Fenomena superbug muncul di India pada Oktober 2022. Kondisi ini ditemukan pada kalangan pasien rawat jalan yang mengalami penyakit infeksi akibat bakteri, seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih.
Lalu, apa itu superbug? Bisakah infeksi ini diobati dan dicegah? Baca tuntas ulasan di bawah ini, ya!
Penyebab Superbug
Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, superbug adalah strain bakteri dan jamur yang kebal atau resisten terhadap sebagian jenis antibiotik dan antijamur.
Padahal, antibiotik adalah obat yang paling sering diresepkan untuk melawan penyakit infeksi akibat bakteri, seperti pada kasus radang tenggorokan, diare, atau infeksi telinga. Sementara antijamur adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur.
“Beberapa contoh superbug, termasuk bakteri resisten yang dapat menyebabkan infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan pneumonia,” ungkap dr. Theresia.
Adapun jamur yang bisa menjadi superbug, yaitu Candida auris. Ini adalah jamur yang menyebabkan infeksi pada mulut, kulit, dan kelamin. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi Candida auris dapat menimbulkan kematian.
Setiap bakteri dan jamur sebenarnya berpotensi berubah menjadi superbug. Infeksi superbug makin umum terjadi karena penggunaan antibiotik dan antijamur yang tidak tepat.
Contohnya ketika kamu minum antibiotik ataupun antijamur untuk mengatasi infeksi virus saat terkena flu. Antibiotik dan antijamur jelas tidak dapat menghancurkan virus.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru mematikan berbagai macam bakteri di dalam tubuh kamu, termasuk bakteri baik yang membantu tubuh mencerna makanan, melawan infeksi, dan mendukung kesehatan tubuh.
Kondisi serupa juga bisa terjadi ketika kamu tidak menghabiskan seluruh antibiotik maupun antijamur yang diresepkan dokter sehingga bakteri dan jamur tidak sepenuhnya mati.
Bakteri dan jamur yang tersisa adalah strain yang telah berevolusi, beradaptasi, dan bertahan hidup dari antibiotik dan antijamur yang digunakan. Jamur dan bakteri superbug dapat terus berkembang dan menyebar sehingga obat-obatan menjadi kurang efektif untuk melawan bakteri dan jamur penyebab penyakit tertentu.
Oleh karena itu, makin sering kamu menggunakan antibiotik yang tidak sesuai resep, maka kamu makin rentan mengalami resistensi antibiotik dan resistensi antijamur sehingga mudah terinfeksi superbug.
Dokter There menambahkan superbug juga bisa terjadi akibat pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk, hidup atau bekerja dalam kondisi yang tidak bersih, dan pengolahan makanan yang tidak tepat.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Mengapa Anda Tidak Boleh Berbagi Antibiotik
Gejala Superbug
Pada sebagian orang, infeksi superbug tidak menimbulkan gejala sama sekali. Hal ini justru berbahaya karena ketika kamu terinfeksi superbug dan tidak mengalami gejala apa pun, tanpa disadari kamu bisa menularkannya kepada orang yang rentan.
Adapun infeksi bakteri dan jamur superbug yang menunjukkan gejala bisa memunculkan sejumlah tanda. Hal ini bergantung pada jenis bakteri dan jamur yang menyerang. Berikut sejumlah gejala superbug yang bisa dirasakan:
Pada dasarnya, gejala infeksi superbug hampir serupa dengan tanda infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejala infeksi superbug tidak bisa sembuh meski kamu menggunakan antibiotik dan obat antijamur.
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Bakteri Penyebab Diare
Cara Mencegah dan Mengatasi Infeksi Superbug
Berdasarkan jurnal The Lancet, infeksi superbug telah mengakibatkan 1,27 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2019.
Jika tidak segera diatasi, infeksi superbug bisa berpotensi menjadi pandemi. Kamu bisa membantu mencegah penyebaran kuman dan melindungi diri agar tidak terinfeksi superbug. Berikut upaya pencegahan superbug yang bisa dilakukan:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol
- Gunakan air bersih
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit
- Pastikan untuk memasak makanan hingga matang dan memisahkannya dengan makanan yang mentah
- Gunakan antibiotik dan antijamur sesuai dengan resep dokter
- Pastikan telah mendapat vaksin yang lengkap
- Lakukan seks yang aman dengan menggunakan kondom
Bila mencurigai terinfeksi superbug, segera hubungi dokter. Lebih praktis, konsultasikan pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Apabila kamu terinfeksi superbug, pengobatan akan disesuaikan dengan jenis bakteri atau jamur penyebab infeksi. Dokter mungkin akan mengirim sampel ke laboratorium untuk menentukan antibiotik atau antijamur yang efektif untuk melawan superbug.
Jika setelah mengonsumsi antibiotik dan antijamur gejala tidak kunjung membaik, hubungi rumah sakit terdekat.
Yuk, #JagaSehatmu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Pastikan pula untuk selalu mengonsumsi obat sesuai resep dokter agar terhindar dari bahaya superbug.
(ADT/NM)
- News in Health Spanyol. Diakses 2022. Stop the Spread of Superbugs
- The Lancet. Diakses 2022. Global burden of bacterial antimicrobial resistance in 2019: a systematic analysis
- CDC. Diakses 2022. Antibiotic Resistance Threats in The United States 2019