Seorang pria asal Korea Selatan dilaporkan meninggal dunia setelah terinfeksi amoeba pemakan otak. Pria berusia 50 tahun itu baru saja tiba di negaranya. Sebelumnya, korban menetap di Thailand selama empat bulan.
Setibanya di Korsel, dia mengalami sejumlah gejala, seperti sakit kepala, demam, muntah, leher kaku, dan bicara cadel. Setelah dirawat selama 10 hari, korban akhirnya meninggal dunia.
Hasil tes genetik menemukan bahwa pria itu positif terinfeksi ameba pemakan otak. Apa itu amoeba pemakan otak dan bagaimana cara penyebarannya? Baca tuntas ulasan di bawah ini, ya!
Apa Itu Amoeba Pemakan Otak?
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, ameba pemakan otak alias Naegleria fowleri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas di tanah dan air tawar hangat, seperti sungai, danau, maupun mata air panas.
Bentuk ameba pemakan otak sangat kecil sehingga penampakannya hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Selain itu, ciri amoeba pemakan otak adalah menyukai panas (termofilik). Karena itu, mikroorganisme ini bisa tumbuh subur di lingkungan air hangat maupun di dalam tubuh manusia.
Naegleria fowleri tumbuh paling baik pada suhu tinggi hingga mencapai 46 derajat Celcius. Bahkan, pada suhu yang lebih tinggi, ameba pemakan otak sanggup bertahan hidup meski dalam waktu yang singkat.
Nah, infeksi amoeba pemakan otak terjadi ketika air yang mengandung Naegleria fowleri masuk melalui hidungmu. Kamu bisa mengalami gejala awal, berupa sakit kepala, demam, mual, dan muntah. Infeksi amoeba pemakan otak juga bisa bikin kamu tidak sadarkan diri hingga mengalami koma.
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, hal ini disebabkan infeksi Naegleria fowleri merusak jaringan otak.
“Bahkan, kebanyakan infeksi amoeba pemakan otak menyebabkan kematian. Progres penyakitnya juga cepat, rata-rata penderitanya meninggal di hari ke-5 setelah gejalanya muncul,” ujar dr. Devia.
Artikel Lainnya: Tingkatkan Kemampuan Otak dengan Kebiasaan Sehari-hari Ini!
Cara Penyebaran Amoeba Pemakan Otak
Sejumlah aktivitas bisa bikin kamu rentan kena serangan amoeba pemakan otak. Aktivitas yang dimaksud, seperti berenang di air tawar dan kolam renang yang memiliki kadar klorin rendah. Membersihkan hidung pakai air keran yang terkontaminasi Naegleria fowleri juga bisa picu infeksi.
Berikut sejumlah jalur penyebaran Naegleria fowleri yang perlu kamu waspadai:
1. Air Tawar
Kamu berisiko terinfeksi Naegleria fowleri ketika berenang, menyelam, atau memasukkan kepala ke danau, sungai, maupun mata air panas. Soalnya, ameba pemakan otak tumbuh subur di lingkungan air tawar yang hangat.
Ketika air yang mengandung ameba masuk melalui hidung, naegleria fowleri akan berjalan dari hidung ke otak. Kemudian, mikroorganisme ini akan menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi otak berat yang disebut primary amebic meningoencephalitis.
Primary amebic meningoencephalitis adalah infeksi sistem saraf pusat yang sangat serius dan nyaris selalu berakibat fatal. Karena itu, risiko kamu mengalami kematian setelah terinfeksi amoeba pemakan otak lebih dari 97 persen. Bahkan, kematian bisa terjadi sekalipun kamu memperoleh pengobatan.
2. Air Keran
Kamu bisa kena serangan amoeba pemakan otak ketika membersihkan hidung pakai air keran yang terkontaminasi Naegleria fowleri. Hal ini umumnya terjadi ketika menjalani praktik keagamaan atau membilas saluran hidung untuk mengobati sinusitis.
3. Kolam Renang dengan Klorin Rendah
Meski sangat sangat jarang terjadi, kamu bisa saja terinfeksi amoeba pemakan otak ketika berenang di kolam renang dengan kadar klorin yang rendah atau tidak mengandung klorin sama sekali.
Naegleria fowleri lebih sensitif terhadap disinfektan seperti klorin. Ketika kadar klorin di dalam kolam renang tidak tepat, ameba bisa hidup dan berisiko menyebabkan infeksi pada manusia.
Artikel Lainnya: Inilah Bahayanya Berenang di Kolam Berklorin
Shin Ho-joon, ahli mikrobiologi dari Ajou University, Korea Selatan, mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi amoeba pemakan otak memiliki kemungkinan bertahan hidup sangat kecil. Soalnya, perkembangan infeksi Naegleria fowleri sangat pesat.
Agar terhindar dari infeksi amoeba pemakan otak, dr. Devia menyarankan untuk menghindari berenang di sungai atau perairan hangat. Jika harus melompat dan berenang di perairan hangat, #JagaSehatmu dengan memakai penutup hidung.
Bila ingin membersihkan lubang hidung, gunakan air bersih yang sudah direbus. Cairan steril pencuci hidung seperti NaCl juga bisa jadi pilihan.
Hubungi dokter jika kamu baru saja berenang di perairan hangat dan merasakan gejala mirip infeksi amoeba pemakan otak. Lebih praktis, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2022. Naegleria Fowleri-Primary Amebic Meningoencephalitis-Amebic Encephalitis General Information
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Brain-Eating Amoeba