Resistensi antibiotik telah menjadi salah satu masalah global dan mendapat perhatian khusus di dunia kesehatan dalam beberapa tahun terakhir ini. Mari mengenal masalah ini lebih baik agar masyarakat dapat ikut berperan optimal dalam mencegah resistensi antibiotik terjadi semakin berat.
Resistensi antibiotik dalam dunia kesehatan
Seluruh pihak dalam dunia kesehatan telah diminta untuk memperhatikan masalah pemberian antibiotik dan resistensi antibiotik. Kedua masalah ini menjadi sorotan beberapa tahun belakangan ini. Para tenaga kesehatan diimbau untuk memberikan antibiotik dengan tepat, sesuai dengan rekomendasi dari lembaga dan perhimpunan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan kekebalan antibiotik yang dapat terjadi jika antibiotik digunakan secara sembarangan.
Penggunaan antibiotik secara sembarangan, tanpa indikasi yang tepat, dan dosis yang tidak sesuai rentan mengakibatkan kuman penyebab infeksi menjadi kebal, sehingga tidak lagi dapat ditangani oleh antibiotik tersebut. Akibat lainnya adalah, jika akhirnya penderita infeksi sembuh, akan diperlukan antibiotik yang lebih kuat dan lebih mahal untuk mengatasi penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman yang sama yang telah menyerang sebelumnya.
Hal ini menyebabkan para ahli di dunia kesehatan semakin gencar dalam menggaungkan rekomendasi untuk lebih bijaksana dalam menggunakan antibiotik. Jika kebiasaan sembarangan memberikan antibiotik sering terjadi, bakteri dapat terus beradaptasi sehingga akan kebal terhadap antibiotik yang paling kuat.
Dunia kesehatan dapat dihadapkan pada situasi “kehabisan antibiotik”, yaitu tidak adanya lagi kelompok antibiotik yang dapat digunakan untuk mengatasi dan mengobati suatu infeksi karena bakteri yang ada telah kebal terhadap semua antibiotik yang telah ditemukan di dunia.
Membeli dan mengonsumsi sendiri
Untuk itu, para ahli di dunia kesehatan juga menganjurkan agar masyarakat awam tidak sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa diagnosis yang tepat dari dokter. Diagnosis mengenai kecurigaan penyebab infeksi perlu terlebih dahulu ditegakkan oleh tenaga kesehatan.
Jika infeksi disebabkan oleh virus atau jamur maka penggunaan antibiotik tidak terlalu berperan. Beberapa infeksi virus bahkan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penggunaan antibiotik.
Masyarakat awam juga diimbau untuk tidak menghentikan sendiri pengobatan antibiotik jika sudah merasa lebih enak. Hal ini terkait dengan fakta bahwa diperlukan dosis tertentu di dalam darah untuk dapat membunuh seluruh bakteri yang pada saat itu menginfeksi tubuh penderita. Jika dosis tidak tercapai dan bakteri tidak terbunuh seluruhnya, dapat terjadi kekebalan antibiotik pada bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut.
Selain menggunakan antibiotik dengan bijaksana, mencegah resistensi antibiotik dapat dilakukan dengan meminimalkan terjadinya infeksi. Salah satu caranya adalah dengan selalu mencuci tangan dengan baik dan benar setiap setelah selesai beraktivitas, antara lain sebelum makan, sebelum menyentuh hidung-mata-mulut, setelah selesai dari toilet, dan setelah batuk dan bersin. Selain itu, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter ketika akan mengonsumsi antibiotik. Dengan demikian, Anda telah berpartisipasi dengan seluruh praktisi kesehatan dalam mencegah resistensi antibiotik.
[HNS/ RVS]