Warna rambut yang berubah ini bukan hanya di kepala, tetapi juga alis, bulu mata, janggut, atau rambut di daerah tangan dan kaki. Selain itu, vitiligo juga bisa menyebabkan kerontokan rambut.
Artikel Lainnya: Rambut Menipis, Atasi dengan Cara Ini
4. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
SLE atau penyakit lupus adalah penyakit autoimun yang menyerang berbagai organ tubuh. Meski gejala pada rambut bukanlah keluhan utamanya, rambut rontok dapat menjadi tanda awal penyakit ini. Kerontokan rambut yang dialami penderita lupus bisa tumbuh kembali, tapi bisa juga meninggalkan kebotakan permanen.
Selain itu, gejala lain yang sering dialami ialah rasa lelah berlebihan, nyeri dan bengkak pada sendi-sendi, adanya ruam kemerahan di daerah pipi dan hidung, dan kulit memerah bila terpapar sinar matahari. Lalu, demam naik turun, sering sariawan di mulut, anemia, dan bengkak-bengkak di daerah tungkai bawah juga kerap terjadi.
5. Infeksi Jamur
Penyakit infeksi jamur yang disebut tinea capitis menyerang rambut dan kulit kepala. Rambut bisa menjadi rontok atau mudah patah. Selain itu, gejala yang umumnya dirasakan paling mengganggu dari penyakit ini adalah gatal pada kulit kepala.
Dalam sebagian kasus, tinea kapitis juga menyebabkan luka dan borok pada kulit kepala. Untuk mengobati penyakit ini, dibutuhkan pengobatan dengan tablet anti-jamur selama beberapa minggu.
6. Dermatitis Seboroik
Ketombe yang membandel adalah salah satu gejala dermatitis seboroik. Perbedaannya dengan ketombe biasa adalah pada dermatitis seboroik umumnya berwarna kekuningan dan berminyak.
Selain itu, umumnya ketombe akibat penyakit ini tak membaik dengan penggunaan sampo anti-ketombe. Hingga kini, penyebab dermatitis seboroik belum diketahui dengan jelas. Namun, diduga berkaitan dengan adanya jamur, gangguan sistem imun, dan stres.
Jadi, jangan sepelekan bila tiba-tiba ada keluhan tidak biasa pada rambut. Bisa jadi hal itu menjadi tanda adanya gangguan kesehatan! Konsultasikan dengan dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Agar lebih mudah tanya-tanya sama dokter, pakai fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter!
(FR/AYU)