Olahraga kardio baik untuk kesehatan jantung, termasuk lari, berenang, bersepeda, dan lain sebagainya. Lari kini menjadi olahraga yang sangat digemari masyarakat. Berbagai event lari maraton pun digelar untuk memenuhi animo masyarakat.
Untuk mengikuti lomba lari marathon perlu persiapan yang saksama. Karena jika Anda hanya ikut-ikutan dan tidak melakukan persiapan dengan benar, olahraga yang seharusnya menyehatkan justru rentan memicu gangguan kesehatan.
Berbeda dengan lari biasa
Lari maraton dengan jarak tempuh sejauh 42 km sebenarnya sudah terkenal sejak dulu. Namun, ajang lomba lari maraton di Jakarta baru dimulai pada tahun 2013. Olahraga ini termasuk berat untuk dilakukan. Pelari jarak jauh seperti 5km atau 10 km bahkan belum tentu bisa melakukannya.
Persiapan lari maraton pun berbeda dengan persiapan lari biasa. Selain harus menjalani latihan secara rutin, pelari maraton juga harus menjaga pola makan. Latihan yang rutin tersebut akan meningkatkan daya tahan tubuh (edurance), sehingga pelari dapat menempuh jarak jauh.
Bahaya yang mengintai
Lari jarak jauh dipercaya baik untuk kesehatan tubuh. Meski olahraga lari telah dipercaya mampu menguatkan dan menyehatkan jantung, lari maraton justru rentan berdampak pada fungsi jantung dan organ tubuh lainnya. Oleh karena itu Anda memerlukan persiapan yang matang sebelum mengikuti ajang lari jenis ini.
Berikut ini iadalah risiko gangguan kesehatan yang dapat terjadi ketika melakukan lari maraton:
-
Penyakit jantung
Studi dari jurnal Circulation menemukan bahwa lari maraton dapat menyebabkan gangguan jantung. Lari maraton memang tidak akan menyebabkan sumbatan pembuluh darah jantung atau bocornya pembuluh darah. Namun, studi menemukan adanya enzim yang keluar dari membran jantung. Enzim tersebut biasanya juga akan keluar ketika terjadi stres yang signifikan terhadap jantung.
-
Gangguan pada ginjal
Saat berlari maraton, keseimbangan cairan tubuh tentunya akan terganggu. Ginjal merupakan organ yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, terutama air dan garam. Studi dari Yale University membuktikan bahwa 82 persen pelari maraton mengalami gagal ginjal akut tipe 1 setelah lari.
Gagal ginjal akut dapat berbahaya dan menyebabkan racun tubuh menumpuk pada darah. Akibatnya ginjal sulit untuk bekerja dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Akibatnya, terjadilah gangguan ginjal.
-
Dehidrasi
Cairan dalam tubuh membantu tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik. Keseimbangan cairan tubuh juga penting agar tubuh berfungsi secara normal. Saat melakukan olahraga, tubuh akan mengeluarkan cairan melalui keringat. Oleh sebab itu, ketika Anda melakukan olahraga intensif seperti lari maraton, dehidrasi atau kekurangan cairan bisa saja menyerang.
-
Kerusakan otot
Ketika berlari maraton, otot tubuh menjadi kaku dan juga mengeluarkan enzim sebagai penanda adanya kerusakan yang terjadi. Selain itu, peradangan juga akan terjadi setelah olahraga yang berat.
Kerusakan otot dan peradangan yang terjadi saat Anda berlari maraton bahkan dapat bertahan hingga tujuh hari. Sehingga, perbaikan otot dapat memakan waktu tiga hingga dua belas minggu. Meski demikian, latihan secara rutin dapat menurunkan peradangan yang mungkin terjadi.
-
Osteoartritis
Hubungan lari dan osteoartritis masih diperdebatkan. Secara umum, lari dengan intensitas sedang tidak akan menyebabkan osteoartritis. Bahkan, lari dapat menjaga sendi lutut dan pinggul bagi orang yang sehat. Namun, osteoartritis mudah terjadi pada orang yang pernah mengalami cedera sendi.
Pemakaian berlebihan pada sendi yang telah cedera sering dilakukan oleh para atlet lari jarak jauh. Hal ini yang kemudian menimbulkan risiko osteoartritis. Selain itu, pada orang yang memiliki berat badan berlebih, olahraga lari juga dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi, sehingga memunculkan gangguan kesehatan.
Olahraga lari memang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan jantung. Namun, sebelum melakukan lari maraton, sebaiknya Anda melakukan latihan secara reguler dimulai dari jarak yang dekat terlebih dahulu. Agar lebih aman, Anda juga dapat berkonsultasi dulu ke dokter untuk menghindari munculnya gangguan kesehatan lain.
[NP/ RVS]