Kacang merupakan salah satu jenis makanan yang cukup mudah Bunda dapatkan. Kacang dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, baik sebagai kacang utuh maupun dalam bentuk olahan seperti kue, campuran masakan, selai, hingga saus.
Rasanya yang enak dan kandungannya yang sangat bergizi membuat hampir setiap orang menyukai jenis makanan ini. Namun, tahukah Bunda bahwa tidak semua anak bisa mengonsumsi kacang bahkan ketika mereka menyukainya?
Sekilas Tentang Alergi Kacang
Ya, beberapa anak memiliki alergi terhadap kacang. Hal itu membuat mereka harus membatasi diri dalam mengonsumsi kacang atau bahkan tidak makan kacang sama sekali.
Alergi kacang bukanlah hal yang jarang kita temukan. Berdasarkan data Food Allergy Research and Education (FARE), terdapat 8 persen anak-anak yang mengalami alergi terhadap kacang, dua kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Dan jumlah penderitanya meningkat tiga kali lipat dalam hampir tiga dasawarsa terakhir.
Berbeda dengan berbagai jenis alergi lainnya, seperti alergi susu dan telur yang akan menghilang saat usia bertambah, sebanyak 80 persen anak yang mengalami alergi kacang biasanya akan terus memilikinya hingga dewasa.
Ketika si Kecil memiliki alergi terhadap kacang, sistem pertahanan tubuhnya salah dalam mengidentifikasi kacang sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh.
Jika si Kecil mengonsumsi kacang, sistem pertahanan tubuhnya dengan segera menyerang zat kacang ini dan melepaskan senyawa kimia bernama histamin. Histamin inilah yang bertanggung jawab terhadap berbagai gejala alergi yang dirasakan oleh si Kecil.
Gejala yang dapat muncul saat si Kecil mengalami reaksi alergi sangatlah bervariasi dan melibatkan banyak sistem organ di dalam tubuh mereka. Beberapa gejala tersebut bisa berupa:
- Kulit: kemerahan, bengkak, dan gatal
- Mata: gatal pada mata dan meningkatnya produksi air mata
- Hidung: beringus dan bersin-bersin
- Tenggorokan: nyeri dan bengkak pada tenggorokan
- Sistem pencernaan: mual, muntah, dan diare
- Syok anafilaksis: sulit bernapas, tekanan darah menurun, hilangnya kesadaran, hingga kematian
Apa yang Harus Dihindari Ketika si Kecil Alergi Kacang?
Cara terbaik untuk mencegah terjadinya reaksi alergi adalah hindarkan si Kecil dari mengonsumsi kacang dan berbagai jenis makanan yang mengandung kacang.
Karena itu, Bunda betul-betul memerhatikan makanan apa yang si Kecil makan karena ada begitu banyak makanan yang mengandung kacang. Jika si Kecil mengonsumsi makanan kemasan, harap cermati komposisi makanan tersebut.
Ingatlah juga bahwa apabila si Kecil memiliki alergi kacang, maka ia mempunyai risiko yang lebih besar untuk alergi terhadap berbagai jenis kacang pohon lainnya, seperti kacang almond, kacang mete, dan kacang Brasil.
Untuk menentukan apakah si Kecil juga memiliki alergi terhadap kacang pohon tersebut, diperlukan pemeriksaan alergi oleh dokter.
Ada banyak jenis makanan di Indonesia yang mengandung kacang dan kacang pohon. Sate, lalapan, sanggara balanda, berbagai tumis-tumisan, hingga beberapa jenis kue adalah contohnya.
Amankah si Kecil Minum Susu Kedelai?
Lalu, apakah aman bagi si Kecil untuk minum susu kedelai?
Ya, tentu saja aman. Walaupun kacang dan kedelai berasal dari keluarga yang sama, si Kecil belum tentu memiliki alergi terhadap kedelai ketika mereka alergi kacang. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu khawatir jika si Kecil minum susu kedelai.
Itulah berbagai penjelasan terkait alergi kacang. Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar alergi kacang, silakan berkonsultasi dengan dokter melalui Live Chat di aplikasi KlikDokter. Yuk, unduh sekarang juga!
[RS]